Bunga yang bercahaya

37 17 0
                                    

Tema: Masuk ke situs https://writingexercises.co.uk/firstlinegenerator.php, klik generate a first line satu kali, dan jadikan kalimat itu menjadi kalimat pembuka ceritamu. Kalimatnya boleh diterjemahkan.
Kalimat yang didapatkan:

Kalimat yang didapatkan:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Saat aku sudah berhenti menarik napas, aku langsung membalikan kepala ke belakang, refleks.

Helaan napasku tadi membuat Amelia terbangun. Perpindahan dari mimpi ke dunia nyata terasa tiba-tiba dan mengejutkan.

"Kamu kenapa?" Amelia langsung bertanya panik. Dia yang tadinya berada di belakangku langsung berpindah, duduk di sebelahku.

Aku mengelus kepalaku, rasa pusing tiba-tiba menjalar. "Aku hanya bermimpi aneh."

Amelia mengucek matanya, kulihat langitnya masih gelap, sudah jam berapa ini? "Aneh?"

"Aku bermimpi bertemu dengan Nenekku." Aku menatap tanah, rasa rindu dan bersalah kembali menguasai perasaanku sejenak.

"Ah ...." Amelia juga ikut menatap tanah, bukan, lebih tepatnya dia menatap Coco yang juga ikut terbangun.

"Maaf, kalian jadi terbangun. Tadi mimpinya memang aneh, Nenekku berkata: Ambillah, kembalilah. Apakah ini semacam pertanda?" Aku tidak melakukan kontak mata dengan Amelia, memilih untuk melemaskan dagu di atas kedua lututku.

"Pertanda?" Dahi Amelia mengernyit. "Bagaimana kamu bisa mengira begitu?"

"Nyanyian itu, yang kemarin kutanyakan padamu." Aku mulai menjelaskan asumsiku. "Nyanyian samar yang terdengar di perbatasan desa dengan hutan ini, nenekku juga mengucapkan hal yang sama."

Alis Amelia hampir menyatu, matanya melirik ke kiri, terlihat seperti sedang berpikir keras mengenai kalimatku barusan.

Pikiran kami teralihkan oleh cahaya terang yang tiba-tiba muncul di titik kegelapan. Cahayanya cukup terang sampai kami menyadarinya dan menoleh ke sumber cahaya.

Tatapan kami berdua saling bersirobok, lalu beralih pada cahaya itu.

"Ayo, kita lihat." Amelia langsung beranjak dari duduknya, tangannya menjulur padaku. Aku meraih tangannya, ikut berdiri.

Seperti biasa, Amelia yang berjalan di depan, sedangkan aku mengikuti langkahnya dari belakang. Tanganku terasa dingin, padahal cuacanya tidak terlalu dingin (aku tidak tahu kenapa, biasanya hutan itu dingin 'kan?).

Mungkin aku takut dengan apa yang di depan, cahaya itu. Ini mengingatkanku pada Althelia yang bersenandung, melantunkan lagu dengan suara indah, membuat aku dan Amelia berusaha mencari tahu keberadaannya.

Semakin dekat, cahayanya semakin terang. Cahaya itu menguar keluar dari tanah. Amelia berjongkok, mulai menggaruk tanah, Coco juga ikut membantu, aku juga.

Ketika garukannya semakin dalam, cahaya semakin terang hingga aku tidak bisa melihat apa benda yang tersembunyi di dalam tanah itu.

Mataku membulat, aku berhasil memegang sesuatu. Sesuatu yang halus, seperti tekstur kelopak bunga. Benakku mengulang kalimat itu, "Bunga di bawah tanah, sinar dari gelap."

"Bunga?" Amelia juga ikut menatap benda yang tengah aku pegang, mengambil ahli benda itu

Pandanganku dikuasai cahaya, aku tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya. Semuanya melebur menjadi putih bersih.

To be continued ....

22 Febuari 2021

Lemony's note

Ini pendek bangett! Sebenarnya sudah ada rencana untuk chapter selanjutnya, tapi takut melenceng jauh, jadi lihat dulu tema besok (◡ ω ◡)

Sisa 6 hariiii, ga nyangka DWC sudah mau selesai, semoga temanya makin lama makin gampang 😭✨

Itu saja untuk cuap-cuap hari ini, see you in the next chapter! (。•̀ᴗ-)✧

Cerita si Pengembara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang