10 | DUA HUKUMAN

124 33 50
                                    

Biarkan orang tertawa
Mencaci juga menghina
Ku akan terus kan terbang
Menggapai bintang

🎶Playing now: Istana Bintang - Setia Band

"Jangan suka ngomongin orang dari belakang, kalo kamu nggak mau dikentutin!"
-Reza.AG

~🍁🍁🍁~

Setelah dosen masuk, materi sudah dimulai. Dosen sedang membahas tentang tugas yang hari ini dikumpulkan. Tapi pandangannya terganggu melihat Reza yang terus nengok-nengok kebelakang.

"Reza!"

Sipemilik nama tersentak. "I-iya, dos." Semoga dosen kali ini tidak marah disebut dosa.

"Apa cakap-cakap anda jika anda mengalami penyakit kekurangan hormon tubuh yang saya bicarakan tadi?" tanya dosen.

"Saya sih bakal biasa-biasa aja" jawab Reza santai.

Dosen mengernyit, "Lah?"

"Iya, itukan anda. Saya mah Reza, bukan anda."

Dosen menghela nafas. Seisi kelas pun menahan tawa.

"Pasti kamu belum mengerjakan tugasnya, kan?"

"Seratus buat bapak" jawab Reza mengangkat jempolnya.

Pak Hormon menepuk jidatnya. Eits, jangan salpok. Memang betul kok namanya begitu. Tapi singkatan dari Bahor Salamon. Namun anak-anak biologi sering memanggilnya Pak Hormon supaya selalu ingat dengan materi studinya. Sungguh singkatan yang kreatif!

"Reza..Reza..kamu ini punya cita-cita tidak, sih?" heran Pak Hormon geleng-geleng kepala.

"Cita-citaku menjadi orang kaya, HEY! Dulu disayang sekarang ku ditendang" jawab Reza bernada.

Gantar mendengus, "Kebalik kali."

"Inget, bapak lo dokter sekaligus pemilik rumah sakit! Lo udah kaya kali, Rez!" tegur Ferdi.

"Kaya monyetttt" timpal Yori.

"Bapak aku yang kaya, aku mah apa atuh cuma remahan rengginang"

"Yaudah kalo gitu cita-citaku sederhana kok. Di dunia cuma pengen bahagiain ortu, di akhirat cuma pengen masuk surga" sambung Reza yang langsung disoraki heboh. Kecuali satu orang paling belakang yang terus menenggelamkan wajahnya di atas meja, tampak tidak bersemangat sejak tadi.

Oke. Sepertinya kesabaran dosen yang terdapat Reza dikelasnya sangat dipertaruhkan.

"Rezaaa, saya hukum kamu membereskan berkas-berkas di ruangan dosen!"

"Lah pak, apa gunanya OB?"

"Kebetulan OB ruangan saya lagi sakit"

Reza menghela nafas. Semua orang terbahak.

"Cucian deh luuu" ledek Ferdi.

"Ferdiii, saya lihat kamu tadi kesiangan lagi kan di matkul saya. Kamu juga ikut bantu Reza!" ujar dosen tiba-tiba.

Kali ini Reza yang meledek, "Senjata makan pembantu. Eh, senjata makan tuan!"

Impossible PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang