joonghwa ft. wooyoung
tw: death
_____
"Aku memohon, bawa suamiku kemari."
Tetes darah mewarnai air berhias bunga-bunga itu. Hongjoong mengepal begitu erat hingga kubangan bening di bawah berubah merah. Tak ada ringisan atau kerutan di wajah. Segaris luka itu tidak ada apa-apanya ketimbang lubang menganga dalam dada.
"Biarkan aku bertemu suamiku, aku memohon."
Angin berembus kencang di malam kedua bulan November—menarik gumpalan kapas tebal nan gelap yang perlahan menyembunyikan rembulan di baliknya. Lilin-lilin yang memenuhi kamar padam serempak, meninggalkan Hongjoong seorang diri dalam gulita.
Pria itu memejam. Menikmati dingin dan remang yang menyapa kulit. Aroma stroberi sedikit-sedikit masuk sampai akhirnya memenuhi paru-paru. Kendati sudut bibirnya terangkat, pantang cerita kalau ia percaya. Bisa saja sebatas halusinasi rekayasa alam bawah sadar. Maka dari itu, dengan segenap kegundahan di hati, ia menggumam dalam untuk yang terakhir kali. "Aku mohon."
Sedetik kemudian, suara sakelar yang ditekan datang menghampiri telinga bersamaan denga terang yang membuat pandangan menguning sesaat. Hongjoong menarik naik kelopak mata, mendapati pemandangan halaman belakang yang gelap dengan dua buah lampu taman di sudut-sudutnya dan langit masihlah sama gelapnya.
"Hongjoong?"
Ada gemuruh dalam dada, juga sengatan listrik di sekujur badan kala lembut suara indah nan dirindukannya itu menerobos gendang telinga. Ada jeda beberapa sekon untuk Hongjoong memahami situasi. Dengan gerakan kaku, ia membalik tubuhnya seolah kelewat pelan seperti efek slowmotion.
Di sana, di kamarnya, di samping ranjang, tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini, Park Seonghwa berdiri dengan raut yang sarat akan kombinasi senang, bingung, marah dan sedih.
Dia masih sama indahnya dengan yang ada dalam memori Hongjoong. Tidak ada yang berubah selain selera berpakaiannya: Seonghwa suka busana berwarna pastel, atau yang sebanding dengan cerah senyum di wajah, bukan putih yang kelewat bersih seperti itu—dia kadang ceroboh, Seonghwa tidak suka putih karena dia sering membuat putih menjadi kotor karena saus atau percikan jus.
Hongjoong mengulas senyum lebih lebar. Mungkin bibirnya akan robek lama-lama. Obsidian lelah itu berkaca-kaca, siap tumpah dalam sekali kedip mata. Tenggorokan kering seketika, namun bibir yang bergetar itu tetap bersuara, "Apa kabar, Seonghwa?"
"Ini sungguhan?" Seonghwa tampak sangsi dan takut di saat bersamaan. Terlebih ketika Hongjoong mengusap air mata di wajah dan menghampirinya dengan senyum yang enggan memudar. Meski tidak dijawab, Hongjoong yang merengkuh tubuhnya secara tidak langsung telah memberi jawaban mutlak.
"Tidak, Hongjoong. Tidak boleh begini!"
Seonghwa menggeleng dalam peluk, sedikit berontak, tetapi sang suami mendekap kelewat erat. Air matanya jatuh. Ia menangis dalam pelukan Hongjoong dan menenggelamkan wajahnya di dada hangat yang juga ia rindukan. "Kau bodoh! Bodoh! Kim Hongjoong, kau bodoh!"
![](https://img.wattpad.com/cover/220376069-288-k310910.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ATEEZ Oneshots [Project Author Collab] ✓
ФанфикHai semua! Book ini di tulis atau dibuat oleh beberapa author fanfic ateez yang mungkin sebagian udah kalian kenal: @bitsnotes @Heterochrofic @Montiny1424 @-- @WinterCreamm__ @Baelinsh @Chaezyhwh @TychaLazureta @tatauttakatta [HIATUS!!] Start : 14 A...