18. Truth

1.9K 364 75
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

SELAMA perjalanan, Sakura dan Sasuke membungkam mulut mereka, tidak membahas hal yang bisa mengingatkan mereka pada kejadian Pepero Kiss tadi. Seolah-olah melupakan —berusaha melupakan —selama perjalanan Sasuke hanya bertanya mengenai pertigaan di hadapannya, tetap lurus atau belok, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya untuk membuat Volvo-nya segera menemukan rumah Sakura.

Sama halnya seperti Sasuke, Sakura hanya menjawab singkat. Selebihnya, mereka hanya mendengar suara deruan mesin kendaraan dan bunyi klakson sebagai latar belakang.

Percayalah, selama perjalanan, Sasuke mengeratkan pegangannya pada setir. Tetap melajukan Volvo-nya sesuai dengan petunjuk jalan dan segera menepis jauh-jauh pikiran serigala yang masih sedikit menempeli kepalanya.

"Di sini."

Suara itu terdengar dan Sasuke segera menghentikan laju kendaraannya dengan gerakan mendadak. Sial, kegugupan itu belum hilang. Sasuke berdeham, lalu mulai memutar setirnya ke arah kiri dan menepikan mobil.

Mesin mobil sudah tidak terdengar, sementara mereka masih terdiam. Keheningan yang ada membuat Sasuke bisa mendengar detak jarum arlojinya sendiri. Mengerikan bukan?

Sakura berdeham kencang dan melepaskan seatbelt.

"Terimakasih," ucapnya.

Sasuke yang mendengar pernyataan itu dengan cepat meresponsnya dengan anggukan tanpa suara. Ia... tidak menginginkan suaranya yang serak dan berat —suara yang seolah-olah masih memiliki keinginan yang belum usai —terdengar oleh Sakura. Itu akan sangat memalukan.

Sakura yang sudah menghadap pintu mobil, kini kembali menghadap pada Sasuke.

"Kau... mau... ehm..." Sakura seperti tengah mencari kalimat yang tepat.

"Mungkin... kau mau merendam kakimu dengan air hangat di rumahku?"

Sasuke menoleh. Itu... penawaran canggung yang sepertinya tidak boleh ditolak. Mengingat kakinya akan sulit digerakkan dan mati rasa ketika ia sampai di rumah nanti. Bahkan ia sulit menginjak rem saat melajukan mobil tadi.

.

.

.

.

.
🌸🌸🌸
.

.

.

.

.

Sakura meletakkan minuman hangat untuk Sasuke di atas meja makan.

"Apa bajunya... muat?" Ia menatap Sasuke yang kini tengah duduk dengan pakaian yang sudah diganti.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang