8. STOP, KIM!

3.5K 228 15
                                    

"Mata sipit itu ... apakah dia pemiliknya? Meskipun matanya yang menangis dan terpejam, tetap terlihat cantik!" - Kim V.

.

.

.

.

"Kumohon berhentilah!" - Jimin.


[Full part VMin🔞]

.

.

.

.

⬜HAPPY READING⬜

🔞🔞

.
.
.

Setelah membawa Jimin memasuki kamar hotel, Kim V mengunci kamar hotel tersebut dan menatap Jimin tajam. Melihatnya membuat pria manis tersebut ketakutan, dia tidak berani menatap mata hazel yang kentara sekali kemarahan di dalamnya.

"Katakan, siapa dia?" tanya Kim V, mendekati Jimin dan memegang kedua pundak istrinya.

Jimin ketakutan. Bahkan ia tidak dapat bergerak sama sekali. Sementara itu Kim V semakin kesal lantaran Jimin tidak segera menjawab pertanyaan darinya. Kini Kim V mencengkram lengan Jimin secara kasar, dan memerintahkan pria manis itu menatap dirinya.

"Tatap mataku, Kim Jimin," perintah Kim V mutlak. Akan tetapi istrinya itu tidak memiliki nyali menatapnya, "KUBILANG TATAP MATAKU, KIM JIMIN!"

Bentakan dari Kim V berhasil mengangkat kepala yang terus menunduk sedari tadi. Mata sipit yang indah itu menangis, meneteskan deras air matanya. Entah mengapa hati Kim V rasanya seperti disayat pedang tajam. Hatinya teriris melihatnya, tapi ia tidak tahu apa artinya.

"Dia adalah ... hiks, dia Alex Loui. Sahabat kuliah ku di sini," jawab Jimin sesenggukan.

"Eo, pasti dia cinta pertamamu. Benarkan?" Jimin terus menggeleng kuat mendengar ucapan Kim V, "Terlihat dari caramu memeluk dirinya ... sepertinya istriku ini masih mencintainya." Lagi-lagi Jimin menggeleng sambil terisak.

"Aniyo, Kim! Percayalah padaku, hiks, aku tidak mencintainya!" bela Jimin, melepaskan cengkraman kuat tangan Kim V pada lengannya. Akan tetapi suaminya itu bersikeras dan kembali mencengkram lengan Jimin.

"Kesalahanmu sungguh banyak. Pertama, kau memeluk laki-laki itu, kedua, kau membohongi ku. Sepertinya kau harus dihukum," ujar Kim V, menunjukkan smirk nya yang terlihat menyeramkan. Sementara Jimin terus menggeleng seraya melangkahkan kakinya mundur, pria tampan tersebut malah semakin mendekatinya. "Kau menginginkan honeymoon yang sempurna bukan?"

Mendengar perkataan Kim V tentang bulan madu tidak membuat Jimin bahagia, melainkan ketakutan. Sebab Jimin tahu akhirnya akan bagaimana. Namun, saat ini Jimin tidak dapat berkutik sebab kakinya menabrak tepi kasur. Terlebih lagi Kim V mendorongnya, membuat dirinya terbaring begitu saja. Diikuti Kim V yang mengungkung dirinya.

Perlahan Kim V mendekati telinga kanannya, "Dasar jalang!" Bisiknya membuat Jimin merinding serta sakit hati dalam waktu yang sama. Lalu Kim V menjilati sensual telinga Jimin, menggigitnya kuat hingga darah segar mengalir dari daun telinga pria manis tersebut.

"Appo, hiks, maafkan aku, Kim! Tolong berhentilah," pinta Jimin putus asa.

"Kau menginginkan ini dariku bukan? Jadi aku akan memberikannya padamu," ujar Kim V, meraup bibir tebal Jimin yang memerah sebab menangis tadi. Melumatnya kasar, menggigitnya hingga berdarah. Sungguh kasar permainan Kim V.

Tidak hanya itu, ia juga melepas semua pakaian Jimin hingga full naked kemudian melepas kemejanya. Ia tidak peduli dengan rintihan sakit dari Jimin. Saat ini Kim V hanya ingin menghukum pria manis itu. Lalu Kim V turun pada leher jenjang Jimin, menggigitnya hingga terbentuk kissmark di sana.

"Eungh, Kim!" lenguh Jimin merasakan nikmat dan juga sakit. Bibir dan telinganya masih mengalir darah segar.

Mendengar lenguhan di bawahnya, Kim V semakin memiliki hasrat untuk segera menikam pria manis di bawah kungkungannya saat ini. Setelah banyak melakukan kissmark pada leher dan dada Jimin, Kim V turun menuju dua nipple coklat muda tersebut. Pun melahapnya seakan bayi yang kelaparan, tidak diam di situ saja. Kim V memelintir nipple Jimin yang lain sehingga membuat pria manis tersebut mendesah nikmat.

"Aaahhh," Jimin menjambak rambut Kim V menyalurkan rasa nikmatnya.

"Sepertinya kau sangat menikmatinya. Hukumanmu akan segera datang, baby!"

Setelahnya Kim V melepas celana jeans yang ia pakai, melilitkan ikat pinggang pada tangannya. Ia kembali mengungkung Jimin, kemudian menarik kedua tangan pria manis tersebut ke atas dan diikat kuat dengan ikat pinggangnya. Seolah tuli dengan rintihan Jimin. Tanpa babibu, sang dominan memasukkan miliknya pada hole Jimin. Tidak dapat dibayangkan betapa sakitnya hal itu, apalagi hole Jimin yang masih kering.

"AKH! Hiks, Kim, kumohon berhentilah!" pinta Jimin, menangis sesenggukan. Bukan rasa nikmat yang didapat Jimin, melainkan rasa sakit jiwa dan raga.

"Rasakan hukumanmu, jalang! Nggghhh," erang Kim V, mulai mengeluar masukkan pusaka miliknya secara kasar. Jimin semakin menangis dibuatnya.

"Kumohon berhentilah! Aahhkk ... ini menyakitkan, Kim! Berhentilah. Hiks," isak Jimin, mencoba melepaskan ikatan pada tangannya.

"Jika aku tahu lubangmu nikmat, sudah ku lakukan dari dulu. Makanya banyak sekali para seme mengincarmu, nggghhh ... ternyata lubangmu benar-benar nikmat!" racau Kim V, seraya mengeluar masukkan pusakanya dari lubang Jimin dan memejamkan matanya. Semakin menusuknya lebih dalam hingga erangan kesakitan Jimin menggema diseluruh ruangan.

"No! Not here!" Jimin mencegah Kim V agar tidak menyentuh titik kelemahannya. Tapi Kim V tetaplah Kim V.

"Yes, here!"

Kim V semakin menusukkan miliknya, Jimin semakin menangis dibuatnya. Rasanya sangat sakit, bukan hanya tubuhnya saja yang sakit, melainkan hatinya juga sakit melihat perilaku Kim V padanya. Suara penyatuan tubuh mereka sampai-sampai dikalahkan oleh erangan kesakitan dari Jimin, hingga pada saatnya dirinya akan klimaks untuk pertama kalinya. Kim V malah menutupi lubang kencingnya, jika mampu Jimin akan mendorong Kim V dengan kakinya.

"Aaaahhhhh, lepaskan, Kim! Kumohon, hiks. Ini sungguh menyiksaku! LEPASKAN! Akhh, enggghhhh,"

"Sebentar lagi, baby."

Dirasa milik Kim V semakin memenuhi hole nya, Jimin menahan rasa sakitnya berkali-kali lipat saat itu juga. Milik Kim V memang nikmat, besar, dan panjang, tapi Jimin tidak suka cara bermain Kim V yang seperti ini. Holenya juga berkedut, menjepit pusaka Kim V.

"Aaahhhh," desah lega Kim V ketika mengeluarkan cairan pertamanya. Di dalam.

Darah pada telinga dan bibir Jimin telah mengering daritadi setelah Kim V menusuknya secara brutal. Kemudian pria tampan tersebut menatap mata Jimin yang tengah menatap sayu terhadap dirinya, dengan air mata yang sepertinya sungguh susah dikendalikan. Apakah ia terlalu menyakiti perasaan Jimin? Cukup lama Kim V menatap mata indah Jimin.

"Mata sipit itu ... apakah dia pemiliknya? Meskipun matanya yang menangis dan terpejam, tetap terlihat cantik!"




.



.



.



"Mustahil!"








.








.








.








.








.

TBC!!

Yg suka baca yd dimalam hari sini, kita rujakan bareng. Tp pake emot:V
See you~

Am I Love You? -- VMinTaeKookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang