09. Haechan

320 63 5
                                    

Terik matahari mulai berada di atas kepala, siang hari ini ditemani dengan langit biru dan semilir angin sejuk, melupakan bahwa kini sudah tengah hari bolong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terik matahari mulai berada di atas kepala, siang hari ini ditemani dengan langit biru dan semilir angin sejuk, melupakan bahwa kini sudah tengah hari bolong. Bagaimana bisa hal ini sangat berbeda dengan suasana di kota sana? Jika berada disana, mungkin sekarang mereka akan terbakar oleh panasnya matahari. Entah mengapa hal ini sama sekali tidak menggangu mereka, ada perasaan yang menggebu-gebu saat memacu kuda.

Jangan lupakan posisi Jisung dan Yena yang kini tengah tertawa diatas kudanya. Tangan besar Jisung menarik tali membuat posisi keduanya semakin mendekat, mau tak mau yena sedikit merundukan tubuhnya agar Jisung merasa leluasa. Tiba-tiba saja Anna-kuda kesayangannya berhenti membuat Jisung dengan sigap menahan pinggang Yena, ia khawatir gadis mungil itu akan terjatuh karna terkejut.

Keduanya terdiam di posisi ini, entah mengapa tubuh mereka terasa begitu dekat, bahkan kini Yena dapat merasakan degupan jantung Jisung yang terdengar tak beraturan.

"Ehem!!by the way Sung, lo punya tugas apa disini?"

Yena mencoba untuk mencairkan suasana, Jisung memberi jarak untuk keduanya agar ia lebih leluasa menatap wajah cantik gadis di depannya ini.

"Tugas?? Ohhh....emmm gue sedikit beda sih sama yang lain, kalo yang lain punya tugas di dalam ruangan, mungkin gue sama Bang Jeno punya tugas diluar"

"Ohh jadi lo gk punya tugas di tempat ini??"

"Iya, gue sama Bang Jeno punya tugas di persenjataan, mungkin bisa dibilang prajurit?? Makannya gue disebut panglima perang disini, karna gue ditugasin sebagai pasukan terdepan di lapangan. Walaupun gue penakut, gue berani mempertaruhkan nyawa demi keamanan dan keselamatan penduduk desa ini."

Yena terlihat mengangguk-anggukan kepalanya paham, mau bagaimanapun juga tugas menjadi seorang prajurit tidak lah mudah. Mengingat usianya yang sama dengan Yena, membuatnya memikirkan beban sebesar ini tidak mungkin dapat ia tanggung. Mengutamakan keselamatan dan kepentingan orang lain diatas segalanya adalah hal yang sulit bukan? Untuk mementingkan urusan pribadi pun terasa sangat berat, bagaimana dengan ini?

"Emmm m-mau gue ajarin naik kuda??"

Yena yang sedari tadi menundukkan kepalanya menggangguk pelan, Jisung berdehem ia beranjak menuruni kudanya. Yena sedikit meras takut jika Anna akan berlari atau mengamuk jika ditinggalkan oleh pemiliknya.

"E-ehh!"

Jisung mengatakan hal itu aman, ia mulai mengajari bagaimana cara memegang pacuan agar Anna dapat di kendalikan dengan mudah, ia juga memberi tahu cara untuk menenangkan Anna jika ia mengamuk atau tiba-tiba ketakutan. Jisung berjalan di sampingnya sembari menuntun Anna, Yena hanya bisa terdiam mendengarkan seluruh arahannya.

"Gk usah takut! kalo lo takut, Anna juga bakal ikut takut..yang ada kalian gk bisa saling percaya, muka lo gk usah tegang...gue gk bakal ngelepasin lo kok!"

Rebel [NCT DREAM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang