already accustomed

5.7K 243 14
                                    

Namaku Alena Edlyn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Namaku Alena Edlyn. Gadis paling cantik di sekolah ini. Para pria sangat menyukaiku tetapi ada seorang lelaki yang sangat membenciku dan memanggil ku Antagonis.

Tapi mengapa aku menyukai nya? Ada banyak orang yang menyatakan cintanya kepada ku tetapi aku hanya menyukai orang yang bahkan enggan melihat ku.

Namanya Zeandra Anggara. Pria yang memiliki wajah rupawan tetapi bukan karena itu aku menyukai nya. Aku menyukai nya tanpa sebab.

"Hai, Len!" Sapa Adella teman sekumpulan ku. Dia yang sangat akrab dengan ku.

"Hai, Del. Tumben banget Lo datang pagi," jawab ku sambil menggandeng sebelah tangannya sambil berjalan menuju kelas.

"Ck. Harus dong namanya juga murid SMA Garuda. SMA terpopuler se Indonesia dan gak sembarang orang bisa masuk hanya orang kaya dan anak anak pintar," ucap Adella sambil memainkan jari jemari nya.

"Pagi my friend," ucap Asya sambil merangkul kami berdua. Yah, kami hanya berteman bertiga dan merupakan gadis populer di sekolah ini.

Kami terus bercengkrama sampai menuju ke kelas. Saat hendak memasuki lift ada seorang gadis yang menabrak kami.

Dia langsung terjatuh sehingga buku yang dipegang nya berjatuhan. Aku memutar bola mata ku malas melihatnya.

"Sini gw bantuin," ucap ku mengulurkan tangan ku. Dia langsung menerima uluran tanganku dan aku langsung melepaskan nya sehingga dia kembali terjatuh. "Ups! Sengaja!"

Dia tampak terkejut melihat kami. Aku langsung tersenyum miring dan masuk kedalam lift diikuti Asya dan Adel.

Dia langsung buru buru membereskan buku-buku nya dan menahan pintu lift agar tidak tertutup. Setelah itu Dia langsung masuk sambil membenarkan rambut nya.

"Anak baru?" Tanya Asya kepada nya sambil memasang muka jutek andalan Asya itu.

"Ah, Iya. Aku mau ke kelas 11 Mia 1" jawab nya sambil tersenyum manis. Tunggu! Dia sekelas dengan kami?! Bagaimana bisa orang seperti dia masuk ke kelas kami yang notabenya susah untuk masuk ke sana.

"What?! Kok bisa lo masuk ke kelas kita?! Gak sembarang orang lho bisa masuk?!" Ucap Adel dengan wajah terkejut.

"Adel! Bisa gak sih kalo ngomong jangan teriak!" Ucap ku kepada Adel karena dia teriak tepat di kuping ku.

"Ya, sorry. Masa sih orang kek dia bisa masuk ke kelas kita?!" Ucap Adel sambil menatap gadis itu tak suka.

"Siapa nama lo?" Tanya ku kepadanya. Dia langsung menaikkan kedua alisnya dan langsung melihat ku.

"Karina Melissa," jawab nya sambil tersenyum. Gadis itu cukup cantik tetapi tak ada yang bisa lebih cantik dari pada ku.

"Yaudah, lo ikut kita. Ini karena kita sekelas ya, bukan karena gw kasihan sama lo," ucap ku kepadanya. Dia tersenyum menanggapi hal itu.

Pintu lift terbuka dan kami langsung berjalan keluar menuju kelas kami. Karina mengikuti kami dari belakang.

Asya dan Adella menatap gadis itu tak suka. Aku tau apa yang mereka pikirkan, mereka sedang mencari barang branded apa yang digunakan gadis itu.

Saat sampai di kelas, aku langsung membuka pintu kelas dan duduk di meja ku yang terletak di tengah tengah kelas.

Beberapa anak di kelas tampak memperhatikan Karina. Gadis itu langsung duduk di bangku kosong yang ditunjukkan oleh Asya.

Sebenarnya Asya enggan menunjukkan nya tetapi aku memaksanya. Dengar ya, ini bukan karena aku merasa kasihan.

Tak lama kemudian orang yang kutunggu tunggu datang, yaps! Dia adalah Zeandra Anggara, orang yang sangat membenciku tetapi aku menyukai nya.

"Zean. Akhirnya lo datang juga, udah sarapan belum?" Tanya ku kepadanya yang duduk di depan ku.

"Ck! Ngapain sih lo terus nempel sama gw?!" Bentak nya. Aku sudah terbiasa dengan bentakan itu, bukan nya marah tanda sayang? Berarti Zean sangat menyayangi ku.

"Gw cuma nanya, siapa tau lo belum makan," ucap ku kepada nya. Dia hanya memutar bola matanya malas.

"Kalo gw lapar gw bisa pergi sendiri! Ga perlu bareng Lo!" Bentak nya lagi. Sudah kuduga dia akan menolak.

"Btw, kalo kamu mau kekantin aku nitip yoghurt dong, yang rasa blueberry," ucap ku sambil memberikan uang tukaran seratus ribu kepada nya.

"Beli sendiri!" Ucapnya lalu pergi meninggalkan ku. Ahaha! Beginilah trik ku, dia akan mengira aku kekantin untuk membeli yoghurt padahal aku ingin selalu dekat dengan nya.

Zean langsung berdiri menuju kantin. Aku pun langsung mengikuti nya. Dia pasti mengira aku ingin kekantin karena ingin membeli yoghurt.

Kami langsung berjalan menuju kantin lalu dia berhenti sehingga aku menabrak punggungnya. Dia langsung berbalik dan menatap ke arah ku.

"Gw tau lo gak mau beli yoghurt, tapi mau nempel kan?! Dari dulu gw tau modus lo ini, sekarang berhenti nempel sama gw!" Bentak nya. Jadi selama ini dia tau tapi menahan amarahnya? Oh, sungguh idaman.

"Jadi selama ini lo tahan amarah lo biar gw gak sakit hati?! Zean, gw makin cinta deh," ucap ku sambil tersenyum bahagia kearah nya.

"Alena! Dengarin ya! Gw marah sama lo bukan karena gw sayang sama lo! Tapi gw memang benci sama lo!" Bentak nya lagi. Itu tak mempan karena aku membaca kata pepatah bahwa benci itu tanda cinta.

"Yaudah, silahkan benci gw. Benci aja sama gw. Mungkin kata benci itu bakal berubah menjadi kata cinta," ucap ku kepadanya sambil tersenyum. Dia memutar bola matanya malas tak tau harus berbuat apa.

"Mimpi Lo! Sampai putih rambut lo gw gak bakal cinta sama lo," ucapnya lalu meninggalkan ku. Aku tak memperdulikan nya, lihat saja nanti.

Aku langsung berbalik menuju kelas dan duduk di bangku ku sambil membuka buku ku. Yah! Benar, aku membaca buku buku ini karena paksaan dari ibu ku.

Aku melihat Karina, dia tampak menikmati bacaan nya itu. Bagaimana bisa dia membaca setumpuk buku itu tanpa merasa jenuh? Buku apa itu?

Aku langsung menghadap ke arah depan dan terus membaca materi materi yang ada di buku ini. Ku lihat Asya dan Adel sedang bercengkrama dengan bahagia tanpa memikirkan nilai pelajaran mereka.

Kapan aku akan berhenti menghapal ini semua? Aku juga ingin seperti mereka. Aku meletakkan buku buku itu dan tak memperdulikan nya. Aku juga ingin bercengkrama dengan Asya dan Adel.

Aku menghampiri mereka dan mereka tampak terkejut melihat ku yang ingin ikut berbicara dengan mereka. Biasanya pagi pagi begini aku selalu berkutat dengan materi materi di buku buku itu.

"Sakit, Lo?" Ucap Adel sambil meletakkan punggung tangan nya ke dahi ku. Aku langsung menepis tangan nya.

"Enggak, gw bosan aja. Memang salah kalo gw ikut gabung?" Tanya ku kepada mereka. Mereka menggeleng dan kami langsung berbicara bersama sama.

Tak lama kemudian bel berbunyi dan seorang guru masuk untuk memberikan mata pelajaran kepada kami tak lupa mengenalkan Karina kepada kami semua.

ANTAGONIS ✓ [END] (GHS GEN 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang