21. Favour Him

2K 334 38
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

SASUKE segera menelan ludahnya dengan gerakan seolah-olah tengah menelan kerikil.

"Hana, Sakura- nee... begini."

Sasuke sedikit menerawang, mengacak-acak isi kepalanya untuk mendapatkan kalimat yang ia inginkan, kalimat yang tepat.

"Daddy menyukainya?"

Pertanyaan yang membuat Sasuke ingin menghancurkan kepalanya sendiri karena selama beberapa detik isi kepalanya tidak memunculkan kalimat yang berguna untuk menjawab.

"Kenapa bertanya seperti itu?" Mencari posisi yang aman, tidak menjawab ya atau tidak.

"Daddy sepertinya tidak menyukai nee-chan."

Sasuke segera melebarkan matanya, melihat gadis kecil di pangkuannya itu kembali memutar tubuh untuk berhadapan dengannya.

"Apa Daddy menyukainya?" Tanya Hana.

Lebih dari itu, bahkan. Terobsesi, tergila-gila, kecanduan dan kata mengerikan lainnya untuk mendeskripsikan kata suka yang ia miliki.

"Daddy jarang tersenyum pada Sakura- nee. Daddy selalu menjauhinya."

Sasuke mendesah. Hana tidak mengerti apa yang tengah dideritanya. Hana tidak akan mengerti dan tidak ada kemungkinan Hana bisa mengerti untuk saat ini.

"Daddy menyukai Sakura- nee." Pernyataan yang keluar dari mulutnya itu seolah-olah diperuntukkan pada teman curhat sebayanya.

"Daddy hanya takut melakukan kesalahan jika berada di dekatnya. Daddy takut menyakitinya. Mungkin Daddy terlalu menyukainya, sampai Daddy sulit mengendalikan diri saat berada di dekatnya."

Sasuke mengumpati dirinya sendiri, kalimat yang ia keluarkan terdengar begitu konyol untuk didengar oleh anak berusia empat tahun.

"Tou-san juga menyukai Sakura- nee."

Hana mengalungkan kedua lengannya ke leher Sasuke. Sasuke menghela napas. Ia harus menghentikan pembahasan ini.

"Hanaa... ini urusan orang dewasa."

"Aku menyayangi Tou-san, tapi aku juga menyayangi Daddy."

Hana menempelkan kedua tangan mungilnya pada sisi wajah Sasuke. "Aku ingin melihat Daddy memiliki seorang kekasih."

Bahkan dengan keadaan saat ini, kata 'kekasih' yang keluar dari mulut anak berusia empat tahun itu terdengar begitu wajar di telinga Sasuke. Sasuke benar-benar menemukan seseorang yang tidak pernah bisa membuatnya menceritakan suatu kebohongan. Hana selalu membuatnya berkata benar tentang keadaan yang sebenarnya —hal yang ia rasakan.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang