Happy Reading....
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 😚
.
.
.
.(Normal POV)
Senyuman manis itu terus terukir sejak kedua mata Sehun terbuka. Meski sudah beberapa kali tidur bersama, dan pagi harinya melihat Yoojung rasanya tetap saja berbeda untuk pagi ini.
Teringat kembali bagaimana ia dan Yoojung mengabiskan malam bersama semalam.
Malam pertama yang takkan Sehun lupakan.Sehun memainkan anak rambut yang menutup wajah teduh Yoojung. Dan karena pergerakan yang ia lakukan, kedua mata milik Yoojung pun terbuka perlahan.
Melihat keberadaan Sehun didepannya, dan juga ingatan tentang semalam, membuat Yoojung merasa malu. Pipinya merona, dengan cepat ia menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Sehun.
"Waeyo....?"
"Aku malu...."
"Kenapa harus malu, kau isteri ku, isteri sah ku nyonya Yoojung..."
"Tetap saja, aku malu Oh Sehun..."
"Araseo...araseo..."
"Kau tidak ke kantor hari ini..?"
"Hhmmm....—aku masih ingin bersama mu.." ucap Sehun setengah berbisik di telinga Yoojung dan berhasil membuat wanita itu semakin diserang rasa malu.
"Yaak..., berhentilah menggoda ku..."
"Maka dari itu, berhentilah menyembunyikan wajah mu..."
Yoojung akhirnya perlahan mendongakkan wajahnya pada Sehun.
"Jika begini, aku bisa menatap mu puas..."
Yoojung tersenyum manis.—Sehun-na..."
"Hmm...."
"Maafkan aku..."
"Untuk..."
"Entah nanti kau akan kesusahan atau tidak, tapi ku mohon bersabarlah sebentar jika aku kembali sakit..."
Sehun menggenggam tangan Yoojung erat,—kau tahu, seharusnya aku yang meminta mu untuk bersabar pada ku, aku memulai semuanya karena hanya wajah kalian mirip. Tapi akhirnya ku sadari bahwa kalian berbeda.— Jung~ah, mari kita saling bersabar. Entah seperti apa ujian didepan, ku harap kau akan tetap menjadi wanita yang berpijak disebelah ku."
Yoojung menganggukkan kepalanya pelan, air matanya sudah membasahi pipinya. Sehun yang melihatnya, membuat lelaki itu mendekati wajah Yoojung dan menghapus air mata itu dengan kecupan manisnya.
Sehun memeluk Yoojung erat.—Jangan pernah tinggalkan aku..."
Lagi, Yoojung menganggukkan kepalanya pelan seraya membalas pelukan Sehun erat.
****
"Apa hyung dan noona pergi bibi...?" Junghwan yang sedari tadi sudah menunggu di meja makan itu merasa kesal karena harus makan sendirian.
"Tidak tuan, Tuah Sehun dan Nyonya sedari tadi belum keluar kamar.."
"Jinjayo..."
"Ne tuan..."
Wajah kesal itu, seketika berubah senang.
"Apa perlu kami panggil tuan muda.."
Junghwan mengangkat tangannya sebagai tanda penolakan. Remaja itu tahu semalam kakaknya pulang dengan wajah yang tak seperti biasanya.
"Aku akan sarapan sendiri, tolong siapkan sarapan ku"
Junghwan kembali tersenyum senang, ia akhirnya memilih makan sendiri tanpa mengganggu kedua orang yang sedang dimabuk cinta itu itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
RIDE OR DIE
Chick-LitKamu adalah akhir dari hidupku selamanya Bahkan jika aku melihat masa lalu, masa depan ku adalah kamu Kau seperti putihnya awan yang menghiasi langit ku yang kelabu Disaat hujan dan air mata jatuh, bagaimanapun juga kamu adalah aku Bahkan jika aku b...