Kendi Penyimpan Rahasia

37 17 0
                                    

Tema: Buka website: https://writingexercises.co.uk/character.php, klik generate satu kali. Lalu buat karya yang harus memasukkan karakter yang baru diciptakan itu sebagai tokoh sentral

 Lalu buat karya yang harus memasukkan karakter yang baru diciptakan itu sebagai tokoh sentral

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Jadi tidak ada petunjuk soal gadis yang memberikan kita kertas ini?" Cecilia tengah menggengam kertas yang diberikan gadis misterius tempo hari.

Batinnya acak, dia merasa harapan untuk pulangnya semakin pupus. Cecilia mulai diselimuti keraguan yang semakin besar, dia kesal, entah kenapa dia dijatuhkan ke sini.

Cecilia mengira kalau dia akan bisa langsung pulang begitu sampai di Kota Shiviria. Ekspektasinya tidak tercapai, tidak ada portal seperti bayangannya. Cecilia jadi ragu kalau kertas itu merupakan petunjuk, jangan-jangan itu adalah larangan.

Amelia hanya diam, dia tak bisa membantu teman perjalanannya. Hening. Cecilia adalah tipe yang mudah putus asa, selalu mengeluh, tapi bukannya mengerikan bila terlempar di dunia yang asing?

"Apa aku akan berada di sini selamanya?" Cecilia menutup wajahnya dengan telapak tangan, berusaha menyembunyikan wajahnya yang merah karena menahan tangisan.

"Oi! Suara apa itu di depan?" Seorang gadis berambut coklat dan bermata tajam baru saja masuk ke ruang tengah.

"Ah, Yulia, kamu sudah bangun ternyata." Valeria tersenyum ke arahnya. Wanita tadi masih memasang wajah masam khas baru bangun. "Kamu jangan kebanyakan minum, koinmu akan habis."

"Persetan! Uangku tidak akan habis kalau tidak meminta keajaiban darinya!" Suara serak bervolume besar dari gadis itu membuat Amelia dan Cecilia sedikit terkejut.

"Anu, Yulia, jangan keras-keras." Valeria menasehatinya. "Kamu masih mabuk sepertinya."

"Diam! Aku sendiri yang tahu aku mabuk atau tidak!" Lagi-lagi Yulia berteriak, dia meletakkan sikunya pada dinding kayu, menahan tubuhnya yang tengah bersangga.

"Iya, iya." Valeria kembali menatap Amelia dan juga Cecilia--yang sudah memasang wajah sedih. "Perkenalkan, ini Yulia, orang yang tinggal bersamaku."

"Berisik! Aku tidak ingin berkenalan dengan siapapun." Yulia berjalan dengan agak sempoyongan menuju meja mereka, Valeria langsung menggeser tubuhnya, memberikan Yulia ruang untuk duduk.

Gadis itu memiliki rambut potongan cepak. Mata hitamnya selalu menatap tajam, sangat mengancam. Dia tidak memakai gaun selutut sebagaimana Valeria. Celana selutut dan juga kaus berkerah seperti pakaian peternak menjadi pakaiannya.

Dia terlihat seperti pemabuk dibandingkan peternak, ya, dia memang pemabuk.

"Hai, Yulia." Amelia dengan nekat menjulurkan tangannya meski tahu orang ini tidak akan suka. "Aku Amelia, dan orang di sebelahku namanya Cecilia."

"Aku tidak bertanya." Kaki Yulia langsung menjauhkan tangan Amelia, menendangnya dengan sedikit kasar hingga tangan Amelia tidak lagi berada di hadapannya.

Cerita si Pengembara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang