17. Sweet Trick

1.9K 380 77
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

SASUKE berdiri di samping kolam renang. Tangannya memegang sebuah gelas berkaki tinggi yang melebar di bagian atas. Minuman cocktail itu masih jauh dari kata habis. Ia menyesapnya sedikit, lalu pandangannya kembali mengedar.

Beberapa orang menyapa, mengobrol dengannya hanya untuk basa-basi, lalu mereka pergi dan bergabung dengan teman-teman lain. Sasuke tidak termasuk ke dalam kelompok siswa yang suka mengumpulkan teman.

Persahabatannya dengan Naruto dari awal masuk hingga lulus sekolah sudah dirasa cukup. Teman tidak harus banyak, satu saja cukup, yang penting bisa diandalkan ketika kesulitan.

Setidaknya selalu ada, walau jarang memberi solusi.

Menghela napas perlahan, sejenak ia mengeratkan jas hitam yang ia kenakan. Udara malam ini terasa lebih dingin, dan ia akan sangat suka kalau saja ada kopi hangat di atas nampan-nampan yang melewatinya.

Sasuke kembali menatap gelas di tangan dan menggoyang-goyangkannya dengan gerakan pelan, mendengus ketika melihat layar ponselnya menampilkan sebuah pesan dari Naruto.

Aku akan datang terlambat. Black Time sedang ramai.

Ia tidak peduli lagi. Jika Naruto tidak datang sekalipun, tidak ada pengaruhnya.

Karena paksaan Sasuke pada Naruto tadi untuk ikut ke acara ini adalah agar ia tidak harus berduaan di dalam mobil bersama Karin. Setidaknya ada Naruto yang pandai merecoki.

Berawal dari Karin yang datang ke Uchiha's Inc tanpa diduga. Gadis itu tidak henti meracau pada Sasuke agar ikut ke pesta malam reuni. Walau dengan berbagai alasan yang Sasuke kemukakan, gadis itu tetap berada di Uchiha's Inc dan hampir bertengkar dengan Sekretaris Sasuke karena memaksakan seorang klien masuk sementara Karin masih berada di ruang kerjanya untuk terus memohon.

Baiklah, mengalah sama sekali tidak berarti apa-apa, daripada ia harus memilih melihat Karin menjambak rambut Sekretarisnya dan Sekretarisnya yang menyerang balik dengan hills nya.

Sudah dari lima menit yang lalu Karin meminta izin untuk menemui panitia lain di belakang panggung, meninggalkan Sasuke bersama minumannya di tepi kolam sendirian.

Oh, bolehkah ia meralat kegunaan Naruto jika pria itu datang? Mungkin ia akan sedikit berguna untuk membuat Sasuke tidak terlihat seperti seorang autis yang asyik sendiri.

Gerakan menggoyang-goyang cocktail ia tinggalkan sejenak, lehernya sedikit menjenjang untuk memeriksa pintu masuk. Walaupun kemungkinannya sangat kecil, ia berharap menemukan seseorang.

Dan tatapannya memang menangkap keberadaan orang itu, tapi kali ini dengan penampilan yang berbeda dari bayangannya.

Mengingat gadis itu sama sekali tidak terlihat memiliki minat untuk datang ke tempat ini, ia mengerjap-ngerjapkan matanya, takut itu hanya halusinasi dari perasaan... rindu, mungkin?

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang