Prologue 🍃

680 88 1
                                    

Cahaya matahari langsung menusuk indra penglihatanku ketika kelopak mataku terkulai.

Aku di mana?

Mataku menyapu sekeliling, pohon-pohon menjulang tinggi ke atas, namun daunnya yang tak lebat membuat sinar matahari masih terlihat jelas.

Seingatku, aku sedang tertidur, apakah ini mimpi?

Tanganku spontan menampar pipi kananku, aku tidak terbangun, jangan-jangan itu bukan mimpi.

Aku memalingkan kepalaku ke belakang karena merasa ada yang tengah mengamatiku. Benar saja, ada seorang gadis yang memakai gaun putih polos berlengan panjang sedang menatapku seraya mengukir senyum di atas bibirnya.

Sumpah, kelihatan horor banget.

"Hai, namamu siapa?"

Aku menatapnya dengan bingung. Sejenak kemudian, aku melontarkan pertanyaan yang sama. "Kamu siapa?"

Aku sontak berdiri, berjalan tiga langkah menjauhinya yang masih duduk di atas tanah kotor.

Astaga, ada seekor tupai yang muncul dari punggungnya, dia memelihara tupai? Keanehan dari gadis itu semakin bertambah saja.

"Namaku Amelia," ujar gadis berambut hitam itu sembari ikut beranjak dari duduknya. Setiap dia melangkah untuk mengurangi jarak, aku selalu mundur.

Lagipula, siapa yang akan percaya pada seseorang yang baru kamu kenal, ralat, baru kamu lihat, bisa saja dia itu penyihir aneh yang bisa membuatku mati jika menyentuhnya.

Eh, memangnya masih ada penyihir di zaman sekarang? Duh, aku jadi ikutan aneh.

"Jangan takut, aku tidak akan melukaimu." Ini membuatku semakin curiga, tipikal ucapan pembunuh ketika menyuruh mangsanya mendekat.

Aku tidak bodoh. Meski aku mendapat nilai C di kimia, tapi aku tidak sedungu gadis di novel-novel yang langsung percaya pada orang yang ia lihat.

Kedua kakiku berlari secepat mungkin, berusaha menjauhi Amelia dan tupainya.

Bruk!

Aku terjatuh, padahal baru berlari lima langkah, aku benar-benar payah!

Wajahku mulai ternodai oleh tanah, ada rasa perih pada kedua lututku. Aku lupa kalau ini adalah hutan, penuh bebatuan dan tanaman menjalar.

"Aku bisa mengobatimu." Amelia menjulurkan tangannya di depanku. "Aku bersumpah tidak akan menyakitimu."

Karena rasa sakit di kakiku, aku jadi kehilangan sisi kewaspadaanku. Jemariku menggengam tangannya, Amelia lalu mengangkatku berdiri.

Aku tidak sadar kalau dia sedari tadi mengenakan tas selempang, terlihat kuno dan tua, seperti terbuat dari karung goni. Dari sana, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil.

"Duduklah." Aku menuruti ucapannya.

Ternyata isi kotak kecil itu adalah bubuk berwarna hitam, aku menatapnya ngeri, menjauhkan kakiku yang ingin dia obati.

"Ini dari tanaman, warnanya memang begini, ini bukan racun, tenanglah." Amelia mengoles bubuk itu pada lengannya, berusaha membuatku percaya kalau dia tidak berbahaya.

"Auch!" Aku meringis kesakitan setiap Amelia menyentuh kulitku yang terluka.

"Jadi, namamu siapa?" tanya Amelia saat tengah mengobatiku.

"Cecilia."

"Kebetulan sekali, nama kita berakhiran dengan 'lia'" Amelia tertawa kecil.

Aku tidak akan berbohong, Amelia terlihat cantik, kulitnya cerah, bibirnya semerah buah ceri, dan matanya yang bundar menjadi pelengkap yang sempurna.

Siapa dia sebenarnya?

"Kamu siapa?"

"Amelia," jawabnya.

"Bukan, maksudku kamu ngapain di sini?" Aku memperinci pertanyaanku.

Amelia tersenyum sejenak, dia lalu mengeluarkan sehelai daun untuk menutupi lukaku. "Aku pengembara."

Amelia sepertinya adalah gadis sesusiaku, sekitar tiga belas atau empat belas tahun, dan dia mengembara? Semakin aneh saja.

Ternyata kalimat Amelia belum selesai, dia kembali melanjutkannya. "Aku pengembara yang mencari cerita dari para tetua, pemuda, gadis, maupun anak-anak."

Jadi dia berkeliling buana hanya untuk mendengarkan cerita orang-orang? Aku tidak akan berbohong, itu terdengar membosankan.

Sejak kecil, aku tidak suka dibacakan cerita-cerita seperti si bebek buruk rupa atau pun cerita gadis berkerudung merah. Membosankan.

"Kamu mau mendengarnya?"

Aku berucap jujur. "Itu membosankan."

"Sebagai bayaran dari pengobatan ini, aku ingin kamu mendengar tiga cerita."

"Tiga?"

"Ya, hanya tiga."

To be continued .....

30 Januari 2021

Lemony's note

Hai semuanya! Selamat datang di lapak ini.

Work ini dibuat khusus untuk mengikuti Daily Writing Challenge yang diadakan oleh NPC2301

Karena tema yang diberikan nanti acak, ya, isi ceritanya juga bakal acak /plak/

Ah iya, semoga aku bisa nulis tanpa bolong sama sekali, mengingat Lemon yang satu ini selalu nulis pakai mood.

Semangat untuk semuanya yang juga mengikuti challenge ini! (≧▽≦)

Salam hangat,
Lemonychee 🍋

Cerita si Pengembara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang