kebahagiaan yang sebenarnya

1.5K 140 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alena sedang berjalan jalan di koridor sekolah sambil mendengarkan musik dari handphone nya, tujuan agar tak mendengarkan gosip gosip dari orang orang yang iri dengannya.

Saat sedang berjalan jalan menuju entah kemana, dia melihat Karina bersandar di tembok sambil menatap nya. Dia tersenyum kearah Alena dan melambaikan tangannya.

"Hi, Antagonis. Bantuin gw beresin gudang yuk," ucap nya sambil menggandeng tangan Alena.

"He, enak aja. Pergi lo sendiri," ucap Alena sambil berusaha melepaskan gandengan tangan Karina.

Karina menarik tangan Alena menuju gudang sekolah, dan sekarang disinilah mereka, tepat di dalam gudang sekolah yang sudah tertata rapi.

Pasti dia sedang merencanakan sesuatu, di lihat dari raut wajahnya. Alena yang merasa jengah hendak pergi tetapi tangannya di tarik oleh Karina.

"Wait! Kita nya - nyapu aja yuk," ucap nya sambil menahan tangan Alena agar tidak pergi.

Alena berusaha melepaskan tangan Karina dari tangan nya, dengan sekuat tenaga Alena melepas nya, akhirnya terlepas juga.

Karina terpeleset sehingga menabrak tumpukan kotak berisi buku buku di belakangnya. Alena terkejut melihatnya, tetapi ada seseorang yang mendorong tubuh nya, dan ia hampir terjatuh karena itu.

Orang itu tak bukan tak lain adalah Zean, sudah tentu, ini pasti rencana Karina, ternyata ini sifat asli anak itu.

"Karina! Ucap Zean sambil membantu mengeluarkan Karina dari tumpukan kotak itu.

"Aduh! S - sakit banget," ucap Karina sambil memegang kakinya. Alena memutar bola matanya malas, ini pasti hanya sebuah akting. Lagian kotak itu hanya beberapa yang berisi buku.

"Alena! Lo bener bener ya! Gak capek apa lo ngebully orang?! Bener bener ANTAGONIS!" Gertak Zean kepada Alena.

"Antagonis mulu, gak capek apa lo bilang gw antagonis?" Ucap Alena yang merasa jengah dengan situasi ini.

"Sekali antagonis tetap antagonis!" Gertak Zean kepada Alena.

"Antagonis bukanlah sifat! antagonis itu hanya ada di Drama, namun apa antagonis tak boleh bahagia?!" Gertak Alena kembali karena merasa jengah, selalu di kata katai seperti ini.

"Antagonis bisa menjadi sifat, karena orang tersebut benar benar seperti Antagonis di dunia nyata!" Jelas Zean sambil menatap Alena dengan penuh amarah.

Alena terdiam mendengar itu, dia tak bisa berkata-kata lagi, Antagonis! Antagonis! Antagonis! Kata kata itu terngiang di pikiran nya.

"Alright! Gw ga bakal ngejar lo lagi! Ga bakal dekati Karina lagi! Gak bakal ganggu lu berdua lagi! Dan lo Karina ... Lo bener bener Licik!" Gertak Alena kepada Karina dan juga Zean.

ANTAGONIS ✓ [END] (GHS GEN 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang