1. Prologue

5.9K 382 6
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

SESUATU yang pertama kali akan kau nilai dari sederet unsur pengikut lainnya saat baru mengenal seseorang.

Sesuatu yang pertama kali kau pertimbangkan saat mencari alasan untuk menyukai seseorang.

Sesuatu yang akan lebih mudah kau temukan dalam ingatan daripada sekumpulan alfabet yang tersusun menjadi sebuah nama.

Sesuatu yang akan menginap paling lama dalam kepalamu daripada sebuah informasi berbentuk verbal.

Sesuatu yang mampu menjungkirbalikkan duniamu saat dengan nyamannya ia berada di dalam kepalamu dalam keadaan kau menyukai ataupun membencinya.

Wajah.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Kau bisa melupakannya. Setidaknya, kau jangan berusaha mengingat gadis itu ataupun hal yang berhubungan dengannya."

"Menurutmu, apakah ada orang bodoh yang berusaha mengingat hal semacam itu? Menyedihkan sekali."

"Kau memang menyedihkan."

"Terima kasih."

Kejadian sembilan tahun silam yang seharusnya sudah berada dalam album kenangan berdebu di dalam kepalanya, masih saja bisa ia ingat dengan jelas. Bukan karena ingin, tapi karena bayangan itu datang seperti petir. Petir yang tidak tahu diri. Menyambar tanpa mengenal malam maupun siang, cerah ataupun hujan, tanpa diduga ataupun diinginkan.

Saat semua rasa malu berkumpul di dalam dirinya, saat rasa kecewa membuatnya nyaris tidak ingin melanjutkan untuk melihat matahari keesokan hari, saat semua rasa nyeri seolah-olah meledakkan tubuhnya... saat itulah ia membuat dirinya tidak bisa lupa.[]

.

.

.

.

.

.

.
tbc?
.

.

.

.

.

.

.

a/n: jangan lupa untuk tinggalkan jejak! Vote dan komen kalian penyemangat buat saya:)

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang