Epilogue 🍃

158 22 4
                                    

Ini sudah sebulan sejak aku keluar dari dunia antah-berantah itu. Sebulan sejak aku mematahkan seruling, sebulan sejak aku kehilangan Amelia.

Aku terbangun di ranjang rumah sakit, kukira akan di hutan atau sejenisnya. Ibu dan Ayah menangis terharu. Aku senang, mereka ternyata mencariku selama ini.

Ibu dan Ayah tidak lagi sesibuk dulu, mereka benar-benar meluangkan waktu mereka untukku. Apakah ini termasuk dalam rencana Gadis Gaib?

Meski sudah sebulan, aku masih teringat dengan Amelia, bahkan saat aku tengah mengutip sampah, wajahnya selalu terngiang-ngiang di benakku. Wajar saja, hutan identik dengan Amelia yang menolongku kala itu.

Sekolah kami mengadakan kampanye 'Bersihkan Kawasan Hutan' dan aku memutuskan untuk ikut. Tentu saja banyak yang terkejut, bertanya-tanya apakah kepalaku terbentur sesuatu saat aku menghilang.

Omong kosong apa itu. Aku ikut berpartisipasi karena lokasinya di hutan. Hutan itu membawa kenangan yang _memorable_ bagiku, aku jadi ingat cerita Amelia yang 'Apel Milik Raja' saat memandangi apel berwarna merah yang berayun-ayun di atas pohon.

"Cecilia! Kemari dulu! Ada hewan yang terjerat sampah!" Aku langsung berlari ke arah Michael. Michael tengah menggengam bebek yang badannya dilingkari sampah aluminium.

Srek!

Ada suara gesekan antara rumput dan kaki yang terdengar begitu kental, arah jam 10. Mataku membulat saat melihat sesosok gadis berambut gelombang dan bergaun putih yang tersenyum ke arahku.

I-itu Amelia.

Dia menghilang saat aku berkedip. Kenapa secepat itu? Aku ingin menemuinya, sangat ingin menemuinya. Kepalaku terus mengarah pada tempat itu.

"Cecilia, ada apa di sana?" Michael mengikuti arah pandanganku. "Lihat hantu, ya?"

Aku menggelengkan kepala lantas kembali fokus melepaskan sampah itu dari bebek kecil yang malang ini memggunakan gunting kecil. Mungkin aku hanya salah lihat tadi, tidak mungkin Amelia ada di sana.

Mungkin aku hanya sedang merindukannya.

Amelia. Kalau aku punya kesempatan, aku ingin bertemu denganmu lagi, dan kamu harus mendengarku mengeluh sepanjang saat.

**End**

7 Maret 2021

Lemony's note

Hai semuanya! Aku senang banget karena berhasil menamatkan cerita ini. Cerita ini seharusnya tamat sewaktu tanggal 28 Febuari, tapi karena satu dua masalah, jadi tidak bisa nulis tepat waktu.

Mungkin hasilnya banyak yang kurang, banyak plot hole karena temanya acak banget, terus banyak banget typo, tapi makasih untuk kalian yang sudah mau membaca cerita ini, memberikan vote atau pun komen, aku sayang kalian /peluk semuanya/

Lemon kasih pertanyaan nih

1. Kalian paling suka dengan siapa?
2. Dongeng mana yang kalian paling sukai?
3. Bagian mana yang menjadi favorit kalian?
4. Apa kesan kalian untuk cerita ini?

Yaa, segitu aja. Aku harus mengucapkan selamat tinggal pada work ini. Terima kasih lagi kepada Nusantara Pen Circle yang memberiku kesempatan untuk ikut event ginian, jadi punya satu cerita yang tamat.

Ga mudah buat cerita bersambung dengan tema yang acak, kadang punyeng banget mikirin cara nyambunginnya, tapi I did it, terlepas dari bagus atau tidak, aku bisa menyambungkan semua ceritanya dengan tema, I am so happy meski tulisanku belum bagus.

Well, thank you for the support, see you in my other stories! (。•̀ᴗ-)✧

1. Memoriam [ON GOING]
2. Tales of Life (kumcer) [ON GOING]
3. Children of Lir (collab) [ON HOLD]
4. Mea Sententia (drabble) [ON HOLD]

Thank you! 💖

Cerita si Pengembara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang