ATEEZ Oneshots [Project Author Collab] ✓

halo, yunho

Catatan singkat dari bukan pujangga : heterochrofic

yunho x seonghwa

.

.

yunho membuka matanya, menjamu cahaya masuk dengan dua tiga kerjapan.

di sisinya, terbentang senyum manis seorang pemuda yang terlalu sering bersemayam di hatinya.

"halo, yunho."

suara itu lembut terucap.

.

detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan, bulan berganti tahun, ta--

larikan kalimat itu terhenti saat asa menggantung tinggi minta digantikan mentari.

sebilah pulpen ia pungut.

yunho terusik, tetapi tetap terpaku.

"halo, yunho."

kalimat itu berulang. senyumnya berulang.

kali ini diiringi dengan tepukan ringan di punggung tangan bagai salam selamat datang.

.

romantisasi hujan klise.

di penghujung sore nanti, biarlah ia berdiri di depan sana. tidak ada air. tidak ada awan. hanya mandi cahaya.

ia masih berdiri, bahkan ketika ujung buku-buku jari kakinya kebas karena terlalu lama dibalut sepatu.

"halo, yunho, sedang tidak bisa dihubungi hari in--"

sosok itu tiba meremehkan segalanya.

yunho datang.

.

waktu mereka meniti pinggir selokan, ia berkata dia mimpi soal harta karun. tidak ada balasan bermakna.

semuanya omong kosong.

sempoyongan, langkahnya berantakan. pria tua memaki di jalan. bekas aspal.

bagi yunho, luka terlihat cantik di lututnya.

yunho yakin yunho terlihat tampan di matanya.

.

jikalau angin memaksa berhembus kepada awan, yunho tetap memukul-mukul dadanya

tidak ada cermin di sekitar mereka, sayang.

"diam dulu."

saat ini sedang ada yang mengembun.

.

bilang pada temanmu. bilang pada gurumu. bilang pada orangtuamu.

mungkin perlu juga bilang pada dewa.

"halo, yunho."

ia dipinjam dulu.

lain kali di akhir pengembaraan, yunho akan mengembalikannya.

rencana selanjutnya?

taman kota, rerumputan hijau bercampur kering, tanpa batasan dan arah. mencumbu wangi basah.

tidak ada mereka. tapi ada.

"hai, seonghwa."

yunho akan membelinya.

.

.

A/N :

ditulis saat hujan di Jakarta, 28 April 2020, sembari menelaah antologi puisi milik Sapardi Djoko Damono.