6. Get the axe

1.7K 308 19
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

PUKUL tujuh malam.

Sakura melesat menuju meja yang baru saja terisi oleh tamu, memasang wajah ramah dengan mata yang dilebar-lebarkan menahan kantuk.

Ia harus bekerja double shift untuk menggantikan hari bolosnya pada minggu kemarin.

"Selamat malam."

Bermodal wajah yang sudah sedikit segar setelah mencuci muka tadi, Sakura memberikan senyumnya pada sepasang suami istri setengah baya yang kini duduk di meja nomor 23.

Oh, ada anak kecil dengan gaun tosca yang mengekor juga duduk disana. Mereka tengah membuka buku menu yang tadi Sakura angsurkan. Hanya berselang lima menit, semua pesanan sudah tercatat dalam notes kecil milik Sakura.

Gadis itu baru akan menuju dapur untuk menyerahkan pesanan, namun sang wanita memanggilnya kembali. Wanita itu menunjuk satu appetizer dan satu main course yang tadi sudah ia pesan.

"Jangan pakai bawang bombai."

Wanita itu mengucapkan kalimat yang sama untuk ketiga kalinya pada Sakura, seolah-olah bawang bombai adalah monster mengerikan yang bisa menggigit bibirnya ketika makan.

Sakura hanya mengangguk-angguk dan menuliskan kembali pada buku kecilnya.

"Terutama untuk Fettucini Bolognaise, jangan ada bawang bombai sedikit pun," ulang wanita itu lagi.

Sakura mengangguk, ingin sekali menekan Ctrl+B untuk membuat kesan bold pada tulisan tangannya agar ia ingat.

"Daddy tidak suka bawang bombai," jelas gadis kecil bergaun tosca dengan senyuman lebarnya saat melihat wajah Sakura yang sedikit jengah ketika mendapat peringatan itu.

Seorang pria yang mungkin adalah suami dari wanita tadi segera memperingatkan dengan menangkup punggung tangan wanita itu.

"Tsuma, pelayannya sudah mendengar. Kau tidak usah mengucapkannya berulang kali."

Sakura mengangguk, pamit meninggalkan meja setelah wanita itu tidak menampakkan tanda-tanda akan membahas bawang bombai lagi.






🎀🎀🎀







Sasuke menyetir Volvo-nya. Dengan jas yang sudah terlempar ke jok belakang, ia melajukan mobil dengan kecepatan lamban, menghilangkan kesan terburu yang harusnya ia lakukan ketika mendengar ayahnya meracau di telepon.

"Kami sudah menunggumu dari satu jam yang lalu. Dan Uzumaki Karin sudah datang 15 menit setelah kami. Kau tidak berniat mempermalukan kami, 'kan?"

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang