Alena dan Zean sudah selesai makan di warteg tadi, mood Alena seperti nya sudah kembali. Dia sedang mengutak-atik handphone nya sambil tertawa kecil.
Mobil yang mereka tumpangi berhenti, Alena langsung melihat ke sekitar ternyata sedang ada di kemacetan.
"Macet nya kek nya panjang," ucap Zean sambil mengecek google maps nya.
"Yaudah tunggu aja," ucap Alena sambil menatap handphone nya kembali.
Hening, hanya suara papan ketik handphone Alena yang terdengar, Alena hanya tersenyum sambil menatap handphone nya, ia sedang ber chatan dengan teman-teman nya.
"Udah selesai patah hati nya? Cepet banget lo move on," ucap Zean kepada Alena. Alena langsung menoleh.
"Hidup harus dibawa senyum sesulit apapun itu, kata kakek pemilik warteg tadi," ucap Alena mengulang perkataan Kakek Kakek pemilik warteg tadi.
"Baguslah," ucap Zean.
"Kenapa? Lo suka gw patah hati?" Ucap Alena menatap Zean.
"Gak, maksud gw, bagus karena lo cepat move on, cepat banget malahan," ucap Zean kepada Alena.
Alena hanya mengendikkan bahu nya acuh, dan menatap kembali ponsel nya. Mobil yang di depan mereka bergerak maju hanya sebentar, Zean langsung memajukan mobil juga.
Musik berganti menjadi lagu yang merupakan kesukaan Alena, Alena bernyanyi tetapi dengan suara kecil.
Alena tertawa kecil, dia kemudian menoleh kearah Zean, pandangan mereka bertemu, waktu seakan berhenti. Rasanya Alena kembali menyukai orang di sebelah nya ini.
Alena langsung memutuskan kontak mata mereka, begitu juga dengan Zean, dia memajukan sedikit mobil mereka.
Mobil kembali berhenti, suasana canggung tercipta setelah kontak mata itu, Alena tak mau patah hati lagi, tapi kenapa harus begini.
Kau jadi bagian hidup ku
Kau jadi bagian hidup ku
Tak akan pernah berhenti
Untuk selalu percaya
Walau harus menunggu seribu tahun lamanya.Hanya suara musik yang terdengar. Alena langsung meghentak hentakan kakinya pelan mengikuti alunan musik.
"Alena ... " Ucap Zean kepada Alena.
"Hm?" Dehem Alena langsung menoleh kearah Zean.
"jadi pacar gw, ya" Ucap Zean menatap Alena. Alena langsung membulat kan matanya sempurna.
"Tapi - "
"Gw gak nanya, tapi itu perintah," ucap Zean, jantung Alena berdetak kencang. Pipinya serasa panas.
"Hah? Maksa ih," ucap Alena kepada Zean.
Zean mendekat kan wajahnya ke wajah Alena, Alena semakin deg deg an di buatnya. Jarak wajah mereka sangat dekat, dan tiba tiba Zean mengecup bibir Alena.
Mata Alena membulat sempurna di buatnya, itu adalah yang pertama baginya dan itu adalah dari orang yang membencinya.
Tin!
Mobil dari belakang meng-klakson mobil mereka, sontak Zean terkejut dan menoleh kedepan, jalanan kembali lancar ternyata.
Zean langsung melakukan mobil mereka, suasana canggung kembali tercipta. bagaimana tidak, Zean baru saja mengecup bibir Alena.
Jantung Alena masih berdetak kencang, dia belum pernah merasakan deg deg an seperti ini.
"Kita pacaran, gak boleh nolak," titah Zean, Alena menoleh kearah nya. Itu pemaksaan yang membuat jantung berdebar debar.
"Iya iya, bawel," gerutu Alena, ia merasa terpaksa tetapi tidak, kalian pasti mengerti kan.
Mobil melaju menuju ke perumahan tempat tinggal Alena, Zean memarkirkan mobil Alena di pekarangan rumah Alena.
Mereka kemudian turun dari sana, Zean menggenggam tangan Alena, saat sampai ia di sambut oleh Papa nya yang sedang menyeruput kopi di teras sambil membaca koran.
"Papa," ucap Alena melambai kearah Papa nya. Papa Alena langsung mengernyitkan dahinya saat melihat Alena dan Zean berpegangan tangan.
"Ada apa? Papa ketinggalan berita, kek nya," ucap Papa nya sambil menatap mereka berdua.
"Om, Alena jadi pacar saya ya," ucap Zean. Alena mendongak tak percaya bahwa Zean berani mengatakan itu di depan Papa Alena.
"Anak muda, anak muda. Papa sih gak apa, asal Alena di jaga baik baik, gak boleh kelewatan batas," ucap Papa Alena sambil tertawa kecil.
Zean mengangguk, sedang kan Alena sudah semerah tomat di buatnya. Papa Alena masih tertawa kecil di buatnya.
"Yasudah, kamu pulang saja, ini udah malam. Bawa aja mobil yang tadi. Makasih udah antarin putri saya," ucap Papa Alena dengan nada ramah.
Zean langsung berjalan menuju mobil Alena, sedang kan Alena melambai kan tangannya kepada Zean.
Alena langsung berlari memasuki rumah menuju kamarnya, dia langsung menjatuhkan tubuh nya di atas tempat tidur dan memukul mukul bantal nya.
"Aaaa ... Gw pacaran," teriak nya bahagia.
...
Besoknya, Alena dan Zean berangkat ke sekolah bersama. Zean menjemput Alena pagi pagi menggunakan mobil.
Zean langsung mengendarai mobil Alena menuju sekolah, saat sampai di sekolah, Zean menggenggam tangan Alena, banyak pertanyaan dari orang orang.
"Jadian ya?" Ucap seseorang yang ternyata adalah Adel.
"Iya, emang kenapa?" Tanya Alena sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Bener?! Wah selamat, ditunggu traktiran nya," ucap Adel berteriak kencang. Alena langsung menoyor kepala Adel karena berteriak.
"Gausah teriak juga, Adella Aunri," ucap Alena menggeleng kan kepalanya.
Adel langsung berlari menuju kelas, pasti dia akan memberitahu kan seisi kelas tentang hubungan Alena dan Zean. Dan akan tersebar ke penjuru sekolah oleh Asya yang merupakan biang gosip.
Zean dan Alena berjalan memasuki kelas dan banyak yang telah membicarakan mereka, tentu saja ulah Adel dan Asya.
"Jadian? Yang bener? Selamat ya."
"Langgeng ama pelaminan."
"Selamat, ditunggu traktiran."
"Aaa ... Cocwit."
"Antagonis dan Male lead ternyata berjodoh."
"Hahaha, female lead nya ternyata antagonis yang sebenarnya."
"Langgeng jangan lupa traktiran."
"Gw nunggu traktiran nya."
Dan banyak lagi kata kata dari teman sekelas nya. Ada yang mengucapkan selamat dan ada yang membicarakan hal lain entah itu tentang si Psycho Karina atau yang lainnya.
Cerita ini belum tamat.
Akan ada satu part lagi.
Hope you enjoy my story guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS ✓ [END] (GHS GEN 1)
Fiksi Remaja❝Antagonis bukanlah sifat! antagonis itu hanya ada di Drama, namun apa antagonis tak boleh bahagia?!❞ -Alena Edlyn ❝Antagonis bisa menjadi sifat, karena orang tersebut benar benar seperti Antagonis di dunia nyata❞ -Zeandra Anggara ...