Menuju Shiviria

57 21 1
                                    

Tema: Buka buku terdekatmu di halaman 83. Kalimat lengkap pertamanya adalah kalimat pembuka di karyamu hari ini.

***

Aku tidak tahu ada masakan bisa selezat ini. Ini adalah ikan panggang buatan Amelia dan juga Althelia, aku tidak bisa memasak, tapi ikannya juga hasil tangkapanku.

Setelah mendapat kertas dari gadis yang muncul mendadak dari cahaya, aku mendapati perutku berbunyi, rasa lapar mendadak muncul di tengah kebingungan yang tercipta karena kertas itu.

Althelia sama sekali tidak memiliki ide terhadap tulisan tadi, begitu juga dengan Amelia. Mereka juga tidak pernah melihat orang yang keluar dari cahaya seperti tadi.

Kenapa banyak kejadian aneh di sini? Kapan aku bisa pulang? Aku menggerutu terus menerus hingga akhirnya Amelia mengajakku untuk menangkap ikan.

"Heh? Menangkap ikan? Tangan kosong?" Aku berseru seraya menatap kedua tanganku.

Amelia mengangguk mantap. Oh, ayolah, apakah dia sedang sengaja mengerjaiku?

"Aku tidak mau." Aku tidak mau memasukkan tanganku ke dalam air, lantas menggengam ikan yang menggelepar, entah kenapa rasanya geli.

"Ayo, kamu harus mencoba sesuatu yang baru." Amelia menarik-narik tanganku, berusaha mengajakku. "Kamu ingin makan enak 'kan?"

Jujur saja, apel yang kumakan kemarin sama sekali tidak membuat perutku kenyang, aku terus menahan lapar, tapi tidak bisakah mereka yang sudah ahli membantuku? Maksudku, mereka berdua bisa mengerjakannya sendiri, kenapa aku harus ikut?

Aku menggelengkan kepala. "Aku tunggu di sini saja, semangat menangkap ikannya."

Amelia tersenyum nakal lalu langsung menarik tanganku, tidak peduli meski aku menolak dan meronta-ronta, aku hampir terjatuh, tidak ada yang bisa kulakukan selain mengikuti langkah Amelia.

"Kamu ngeselin banget!" Aku menatap tajam Amelia.

"Ngeselin? Banget?" Amelia malah bertanya dengan tangan yang tetap menarikku.

"Kamu itu menyebalkan sekali!" Aku tidak sengaja mengucapkan ucapan gaul yang ada di tempat tinggalku.

Aku ber-puh kesal, terpaksa mengikutinya.

Di sana aku melihat Althelia yang tengah membungkuk, seperti sedang mencari sesuatu di tanah. Aku tidak tahu pasti apa yang sedang gadis bermata hijau itu cari.

Di depanku sudah ada sungai yang mengalir, sungai yang sama dengan sungai di mana aku melihat tiga ekor bebek.

"Ayo." Amelia memasukkan kakinya ke dalam air. Aku baru saja menyadari kalau Amelia tidak memakai alas kaki sama sekali, aku bukan tipe orang yang memperhatikan segala hal.

Saat aku terbangun di hutan ini, aku memakai celana selutut dan T-shirt, itu bajuku saat tidur siang. Sekarang sedang di jemur di belakang gubuk, entah akan hilang atau tidak.

Amelia memintaku untuk memakai gaun putih panjang? Itu sangatlah merepotkan, aku tidak suka basah-basahan. Ya, aku tahu, aku seringkali mengeluh dan punya banyak peraturan-peraturan.

Aku menggeleng lagi.

"Ayolah, aku juga ingin makan ikan, ayo bantu aku." Amelia terkekeh-kekeh saat melontarkan kalimat itu.

Melihat aku yang tidak bereaksi, Amelia mengulangi permintaannya. "Althelia sedang mencari bahan untuk penyedap, ayo kita bantu dia, kita sudah menumpang tidur di rumahnya."

Baiklah, aku akan membantunya sebagai balasan dari kebaikannya yang sudah menghiburku dengan cerita-cerita dan juga membantuku dalam urusan pakaian dan makanan. Membantunya sama dengan membantu Althelia yang sudah membiarkanku tidur sehari di tempatnya

Cerita si Pengembara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang