3. Monster

2.3K 350 13
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

SEPERTI buih soda yang baru saja dikocok di dalam botol, sebentar lagi akan segera meledak. Dan sebelum meledak, Sasuke harus segera mengambil tindakan.

Pergi.

Sasuke segera melangkahkan kakinya lebar-lebar ke luar kelas. Mengganti keyakinan di pundaknya dengan rasa malu yang tidak terbayangkan selama hidup yang ia jalani.

Ingat... bayangan itu

Wajah itu...

Ia akan selalu mengingatnya meskipun kejadian itu telah berlalu selama sembilan tahun.
















🎀🎀🎀













Selalu ada rasa bersalah. Itu wajar, kan?

Rasa bersalah akan tuntas jika masalah yang pernah kita timbulkan mendapat penjelasan dengan benar dan sebuah permintaan maaf.

Tapi tidak semudah itu. Saat dunia tidak berpihak padanya, saat dunia memusuhinya, saat ia merasa... menjadi seseorang yang benar-benar mengecewakan, saat itu pula setiap waktu yang ia miliki —setiap orang di sekelilingnya— hanya menertawakan.

Pemuda dengan rambut hitam yang selalu terlihat mencuat kemana mana. Mata berkilat angkuh dengan iris hitam yang kini terlihat mulai menggelap.

Wujud yang akan membuat gadis yang sengaja —ataupun tidak sengaja— melihat kilat mata maskulin sekaligus menjengkelkan itu terpekur beberapa detik dalam ketidaksadaran.

"Kau... sudah memiliki kekasih?" Pemuda itu, yang Sakura anggap memiliki kesempurnaan fisik, terkenal memiliki nilai akademik yang baik, sedang bertanya pada Sakura dengan segenap keberaniannya.

Sakura menggeleng, yang seharusnya menjadi pertanda baik. Namun, Sakura dengan denyutan kencang di lehernya, merasa sakit atas kalimat yang harus ia ucapkan selanjutnya.

"Lalu?" Laki-laki itu kembali bertanya.

"Ada laki-laki yang kau sukai?" Ia melontarkan lagi pertanyaan yang sama sekali tidak diharapkan oleh Sakura.

Sakura mengangkat kepalanya, memperhatikan ukiran wajah di hadapannya. Ukiran wajah yang tak terelakkan lagi akan selalu menerima pujian dan pujaan.

Menghela napas dua kali, ketika mulutnya akan terbuka, laki-laki itu kembali bertanya.

"Siapa?"

Tahukah ia apa yang Sakura rasakan? Ia ingin kabur, dan seharusnya memang saat itu ia kabur. Tetapi, ada sesuatu yang merantai kakinya, ada sesuatu yang akan menjeratnya lebih lama dan dalam penderitaan yang lebih menyakitkan jika Sakura melakukannya.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang