23. Lost Control

1.9K 237 58
                                    

.

.

.

.

.

.

.

SASUKE melangkahkan kaki masuk setelah membuka kunci rumah. Rumahnya benar-benar sepi, bahkan langkahnya terdengar bergema. Ibu dan ayahnya belum pulang dari Hokkaido dan ia yakin Hana sedang berada di luar bersama Itachi.

Baiklah, biarkan Sasuke sendiri untuk saat ini, setelah beberapa hari yang lalu menghabiskan waktu seharian dengan otot-otot mengejang karena Hana memaksanya dekat dengan Sakura di taman hiburan.

Hari selanjutnya, ia melampiaskan semua yang dideritanya dengan memperkerjakan tubuhnya sangat keras, seakan ia tidak membutuhkan waktu istirahat.

Sebelum menuju anak tangga, ia menemukan meja makan yang ia pikir bisa digunakan untuk sekedar menelungkupkan wajahnya sejenak. Bagus, ia bisa melakukan hal itu selama beberapa saat. Mengingat kemarin-kemarin setiap pulang kerja ia harus selalu waspada dengan keberadaan Sakura.

Entah Sakura yang sedang membereskan mainan Hana di dalam kamarnya, atau Sakura yang sedang memakaikan Hana baju setelah selesai mandi, atau Sakura yang kerap ia temukan di kamarnya.

Lihatlah, bagaimana mungkin Sasuke tidak selalu waspada dan berusaha menahan diri? Ia kerap kali menemukan gadis itu ada di kamarnya. Dalam keadaan tidak baik yang terlanjur mencapai titik puncak, Sasuke selalu sulit mengendalikan diri dan hanya bisa berlari untuk menghindar.

Ke kamar mandi untuk meraih shower, mengguyur kepalanya. Dan hal yang paling ekstrem yang terpikir di kepalanya adalah ia ingin menceburkan tubuhnya ke dalam kolam renang ketika melihat Sakura sedang membungkuk memunguti mainan. Sasuke yakin sepenuhnya, ia belum bisa melakukan hal yang benar jika berada di dekat Sakura.

Ia kembali mendesah, lalu memejamkan mata. Ada lenguhan lelah setelahnya yang membuat bahu Sasuke mengendur, sebelum ia menjatuhkan kepalanya ke atas meja makan.

"Kau... baru pulang?" Suara itu terdengar beriringan dengan suara seseorang menuruni anak tangga.

Suara itu....

Sasuke segera bangun dari posisinya dan duduk bersedekap. Ia menelan ludah dengan susah payah ketika mengetahui siapa yang baru saja berbicara. Gadis dengan blus biru muda dan rok putih layered di bawah lutut, melangkahkan kakinya dari anak tangga terakhir untuk berjalan menghampiri.

"Hana dan ayahnya baru saja keluar. Dan aku baru selesai membereskan mainannya di kamarmu."

Gadis itu mengehentikan langkahnya dengan jarak yang cukup jauh dari Sasuke yang masih duduk di meja makan. Cukup baik, mengingat jaraknya dengan gadis itu sekarang tidak memungkinkannya untuk menjangkau dan menarik gadis itu mendekat.

Sasuke hanya mengangguk, bergumam, lalu berdeham. Lagi-lagi... waktu yang menyulitkan.

"Kau sudah makan?" tanya Sakura dan Sasuke hanya menggeleng.

"Mungkin... aku bisa membuatkan sesuatu untukmu."

Sedikit ragu, gadis itu melangkah menuju pantry.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang