Tema: Fictogemino
Arti: Fictogemino adalah karya fiksi yang memiliki alur ganda, bisa dibaca dari dua arah (atas ke bawah ataupun bawah ke atas)***
Cecilia terus mendengar suara nyanyian sepanjang jalan, samar-samar.
Entah asalnya dari mana, suaranya juga terdengar asing, tidak ada orang lain yang begitu dekatnya sampai suaranya terdengar jelas di indra pendengaran Cecilia.
"Bunga di bawah tanah." Suara itu berbisik lagi di telinga Cecilia. "Langit melantungkan nada, sinar dari gelap."
Cecilia berusaha untuk tidak menggubris nyanyian itu, tetap memperhatikan Amelia dan juga Baedrut.
"Tak terlihat di gelap, juga di terang." Nyanyian yang masuk ke indra pendengaran Cecilia menguasai benaknya.
Baedrut diperintah kepala desa untuk mengantar mereka sampai perbatasan desa dengan hutan Ganglewood. Mereka akan melanjutkan perjalanan mereka menuju kota Shiviria.
Amelia terus memperhatikan penjelasan Baedrut tentang desa mereka, kadang juga membalasnya, mereka bercerita sepanjang jalan. Cecilia hanya menyimak pembicaraan mereka, dia tidak bisa fokus dengan suara yang terus berbisik itu.
Cecilia tidak tahu apa itu. Apakah Amelia juga ikut mendengar nyanyian itu? Kenapa sepertinya hanya dia yang mendengarnya? Begitu pikirnya.
"Bunga di bawah tanah, langit melantunkan nada, sinar dari gelap." Suara nyanyian itu melintasi pikiran Cecilia terus-menerus.
To be continued ....
19 Febuari 2021
Lemony's note
Ini cuma 170 kata, iya, cuma segitu, tapi nulisnya sampai dua jam lebih 😭✨
Ternyata mereka masih di desa Geleliyo, beneran stuck di sana selama lima chapter, dan tidak ada dongeng yang diceritakan sama sekali /sad/
Baru pertama kali nulis fictogemino dan rasanya wah sekali, punyeng banget, susahhh banget 😭✨
Btw, ini chapter terpendek yang pernah aku buat selama menulis (人 •͈ᴗ•͈)
Segitu aja cuap-cuap hari ini, see you in the next chapter! (。•̀ᴗ-)✧
Salam hangat
Lemonychee 🍋
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita si Pengembara [END]
Fantasy[Fantasy] Cecilia terbangun di sebuah hutan antah-berantah, dia tidak ingat apa yang terjadi sebelumnya. Di depannya ada seorang gadis bergaun putih yang tengah mendeprok, menatap Cecilia lamat-lamat dengan mata cokelatnya yang bundar. Gadis itu ada...