Kantung tidur yang tergantung berjajar terasa menghangat, cahaya matahari berhasil menelusup masuk kedalamnya, silaunya terasa menyengat mata. Yena membuka resleting kantung tidurnya, seketika hawa dingin menusuk kulitnya. Untuk pertama kalinya ia merasakan hawa sedingin ini, jika di kota mungkin sekarang ini ia sudah dikelilingi polusi asap pabrik dan kendaraan.
Cahaya matahari saja tidak cukup untuk menghangatkan tubuhnya, biasanya pagi seperti ini ia sudah memakai tank top dan celana pendek saja, tapi sepertinya coat musim dingin pun tidak cukup hangat. Seseorang membuka resleting kantung tidur lain, ia terlihat merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku.
"Pagi Lele... hoammm!"
Yena menyapa Chenle seraya menguap, ia menggaruk kulit perutnya yang terasa gatal. Chenle hanya tertawa melihat Yena yang menguap dengan lebar.
"Haha..Lu jadi cewe gada anggun-anggunnya banget si, Yen? Nguap gk ditutup, garuk-garuk kek monyet pula! Gada jaga image imagenya ye depan gue!"
Tanpa peduli, Yena bangkit dari kantungnya. Ia mendekat kearah bara api yang masih sedikit mengepul, api unggun semalam terlihat padam karena kayunya habis dan udara lembab.
"Eleh lu doang, peduli apa gue? Huuhhh dingin jir!" Yena mengusapkan kedua tangannya mencari kehangatan, Chenle masih terlihat mengumpulkan nyawanya tanpa bergerak.
"Ah, geser Napa!"
"Hnggg"
"Anjing! Haechan lutut Lo bangsat kena adek gua!"
Kegiatan mereka terganggu dengan suara ribut dari arah kantung yang diikat cukup tinggi, kantung itu terlihat berguncang dibarengi suara-suara aneh dari sana. Ya, siapa lagi kalau bukan Jaemin dan Haechan? Setelah semalam Jaemin kalah suit dengan Haechan, dengan lesu Jaemin menyerahkan Hammock miliknya kepada Haechan.
Haechan? Tentu saja ia tidak merasa keberatan, toh yang ia pedulikan hanya tidur.
Jaemin merasa tersiksa, ia tidak bisa tidur semalaman karena suara dengkuran Haechan. Dan jangan lupakan tidurnya yang tidak mau diam, membuat Jaemin was-was jika kantung tidurnya akan rusak.
Ddutttt
Suara nyaring dari kantung tidur mereka cukup membuat kantung tidurnya bergetar, dan tak lama jeritan Jaemin berhasil membuat burung-burung berpencar dari sarangnya.
~🍃~
"Huahhh! Pagi semua, gimana tidurnya??" sapa Haechan seraya merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku.
Yena dan Chenle terlihat membalas sapaannya, berbeda dengan Jaemin yang terlihat merenung dibawah pohon. Kedua lututnya di tekuk dan ia peluk, lingkaran hitam dibawah matanya terlihat sangat mengerikan. Dengan tidak tahu dirinya, Haechan hanya menepuk pundaknya lalu berlalu begitu saja, padahal penampilan Jaemin adalah ulahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebel [NCT DREAM]
FantasyDunia ini sudah berubah. Semenjak ratusan tahun yang lalu, dunia terlahir kembali. Bumi yang semula berisi mahluk hidup dan alam saling berdampingan, kini terbelah menjadi dua. Dengan dibangunnya dinding yang menutupi gedung-gedung pencakar langit...