19. Startling

1.8K 357 59
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

SASUKE memacu mobilnya dengan kecepatan menyamai pembalap di sirkuit. Tubuhnya gemetar. Itu wajar, beberapa hari ini ia tidak bisa makan dengan baik, tidak bisa tidur dengan baik, tidak bisa mengistirahatkan tubuhnya dengan baik.

Ia semakin gila setiap kali pulang kerja harus melihat Sakura berkeliaran di rumah. Ia harus semakin pintar untuk menahan sesuatu di dalam dirinya, keinginan untuk menangkap gadis itu.

"Psikiater," Sasuke mendesis.

Ingatannya melayang pada masa saat ia kuliah. Ia memiliki rekan yang mengambil jurusan Psikologi.

Tidak pernah berkomunikasi lagi sejak satu tahun lalu, ia berharap temannya itu masih bekerja di rumah sakit yang terakhir kali ia ketahui. Membelah jalan dengan kecepatan yang mulai diperlambat saat mengetahui rumah sakit yang dituju tidak jauh lagi, Sasuke mulai melirik kanan kiri. Dan... ketemu!

Ia segera memarkirkan mobilnya, berlari dengan kemampuan yang tersisa. Ia mengambil nomor antrean, lalu menunggu panggilan bersama pasien lain.

Melihat kearah kanan dan kirinya, berlalu-lalang para pasien pengidap penyakit jiwa. Sorot mata mereka melihat Sasuke seolah mereka menganggap Sasuke sebagai teman karena berada di tempat yang sama.

Sempat hendak melangkahkan kakinya untuk pergi karena merasa keputusan yang ia ambil terlalu berlebihan, niat itu meluruh saat nomor antreannya dipanggil.

"Silahkan, Tuan Uchiha Sasuke."

Seorang perawat mempersilahkan Sasuke untuk memasuki ruangan yang menggantungkan pelat bertuliskan dr. Yakushi Kabuto di pintunya.

Sasuke berdeham sejenak. Ia membuka pintu, melangkah masuk dan mendapat sapaan, "Selamat siang, Tuan Uchiha."

"Kabuto Senpai! Ini aku."

Tanpa balik menyapa, Sasuke duduk di hadapan Kabuto, membuat dokter di hadapannya itu segera menarik kacamata dari tulang hidungnya.

"Uchiha Sasuke?" Ia mengerutkan kening dalam.

"Bantu aku, Senpai!" Sasuke segera meraih tangan Kabuto, wajahnya memohon. Ada raut frustrasi dan putus asa yang tergambar di sana.

"Kau..."

Kabuto yang masih harus menyadarkan diri lebih lama, masih menatap Sasuke dengan wajah kebingungan. Mungkin karena Sasuke yang dulu ia kenal adalah seorang mahasiswa berprestasi saat magang di salah satu perusahaan terkenal, bukan Sasuke yang saat ini ia temukan dengan wujud yang... terlihat kumal.

Ada lingkaran hitam di bawah mata sayunya, rambutnya berantakan, dan pakaiannya lusuh —yang sebagian keluar dari celana. Mungkin Kabuto berpikir bahwa Sasuke baru saja dipecat dari pekerjaannya.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang