**
Hyunjin berjalan malas menuruni tangga. Dengan dasi yang ia sampirkan sembarangan. Di belakangnya ada Renjun yang telah rapi dengan rambut klimisnya, dan tampak sangat ceria sekali. Berbanding balik dengan kembarannya yang memasang wajah lemas.Mereka berjalan ke arah ruang makan yang menyatu dengan dapur. Dilihatnya sang papa yang tengah sibuk merapikan baju Seragam Jinyoung. Tak lupa, menyisirnya serta memakaikan dasi.
Hyunjin merasa jengah melihat kemanjaan Jinyoung."Manja banget sih Lo, ngerepotin," ucapnya setelah duduk di kursi.
"Hyunjin, jaga bicaramu," sahut papa Jackson yang dibalas dengan dengusan oleh Hyunjin.
"Kakak kalian mana?" Jackson menatap kedua anak kembarnya.
"Masih disiap-siap pa, bentar lagi turun paling," balas Renjun sembari mengoleskan rotinya dengan selai strawberry kesukaannya.
"Oh iya, sayang, mau sekelas sama siapa? Kak Lucas di ipa dua kelas dua belas. Kak Hyunjin dan Kak Renjun ipa satu. Kelas sepuluh tapi"
Jinyoung tampak berfikir. Ia menatap kakaknya secara bergantian. Lalu, menatap Lucas yang baru datang.
"Sama kak Hyunjin sama kak Renjun saja, pa," jawabnya kemudian. Yang mendapat tatapan tak suka dari empu pemilik nama.
"Dih, gue nggak mau sekelas sama Lo ya," sahut Hyunjin nyolot.
"Yasudah. Hyunjin, jaga adiknya baik-baik ya!"
"Hyunjin nggak mau sekelas sama dia pa." Hyunjin merengek dan di cuekin sama papa. Oh kasihan ya.
"Tenang aja dek, kalau Hyunjin nggak mau sama kamu, masih ada kak Renjun."
Hyunjin membolakan matanya begitu mendengar ucapan Renjun. Kemudian, ia menatap Renjun tajam.
"Oh, jadi sekarang Lo berada di pihak tuh bocah."
"Nggak. Sebagai kakak yang baik kan harus bersikap adil terhadap adik-adiknya," balas Renjun dengan tenang.
"Tau ah, sebel gue sama Lo."
"Dasar bocah. Dah, makan Lo pada." Lucas melerai adik-adiknya yang ngebacot Mulu. Katanya kupingnya sakit mendengar ocehan mereka.
Setelah sarapan yang penuh drama, Hwang familly kini sudah berada di dalam mobil. Papa Jackson menyetir, di sampingnya ada Jinyoung. Sementara Hyunjin berada di tengah-tengah kakaknya.
"Jinyoungie, pokoknya ingat pesen papa ya!"
"Eung."
"Kakak Lucas jaga adik-adiknya ya. Kali ini tugasnya nambah karena adik kamu nambah satu." Tak habis-habisnya papa Jackson berpesan yang intinya sama.
"Iya papa," balas Lucas. Kemudian ia keluar dari mobil karena sudah sampai di depan gerbang sekolah gaes. Tapi Salim dulu.
"Kak Hyunjin yang rajin sekolahnya. Kakak Renjun juga!"
"Iya papa Jackson," balas keduanya serempak.
Setelah kedua anaknya keluar, tinggalah Jinyoung yang sangat antusias dengan hari pertamanya sekolah."Jinyoungie sekolah dulu ya pa. Dadah." Setelah menyalimi papa Jackson, Jinyoung menyusul kakak kembarnya.
Dengan senang hati, Renjun merangkul Jinyoung. Sementara Hyunjin hanya menatapnya sinis."Kakak, nanti Jinyoungie duduk sama siapa?" Jinyoung bertanya kepada Renjun.
"Sama kak Renjun mau? Soalnya Hyunjin duduk sama Felix."
Jinyoung mengangguk antusias. Kemudian, ia menatap Hyunjin yang memalingkan wajahnya.
**
Jinyoung terduduk sendiri di kelasnya. Teman-temannya sedang melaksanakan upacara bendera. Tadi ia sangat antusias, tapi, bapak wali kelasnya melarangnya atas perintah papa.
Jadilah ia hanya menyaksikan teman-temannya yang sedang kepanasan. Jinyoung kan juga ingin merasakan bagaimana mengikuti upacara bendera itu.Ngomong-ngomong soal dilarang, ia jadi ingat Dad. Dad selalu melarangnya melakukan hal-hal yang membuatnya lelah. Bahkan, berada di luar rumah,pun, ia jarang sekali.
"Hwang Jinyoung, apa Lo sakit?" Jinyoung menoleh ke asal suara, di dapatinya Renjun yang berjalan ke arahnya dengan tatapan khawatir.
Jinyoung menatap Renjun bingung. Ia akan menjawab apa?
Bahkan, ia tidak pernah merasa sehat sejak hari itu."Eum, iya, he..he..he.." Jinyoung nyengir.
Renjun duduk di sampingnya lalu tangannya mengecek suhu tubuh Jinyoung.
"Hangat. Mau ke UKS aja nggak?"
Jinyoung menggeleng.
"Nggak kak. Disini saja. Kakak tidak ikut upacara?""Tadi ikut. Tapi lihat lo nggak ada ya gue cari."
Jinyoung menatap Renjun dengan tatapan binarnya.
"Makasih udah respect sama Jinyoungie," ucapnya. Renjue3n mengusak Surai hitamnya gemas."Imutnya."
"Heh, kalian berdua kenapa nggak ikut upacara woy." Felix berteriak dari pintu masuk kelasnya.
Diikuti oleh teman sekelasnya. Sepertinya, upacara telah usai.Felix duduk di depan bangku mereka. Ia menatap Jinyoung dan Renjun dengan sengit.
"Kalian berdua bolos upacara? Enak banget. Aws.."Renjun memukul kepala Felix pelan.
"Bolos ndasmu. Nih, gue nemenin orang sakit," ucapnya sembari melirik Jinyoung."Hah, Lo sakit? Di hari pertama masuk sekolah?"
Jinyoung meringis pelan mendengar ucapan Felix.
"Caper aja tuh," celetuk Hyunjin yang duduk di sebelah Felix.
Jinyoung menunduk. Sepertinya hanya Hyunjin yang tidak menerima kehadirannya.
"Jinyoungie beneran sakit kak," ucapnya pelan."Udah, jangan di dengerin omongan cowok pms," ucap Renjun. Hyunjin yang semula menghadap kedepan, kini, ia menatap Renjun dengan tajam.
"Apa Lo bilang, hah? Terus aja belain dia." Setelahnya ia menyibukkan diri dengan bermain ponsel.
Felix menatap mereka dengan tatapan bingung. Ingin melerai tapi ia tak berani. Jadi, ia berpura-pura saja membaca buku.
Renjun mengelus pundak Jinyoung lembut. Kemudian, tersenyum tipis.