15

524 62 3
                                    

**

Pagi hari yang cerah menemani kegaduhan di rumah besar Hwang. Mereka akan berangkat ke Jeju. Bukan untuk liburan, tetapi untuk menghadiri acara peringatan pernikahan nenek dan kakek.

Lucas tampak sibuk mencari jaket Levis yang berwarna coklat yang baru dibelikan papa sebulan lalu.

Juga, ada Renjun yang kerepotan mengepak pakaiannya di koper. Ia membawa banyak sekali barang. Katanya, ia ingin banyak foto dengan pakaian yang fashionable agar hasil fotonya aestetik katanya.

Serta, Hyunjin yang sibuk mendandani Jinyoung. Ia memakaikan jaket tebal yang besar pada tubuh mungil Jinyoung, lalu, memakaikan syal rajut dan memasang kupluk.
Setelah berbaikan beberapa hari lalu, Hyunjin kini menjadi overprotektif kepada adik satu-satunya itu.

"Pa susu coklat panasnya mana?" Tanya Hyunjin ketika melihat Jackson yang mendekat dengan membawa koper besar. Tentu saja itu milik Jinyoung. Itu beberapa alat medis yang dibutuhkan Jinyoung.

"Ada di meja makan. Udah papa taruh di cup. Kamu bawa kesini ya. Kita minumnya di mobil saja. Takut ketinggalan pesawat."

"Heum." Lalu, Hyunjin menjalankan perintah papa.

"Kakak bantu papa beresin koper di bagasi ya!"

"Bentar pa, jaket aku yang warna coklat yang di beliin papa sebulan yang lalu dimana? Lucas pusing nyariin dari tadi ngga ada:("

"Papa beliin kamu lima jaket coklat sama dua jaket hitam Lho kak."

"Ih, pa, jaket yang ada logo segitiga di punggung Trus ada tulisan Mandarin ya dua hurup. Terus resletingnya warnanya hitam. Sakunya ada delapan itu lho. Saku pertama agak besar trus saku di dalamnya Lucas jahit pakai benang warna..."

"Yaampun kakak. Papa malah pusing dengerinnya. Udah kamu cari sendiri saja. Kakak Renjun bantu papa ya!"

"Tapi Renjun beres-beresnya belum selesai pa. Koper Renjun tidak mau di tutup."

Jackson menghela nafas sabar menghadapi kelakuan absurd anak-anaknya. Lalu, ia membantu Renjun dulu.

"Jinyoungie yang bantu papa deh."

"NGGAK." Serempak mereka bertiga. Dan itu membuat Jinyoung mengerucutkan bibirnya sebal. Ia kembali duduk di sofa dengan jaket kebesarannya ia terlihat sangat kecil.

**

Pukul sebelas siang, mereka telah sampai di kediaman nenek kakek Hwang.
Ini baru pertama kalinya Jinyoung kesini. Rasa senang dan takut mendominasi dirinya. Maka dari itu, ia hanya sembunyi dibalik punggung besar papa. Jangan lupakan sifatnya yang pemalu.

"Aigo... Aigo.... Cucuku." Nenek Hwang muncul dari samping rumah. Sepertinya sehabis menyirami tanaman.
Si kembar menghampirinya, menyalimi dan memeluknya.

"Renjuin Rindu nenek."

"Hyunjuin jugaaa.."

Nenek Hwang tersenyum sembari memeluk mereka berdua.
"Ah nenek juga merindukan cucu-cucu nenek yang tampan ini, aigo."

"Lucas juga mau peluk." Lucas ikut menyusul mereka.

"Ma, aku bawa cucu mama."

"Iya mama tau ini lagi dipeluk. Kamu.." nenek Hwang menghentikan ucapannya ketika netranya melihat sesosok kecil di balik punggung putranya.

"I..itu... Siapa Jackson?"

Jackson menghadap ke belakang dan merangkul Jinyoung.
"Hwang Jinyoung, cucu mama."

Jinyoung menunduk malu. Nenek Hwang menatapnya dengan tatapan tidak suka.

"Bae Jinyoung bukan Hwang Jinyoung."

HwangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang