12 | PERANG DINGIN

58 14 17
                                    

🎶Playing now: Here's Your Perfect - Jamie miller

"Dia menganggap dirinya tidak sempurna, tapi disisi lain aku mengaguminya."
-Deriz.A

~🍁🍁🍁~

"Cha!"

Echa mendengus saat tahu siapa pemilik suara itu. Cowok itu menghampiri meja Echa dibagian belakang.

"Kemarin, aku.." Reza mengusap pelipisnya ragu.

Echa menunggu kalimat selanjutnya sambil membatin, "Kenapa sih ni orang kok nggak sekalian aja benci gue kayak yang lain."

Merasa Reza tak jadi melanjutkan ucapannya, ia mengeluarkan buku fisiologi tumbuhan dari dalam tas.

Reza melirik Echa yang tak menganggapnya ada, lalu menghela napas berat.

"Besok nge-lab kamu---"

"Weeeeeiiiii!!!"

Teriakan tadi berasal dari mulut Ferdi di depan kelas, sontak semua anak kelas mengangkat kepalanya.

"Ada info penting nih! Jadwal praktikum kita besok ditiadakan."

Serentak sorakan bahagia terdengar riuh.

"Woi, tenang dikit napa! Gue belom selesai ngomong" bentak Ferdi.

Hening.

"Tau nggak? Kita nggak jadi ngelab karena ada kebakaran di---" ucapan Ferdi langsung terpotong oleh reaksi cepat para cewek kelas ini.

"What?"

"OMAYGATTT"

"EMAKKK"

"BAPAKKK"

"KAKEKKK"

"NENEKKK"

"Buyuuuuttt"

"Om-ommmmm"

Echa berdecak, "Lebay nya kumat."

"Cucukuuuu..." ucap Reza disebelah Echa penuh dramatis.

"Rez, mana bisa punya cucu. Elo nya aja jomblo, gimana sih" Echa mengerling malas.

Reza nyengir, "Biar nggak mainstream."

Ditengah-tengah keributan, kepanikan, kedramaan itu datanglah si admin kelas penuh amarah.

"DENGERIN GUE WOIII" teriak Yori seperti penyanyi rock yang kerasukan. "Kata siapa ada kebakaran?"

Semua kelas hening kembali dan serentak menunjuk Ferdi yang memelotot kaget.

Ia menoleh tajam ke Ferdi yang menggaruk kepalanya nyengir.

"TANGGUNG JAWAB LO FERGUSOOO"

Yori menghela napasnya, lalu beralih ke semua anak kelas.

"Ya. Memang ada kebakaran di lab. Tapi itu lab gedung sebelah. Lab biologi kan ga cuma satu. Jadi besok kita tetep praktikum, paham?"

~🍁🍁🍁~

Saat jam makan siang, Reza dan Ferdi sedang bermain catur di gazebo terdekat. Sejenak mereka memang harus melupakan tugas-tugas kuliah nya yang menumpuk.

"Skat matt."

Reza tersenyum penuh kemenangan pada lawannya.

"Skat matt dari mananya?" Ferdi mengernyit. "Woy sampeu! Ini kuda. Dimana-mana juga jalannya L, belok dong."

"Ari kamu téh ga liat, kuda punya aku mah ada kopeahnya, udah tobat. Makanya jalannya lurus" jawab Reza enteng.

Impossible PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang