Chenle terdiam di meja kerjanya, jari-jarinya mengetuk meja gelisah, matanya masih fokus kearah monitor yang tengah menampilkan video dihadapannya. Ia terus memutar ulang video itu sejak satu jam yang lalu, ia terus berfikir dan menebak-nebak bagaimana para pelaku pencurian itu bisa masuk dan keluar dengan misterius. Terlebih, ia semakin dibuat pusing karna ternyata pelaku lebih dari satu orang. Setelah video yang menunjukan keadaan lorong dan ruangan di kerajaan selesai, lagi-lagi ia memutar video itu dan mencermati tiap detik dalam layar itu.
Mulai dari pelaku utama yang menyamar sebagai pengawal yang bertugas, lalu setelahnya ia masuk kedalam ruangan dimana kristal kerajaan tersimpan. Entah bagaimana caranya ia berhasil melumpuhkan para penjaga yang ada di ruangan itu, Ia kembali dengan jubah yang menutupi tubuh dan wajahnya, setelah alarm berbunyi para pengawal mulai berhamburan menghampiri pelaku itu. Beberapa saat ia terlihat berhasil mengalahkan mereka, tapi tentu saja para pengawal akan terus bertambah.
Chenle berpindah pada keadaan lorong dengan ruangan yang berisi alat kebersihan di sana, dan disanalah ketiga pelaku lain keluar dan membantu pelaku utama. Setelah berhasil melumpuhkan seluruhnya, mereka kembali memasuki ruangan itu dan disanalah mereka menghilang. Lagi-lagi Chenle memutar ulang video itu berulang kali, ia masih penasaran bagaimana bisa para pelaku itu masuk dan pergi tanpa ketahuan. Chenle memutar video saat para pelaku melawan para pengawal, mereka terlihat sangat ahli dalam hal itu.
Chenle terdiam, ia terkejut saat melihat salah satu pelaku berhasil ditarik tudungnya oleh seorang pengawal, walaupun hanya bagian rambutnya karna ia membelakangi kamera keamanan, tapi itu cukup menjadi petunjuk baginya. Chenle tertegun, ia merasa pernah melihat rambut itu. Seakan tidak asing dengan potongan dan gaya rambut laki-laki itu, Chenle memperbesar layarnya untuk memastikan bahwa yang ia lihat salah. Chenle semakin dibuat kaget saat menyadari apa yang ia lihat.
"Gk mungkin! Ini gk mungkin kan?"
Suara ketukan pintu membuat Chenle mengalihkan pandangannya, seorang laki-laki yang selalu mendampinginya selama di istana akhirnya datang. Laki-laki itu terlihat membungkuk memberi salam kearahnya.
"Tuan muda?"
"Ohh sudah datang, aku ingin meminta pertolongan!" Chenle tersenyum, senyuman yang sangat laki-laki itu kenal. Dan senyuman itu termasuk dalam senyuman yang ia hindari.
"Ada apa?"
"Aku akan menyusul Yena dan Jaemin, mereka sedang berlibur di kota Jaemin lahir, kamu bisa gantikan aku selama di sini?"
Tepat sasaran, ia tau tuannya ini akan memintanya untuk menggantikan tugasnya. Tapi tak lama ia mengerutkan dahinya bingung, kenapa sangat mendadak? Pikirnya.
"Bukannya tuan muda menolak untuk berlibur?"
"Aku berubah pikiran, sepertinya akan seru ngabisin waktu bersama sahabat-sahabat ku, karna sebelumnya aku menolak, tolong gantikan aku kedepannya!"
Chenle bangkit dari duduknya, meraih jas yang ia gantung dan memakainya kembali. Laki-laki yang sedari tadi menatapnya semakin mengerutkan dahinya bingung.
"Apa ada masalah? Bukannya keadaan kerajaan sedang genting?"
Chenle tersenyum lagi, ia menghampiri laki-laki itu dan memegang kedua bahunya, "Karna itu aku memutuskan untuk pergi, aku ingin memastikan sesuatu. Mohon bantuannya ya, Kak Hendery!"
~🍃~
Cuaca sore ini masih terasa menyengat, mengingat musim panas sedang berjalan, rasanya topi yang sedari tadi beralih fungsi menjadi kipas masih terasa kurang sejuk. Sekarang ini Yena tengah berada di kediaman Renjun. Seperti hari-hari tertentu Jeno dan Jisung tengah berlatih, Haechan tengah berada di lab nya karna ada masalah pada sistem teknologi disini, Jaemin ikut bersamanya, Mark? Tentu saja dia ada di kandang hewan ternak. Berakhirlah Yena dan Renjun yang hari ini tengah bersantai, ia memutuskan mendatangi Renjun bukan karna tanpa alasan. Mengingat Renjun seorang koki sekaligus pekerja di kebun desa ini, gadis itu hendak menanyakan sesuatu yang mungkin bisa membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebel [NCT DREAM]
FantasyDunia ini sudah berubah. Semenjak ratusan tahun yang lalu, dunia terlahir kembali. Bumi yang semula berisi mahluk hidup dan alam saling berdampingan, kini terbelah menjadi dua. Dengan dibangunnya dinding yang menutupi gedung-gedung pencakar langit...