💎 || 9. Beda Pandangan

614 206 55
                                    

⚠️Triggered Warning⚠️

Karena tokoh Albar ini sangat-sangat-sangat-sangat kepo terhadap sesuatu. Dia nggak bakal bisa mempercayai sesuatu sampai dibuktiin kebenarannya secara langsung.

Alhasil, bab ini tercipta di mana Albar berusaha ngebandingin fakta yang dia temukan sama agama yang menyebar di Indonesia.

Mohon maaf sebelumnya karena takut ada yang tersinggung, tapi insyaallah di sini tidak ada maksud mengangkat atau menjatuhkan agama mana pun. Hanya saja yang perlu digaris-bawahi adalah ini MURNI PEMIKIRAN ALBAR.

Jadi, apabila ada yang mempunyai pendapat yang berbeda, aku dan Albar menghargai hal itu. Hanya saja mungkin berbeda dari apa yang Albar yakini.

Untuk menghindari konten menyinggung SARA, aku coba sebisa mungkin untuk meramu kalimat implisit mengenai agama tertentu...

Terus kenapa bab ini tetap ditulis kalau takut menyinggung SARA?

Karena aku pernah membaca cerita lain ttg atheis yang begitu mudahnya percaya pada pendapat pemeluk agama tertentu. Padahal, atheis itu terkenal sebagai pemegang prinsip yang kuat. Sulit goyah.

Karena Albar ini atheisnya nggak cuma tempelan, makanya bab ini wajib hadir sebagai penguat keyakinan dia.

Jadi, siap bacanya, 'kan?

Part ini benar-benar beban buat dipost😂 Bisa jadi bom buatku. Tapi aku udah mencoba berhati-hati sampai nanya-nanya ke banyak orang dan kata mereka tidak terlalu sensitif. Jadi, kalian yang membaca sekalian bantu aku mengoreksi juga ya?

💎

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sembilan Nyawa Al Barra

🍀Story by Ana Latifa🍀
Instagram: Onlyana23 | Wattpad: Onlyana23 | GWP: Onlyana23

💎

Seseorang tidak memerlukan agama untuk menemukan Tuhan, tetapi seseorang yang telah menemukan Tuhan akan memerlukan agama.

💎

"Adek? Alhamdulillah sehat, Buk .... Oh? Belum. Nanti saya usahakan .... Iana juga kangen sama Ibuk .... Iya. Waalaikumussalam."

Setelah panggilan terputus, Abizar menyimpan ponselnya ke dalam saku baju koko. Minimal tiga hari sekali, Abizar selalu menelepon orang tuanya di Jawa Tengah. Sekadar menceritakan kabar terbaru juga perkembangan kehidupan rumah tangga Abizar. Abizar belum lagi mengunjungi orang tuanya karena dia tidak ingin berangkat sendiri ke sana. Dia ingin mengajak seseorang, yang belum bisa diajaknya.

Dari lantai enam gedung UnBim, dia perhatikan lelaki yang tampak mini sibuk berbincang dengan dua orang di taman kampus. Walau jauh jarak pandangnya, Abizar mengenal salah satunya. Rasyid Al Barra. Lelaki yang sudah terkenal seantero kampus karena tidak memeluk agama.

Tanpa dia sadari, gerak-geriknya selalu diperhatikan Abizar. Abizar selalu berharap Albar mau datang lagi ke kajian atau sekadar menghampirinya untuk bertanya, tetapi lelaki itu malah tampak menghindarinya. Dan Abizar enggan berprasangka buruk terhadap Albar. Mungkin Allah swt belum mengizinkan mereka untuk bercengkerama.

Sembilan Nyawa Al BarraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang