Alena sudah pulang kerumahnya, dia baru saja selesai mandi. Alena langsung meraih handphone nya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Alena mengernyitkan dahi nya bingung ketika mendapatkan satu pesan dari nomor tak di kenal. Ia langsung membuka kolom percakapan itu.
"Al, gimana kabar lo? Fine fine aja kan?"
"Ini gw, Asya."
"Maaf udah ninggalin lo, maaf udah ngebuat lo sedih."
"Tujuan gw ngechat lo, gw mau ngejelasin satu hal, satu alasan yang buat gw dan Adel pergi begitu aja."
"Kita berdua udah ketemu, dan kita ngeberaniin diri buat chat lo, alasan dulu kita gak berani adalah, karena ada yang ngancam kami."
"Ada peneror yang neror kita. Mungkin lo gak percaya, tapi gw mohon banget sama lo buat ngejauhin Karina sebisa mungkin, we are worried for you. Kita nuduh Karina karena satu alasan, dia bodoh banget emang mau neror neror, sampe lupa kalo tulisan dia itu beda dari yang lain. Take care ya. kalo lo mau bantu kita buat nangkap Karina, lo gaboleh sendiri dan gegabah, harus punya rencana. Ingat, take care."
Alena terkejut ketika membaca pesan pesan itu, ternyata Karina benar benar licik, bahkan dia lebih ANTAGONIS melebihi Antagonis di film film.
Alena meremas ponselnya, Karina memang licik tapi dia bodoh, dia bahkan meninggalkan bukti. Alena langsung duduk di pinggir kasur nya sambil menggigit jarinya.
Dia sedang memikirkan cara agar semua kelicikan Karina terbongkar, tak mungkin jika hanya tanda tulisan, dia harus bisa mengungkap yang lainnya.
Tok ... Tok ... Tok.
Suara ketukan terdengar di pintu kamar Alena, Alena langsung membuka pintu kamar nya dan melihat ART nya sedang berdiri di depan kamar nya.
"Non, maaf ganggu. Ada yang nunggu non di ruang tamu," ucap ART itu kepada Alena.
"Siapa bi? Cewek? Cowok?" Tanya Alena kepada ART mereka itu.
"Cewek, non. Udah agak tua," ucap ART itu kepada Alena, Alena langsung mengernyitkan dahi nya bingung.
Alena langsung berjalan menuruni tangga dan melihat seorang wanita paruh dan ... Papa nya? Tunggu ... Sejak kapan Papa nya itu ingat bahwa dia memiliki rumah?
"Bi? Bibi bilang cuma cewek aja, kok ada manusia yang gak ingat rumah juga disini?" Bisik Alena kepada ART mereka itu.
"Tadi cuma ibu ibu itu aja kok non," jawab ART itu, Alena langsung mengangguk paham. Dia langsung menghampiri mereka.
"Papa? Sejak kapan Papa ingat kalo Papa punya rumah?" Tanya Alena kepada Papa nya.
"Alena, dimana Mama mu?" Tanya papa nya kepada Alena. Alena langsung heran, bagaimana mungkin Mama nya tak izin kepada Papa nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS ✓ [END] (GHS GEN 1)
Fiksi Remaja❝Antagonis bukanlah sifat! antagonis itu hanya ada di Drama, namun apa antagonis tak boleh bahagia?!❞ -Alena Edlyn ❝Antagonis bisa menjadi sifat, karena orang tersebut benar benar seperti Antagonis di dunia nyata❞ -Zeandra Anggara ...