Melindungi dan memutuskan

130 29 13
                                    

Happy Reading!!


"Gue bakal tetep biarin dia disini" kata Mark tegas sambil menatap tajam Jungwoo.

"Mark... ini Wooseok. Gue cuman khawatir lo di apa apain sama tuh orang" kata Jungwoo menatap Mark khawatir.

Mark menyeringai, "gue kira lo cukup akrab sama Nara buat bisa ngelindungin dia bukan nya malah ngejauhin dia dari perlindungan" kata Mark masih menatap Jungwoo tajam.

"Mark bukan gitu, tapi kita ini orang luar. Gatau mereka gimana dan apa aja yang udah terjadi. Bahkan Naraya orang asing buat lo" kata Jungwoo menatap Mark meyakinkan.

Mark sekali lagi menyeringai hingga terkekeh sarkas "Naraya bukan orang asing buat gue." Tegas Mark. "Jungwoo denger gue. Temen lo itu bisa mati terus terusan sama Wooseok. Disaat kayak gini bahkan lo nutup mata lo?" Kata Mark tidak percaya.

"Mending lo pergi deh kalo ga bantu apa-apa" usir Mark sambil bangkit dari duduk nya dan menunjuk ke arah pintu apartemen nya.

Jungwoo bangkit dari duduknya, "Ok kalo itu mau lo. Gue kasih saran, lo gabisa menghadapi ini cuman berdua sama Naraya. Lo butuh kawan. Lucas misalnya?" Kata Jungwoo sambil berjalan menuju pintu apartemen.

Lalu Jungwoo berhenti di depan pintu. "Atau bahkan gue? Lo bisa minta bantuan gue" katanya keluar dari apartemen Mark.

Mark duduk sebentar di sofa lalu kemudian berlalu menuju kamar nya.

—————————

"Lo mau pake telor mata sapi ga? Biar gue yang goreng. Lo bisa mandi dulu" kata Mark yang kini membuka kulkas untuk membawa telur dari sana.

Pagi-pagi Naraya sudah memasak nasi goreng untuk sarapan nya dengan mark.

"Ok deh gue mandi bentar ya" kata Naraya sambil berlalu.

Mark mulai menyiapkan penggorengan nya, lalu bingung. Sebenernya Mark tidak pernah bisa memasak, tidak pernah mencoba juga. Sejak dulu dia selalu kabur saat Mami nya mulai memberi les masak dadakan.

Mark lalu memulai nya dengan memakai celemek dan menalikan nya di perut. dengan nekat Mark memecahkan telur nya untuk dimasukkan ke penggorengan, lalu dia menyalakan kompor nya. Meringis melihat telur di penggorengan dan menyadari ada kulit telur yang ikut masuk ke dalam penggorengan. Buru-buru Mark mengambil nya.

"Kacau kacau kacau" gumam Mark.

Ternyata telur nya juga menempel di penggorengan membuat nya susah untuk dibalik. Mark semakin pusing.

"Udah udah ini udah. Keren lo Mark jago bener" gumam Mark sambil mengangkat telur yang tidak berbentuk ke dalam piring.

Lalu Mark memecahkan lagi telur dan memasak nya lagi. Mengulangi apa yang dia lakukan tadi hingga jadi 2 telur tak berbentuk dalam satu piring. Mark lalu mematikan kompor dan membawa piring berisi kan telur itu ke meja.

Baru saja Mark akan duduk, muncul lah Naraya. Mark berdiri lalu meraih piring berisi telur tadi dan memperlihatkan nya pada Nayara.

"TARAAAA TELUR ALA MARK!" Seru Mark sarat akan kebanggaan dan tak lupa senyuman yang menghiasi wajah nya.

"Wow..."

Mark menunggu respon Nayara yang kini sedang memperhatikan telur bikinan nya.

"ANCUR BANGET GILA, SAYANG BANGET TELUR NYA MARKK" seru Nayara memegang kedua pipi mark sebentar lalu menatap telur nya sayang.

"KOK GITU SIH?" Seru Mark kesal.

"Mark.... kayaknya ada yang salah dari cara buat telur menurut lo. But you doing great!" Kata Naraya sambil menarik leher Mark agar menunduk lalu menepuk puncak kepala Mark.

SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang