21. POSITIVE

2.6K 161 2
                                    

Gtw kenapa, guys. Aku kepikiran buat un-publish Fanfic ini dan bikin fanfic baru yg lebih menarik😭👍 soalnya ini fanfic vote nya bener² anjlok😭👍 miris aku liatnya, beneran dah✌😭

Gimana klo aku bikin story baru? Trus ini aku un-publish?😭 kek miris aja gitu, readers nya banyak, tp vote nya anjlok🙂👍 padahal niatku namatin FF ini, terus logout akunku😭
Atau gini aja, ditamatin fanfic nya terus bikin baru, setelah bikin baru un-publish fanfic ini?

Kalian maunya gimana? Komen di sini😤 wajib😬

.

.

.

.

.

.

.

💫HAPPY READING💫



















Setelah melihat hasil tes nya, pria manis itu benar-benar terkejut. Seolah tidak percaya dengan apa yang terjadi. Apakah ini takdirnya untuk kembali lagi pada mantan suaminya(?). Keputusan yang ia ambil harus tepat, dirinya benar-benar stres saat ini. Jadi, selama ia hamil(?) ini, apakah mantan suaminya yang menunjukkan tanda-tanda kehamilannya? Sungguh demi apapun Jimin ingin menangis rasanya.

Positif. Dua garis merah terpampang jelas pada alat pipih dan persegi panjang itu. Terbesit perasaan menyesal pada dirinya lantaran mengikuti perkataan perempuan di swalayan tadi menyelubungi dirinya. Akan tetapi, ada benarnya juga bahwa dia harus tau dengan kehamilannya.

"Apa yang harus kulakukan? Bagaimana dengan nasib bayi ini?" Jimin terus menerka-nerka, menanyai dirinya sendiri apa yang harus ia lakukan.

Pada sisi lain, memang ia ingin kembali dengan Kim V, dan merobek-robek surat dari dinas itu. Namun, ia juga benar-benar kecewa pada Kim V lantaran telah menuduhnya dan mengurus surat perpisahan itu tanpa sepengetahuan dirinya. Jadi, posisi Jimin saat ini adalah dilema. Memaafkan kesalahan Kim V untuk kesekian kalinya ini, akan membuat kehidupan Jimin dan bayinya membaik di masa depan. Akan tetapi, Jimin terlanjur kecewa dan sakit hati.

"Mungkin lebih baik aku bertanya pada diriku sendiri dengan serius sekarang!" alibi Jimin, bangkit dari pikiran dilema-nya.

Sebelum itu, Jimin menyimpan testpack nya dalam sebuah amplop putih yang ia temukan dalam laci. Lalu menyimpannya sebaik mungkin. Pun melangkah menuju lemari, mengambil setelan musim panasnya dan keluar dari apartemen.
























----





























"Sayang, apakah kau melihat di mana sweaterku?"

"Di lemari, Tae! Coba carilah dengan benar, memangnya kau mau kemana? Orang gila mana yang memakai sweater di musim panas?!"

Taehyung menghentikan mencari sweater di lemari, lalu berbalik badan memandang istrinya yang sedang sibuk mengaca dan memperhatikan body-nya. Papa hamil itu merasa lebih gemuk, jadi setiap saat ia melihat kaca ia akan berputar-putar seraya mengamati tubuhnya. Taehyung hanya bisa menghela napas pelan melihat perilaku istrinya yang mulai manja, dan pemarah, poin terpenting adalah 'baperan'.

Am I Love You? -- VMinTaeKookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang