20. Nothing has Changed

2.4K 378 87
                                    

.

.

.

.

.

.

.

MEREKA duduk di meja makan. Dengan Hana yang kini duduk di pangkuan Itachi seraya memainkan boneka besar pemberian ayahnya tadi. Terasa canggung, semua masih bungkam hanya untuk mendengarkan Hana yang terus meracau.

"Kapan Tou-san datang?"

"Tou-san akan lama tinggal di sini?"

"Aku senang Tou-san datang."

Satu hal yang membuat Sakura seakan bisa melepas jantungnya saat itu juga adalah ketika ia mengetahui fakta bahwa Uchiha Hana bukan anak Uchiha Sasuke.

Uchiha Hana adalah anak tunggal dari Uchiha Itachi dari hasil pernikahannya bersama kakak perempuan Sasuke, Uchiha Izumi.

Dan fakta baru yang ia ketahui adalah Sasuke belum menikah. Baiklah, masalah ini cukup rumit. Mengingat dulu... Sasuke begitu membenci Itachi karena Sakura mengabaikan pernyataan cintanya dan lebih memilih Itachi.

Siapa yang tahu akan berakhir seperti ini?

Ini bukan sebuah kebetulan. Melainkan... seperti takdir.

Semua seolah-olah diatur dengan rapi untuk membuat mereka semua kembali bertemu. Dulu, keadaannya serba berantakan.

Sakura, dengan perasaannya pada Sasuke, menyakiti Itachi karena ia terpaksa memanfaatkan lelaki yang ternyata benar-benar menyukainya itu. Dan Sasuke yang terang-terangan membenci semua hal yang berhubungan dengan Sakura, terlebih Itachi.

"Ini... kebetulan yang luar biasa." Itachi membuka suara.

Menurunkan Hana dari pangkuannya dan gadis kecil itu berlari, menuju kamarnya.

Selang tiga detik, tidak ada sahutan. Sakura sempat melirik Sasuke yang masih bersikap tak acuh dan menunjukkan raut tidak suka terhadap Itachi.

"Ya, kebetulan." Dengan suara berat, akhirnya Sakura menimpali.

Kebetulan yang sangat luar biasa, sehingga Sakura tidak mampu memikirkan bagaimana Sasuke menjalani hidupnya ketika harus terus bersinggungan dengan pria yang amat ia benci dan kini memiliki posisi sebagai kakak iparnya.

"Dulu... kita berpisah dengan cara yang sedikit menyakitkan," Itachi berucap seraya menatap Sakura.

Sakura menghela napas, kembali sudut matanya mengintip wajah Sasuke dan ternyata pria itu masih bersikap tidak peduli. Dia memang seperti itu, 'kan? Selalu berusaha tidak peduli pada hal yang ia benci.

"Menyakitkan untukku, sebenarnya," lanjut Itachi, lalu terkekeh pelan setelahnya.

Sakura berusaha tidak terlihat keberatan, namun memaksakan senyum dengan tubuh bergerak-gerak gelisah. Sangat kentara kalau pembahasan itu mengganggunya. Ia berharap bisa mengerjap satu kali dan segera memindahkan tubuhnya ke tempat yang ia inginkan. Yang jelas tidak di sini.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang