**
Suara gaduh dari lantai bawah membuat tidur siang Jinyoung terganggu. Ia menggeliat kecil. Kedua netranya terbuka dan ia memanyunkan bibirnya.
Kenapa saudara-,saudaranya itu berisik sekali? Membuat kualitas tidurnya terganggu saja.Cklek... Seseorang membuka pintu kamarnya dan otomatis ia menoleh. Dilihatnya Felix yang seperti biasa, menggunakan celana pendek serta kaos tanpa lengan dengan santai mendekatinya dan membanting tubuhnya di ranjang.
"Ih... Kak Felix," rengek Jinyoung. Akhir-akhir ini ia memang berguru dengan Felix. Lebih tepatnya, Felix yang memaksa ya sih.
"Gue kesel sama kembar tak seiras itu anjir." Felix mengadu.
"Why?"
"Gue kalah terus main game, hue... Hiks hiks.." tuh, kan, lebainya Felix kambuh.
"Ya berarti kak Felix tidak di takdirkan untuk mengalahkan kakak-kakak gue."
"Anjir.. ambigu banget Lo ngomong Lo gue."
Jinyoung menggaruk kepala belakangnya sembari nyengir.
Brak... Kedua pasang netra itu menoleh ke arah pintu yang di buka dengan kasar. Disana, terdapat Hyunjin dan Renjun yang menatap Jinyoung khawatir.
"Felix, keluar Lo dari kamar adik gue. Jangan buat adik gue yang polos itu jadi bobrok kayak Lo," omel Renjun. Sementara Hyunjin memeluk Jinyoung dengan penuh drama.
"Jangan belajar gaol-gaol an sama Felix ya dek. Felix itu sesat! Jangan buat dirimu yang suci ini menjadi seperti Felix."
Felix memutar bola matanya jengah. Menghadapi teman kembarnya itu harus membutuhkan hati yang kokoh agar tidak mudah roboh karena ucapan yang pedas itu.
"Kak Felix baik kok. Jinyoungie senang berteman dengan kak Felix."
Dan ucapan Jinyoung berhasil membuat pemuda keturunan Australia itu tersenyum.
"Kita kan friend bro. Sama-sama dari Australia."
"Australia gundulmu. Tinggal disana aja kaga pernah kan Lo," sungut Hyunjin.
"Pernah. Waktu umur sepuluh. Seminggu gue di sana."
"Itu namanya liburan dodol."
"Bodoamat yang penting gue bule."
"Iya in."
"Ih, kakak-kakak jangan debat! Jinyoungie jadi pusing dengar kalian debat."
Renjun memeluk Jinyoung.
"Ho oh. Kakak juga pusing dengar mereka debat.""Keluar yuk kak. Bikin susu."
Renjun dan Jinyoung pun keluar dari kamar. Membiarkan Felix dan Hyunjin beradu argumen disana.
"Kok rame banget di bawah kak?"
"Ada teman-temannya kak Lucas di bawah. Ke kamar kakak dulu yuk. Kakak mau ambil barang dulu."
"Heung."
"Renjun, Lo ikut gue nggak? Gue mau ke toserba beli Snack." Itu ucapan Lucas, dari ambang pintu kamar Renjun.
"Ikut..."
"Yaudah ayok. Hyunjin juga sekalian ajak. Nanti ngambek lagi."
"Iya iya."
"Adek mau nitip?" Tanya Lucas yang baru sadar ada Jinyoung di sana.
"Jinyoungie mau susu pisang aja deh."