4. Khawatir

254 42 15
                                    

Sehun membuka kedua matanya perlahan, kepalanya sedikit pusing karena pengaruh wine yang ia minum semalam. Setelah mendapatkan tamparan keras dari Yoojung selera makannya seketika lenyap. Sehun bahkan membanting piring yang ada dihadapannya karena kesal, dan kemudian ia memilih mengasingkan diri diruang kerja pribadinya.

"Dasar perempuan..." ucapnya seraya mengacak rambutnya kasar dan pergi menuju kamarnya.

Setengah jam kemudian Sehun menuruni anak tangga untuk sarapan. Seperti biasa, para pelayan sudah setia menunggunya dan memberikan salam hormat meski Sehun kerap kali tak membalas.

"Apa jadwal ku hari ini sekretaris Yoon?"

"Anda ada rapat dengan anggota dewan direksi, lalu wawancara dengan majalah Forbes. Dan jadwal terakhir mu adalah acara makan malam dari undangan tuan Jung"

"Baiklah..."

Sehun memalingkan pandangannya kearah anak tangga dimana adik lelakinya tengah turun.

"Apa kau sudah merenungkan kesalahan mu?" tanya Sehun pada Junghwan yang hanya terdiam di sebelahnya.

"Ne hyung..."

"Duduk dan makanlah, kau akan diantar pengawal yang baru"

"Tapi hyung...kau tidak memecat pengawal ku sebelumnya kan?"

"Apa kau ingin aku memecatnya?"

"Ani, aku tidak akan mengulanginya lagi"

"Baguslah, jika sekali lagi kau pergi kesana tanpa sepengetahuan ku, aku tidak segan-segan membuat mu sama seperti pengawal mu kemarin"

"Ne hyung..."


Junghwan pun mulai memakan makanan yang sudah disajikan. Sedang Sehun hanya memutar-mutar sendoknya. Kedua matanya beberapa kali teralihkan ke anak tangga, lima menit sudah ia menunggu sosok yang tak kunjung datang.

"Dimana nyonya Yoojung"

"Nyonya menolak untuk sarapan tuan"

"Mworago..."

"Nyonya bilang kepalanya sedikit pusing, jadi ia meminta untuk melanjutkan tidurnya"

Sehun bangkit dari duduknya.—bawa makanan untuknya dan ikuti aku"

Sehun bersama kepala pelayan Lee menaiki anak tangga dan menuju kamar Yoojung. Tanpa basa basi ia langsung membuka kenop pintu itu, menampilkan Yoojung yang tengah terbaring diatas ranjangnya.

"Bibi...sudah ku bilang aku ingi..."

Yoojung terkesiap melihat sosok yang sudah ada didepannya. Tatapannya menajam, mengingat apa yang telah dilakukan Sehun semalam padanya.

"Tinggalkan kami berdua..." perintah Sehun pada kepala pelayan.

Kini hanya ada dirinya dan Yoojung yang sudah menyandarkan tubuhnya dikepala tempat tidur.

Sehun mendudukkan tubuhnya disisi ranjang dan tangannya tanpa memberikan aba-aba langsung menyentuh kening Yoojung.

"Kau demam..." ucapnya pelan.

"Aku hanya ingin tidur"

"Ayo ke dokter..."

"Tidak mau, aku hanya ingin tidur"

"Apa kau selalu seperti ini"

"Apa maksud mu"

"Selalu saja sok kuat dan susah sekali diberi tahu"

Sehun membuka layar handphonenya, kini ia tengah menyambungkan panggilan pada seseorang.

"Yoboseo..."

RIDE OR DIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang