udah sadar

1.6K 114 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Tak ada yang membuka suara, Zean tau Alena sedang merasa sedih, dia tak ingin mengganggu Alena dulu, walau dia merasa sedikit cemburu.

Dia memang iri semenjak Reon datang dan mengambil Alena dari nya, ya, dia munafik, dia mengatakan dia membenci Alena tapi hati nya berkata lain.

Zean hanya ingin Alena menemukan kebahagiaan nya yang sebenarnya, dan ia merasa Alena sudah bertemu dengan kebahagiaan itu.

Dia akui ia jahat kepada Alena, dia sudah menampar nya dan mendorongnya, tapi itu hanya emosi sesaat. Dia sangat bersalah semenjak Alena mengatakan bahwa dia tidak akan mengganggu dia lagi.

Alena yang ia tahu adalah gadis kuat, dia memiliki keluarga yang berantakan, dia memiliki Ibu yang kejam, tetapi dia menjalani nya dengan bahagia.

Ia mengorbankan dirinya untuk melindungi Alena karena ingin meminta maaf atas sikapnya yang dulu, ia harap Alena dapat memaafkan nya.

Gadis itu tengah menunduk di depan nya, Zean rasa ia akan menangis, tapi tak mungkin ia menangis hanya karena orang itu. Alena itu kuat.

"Zean, seberapa lama ngurus pendaftaran masuk kuliah?" Tanya Alena kepada Zean.

"Mana gw tau, gw aja belum mau daftar kuliah," jawab Zean kepada Alena. Wajah sedih Alena berubah menjadi cemberut.

"Lo, mah, ih! Tetap aja ngeselin nya gak hilang," jawab Alena sambil bersedekap dada menatap Zean.

"Baperan, najis," ucap Zean sambil menoyor kepala Alena. Alena langsung menatapnya sinis.

"Eh! Gw gak noyor kepala lo ya!" Teriak Alena kepada Zean, dia mencibir Zean dengan wajah jutek nya itu.

"Buangin, nih," suruh Zean kepada Alena. Zean menyuruh Alena untuk membuang sampah bekas Bubur ayam nya.

"Ck ... Cepat sembuh makanya! Lo harus sekolah," ucap Alena sambil menarik sampah itu dari Zean.

Alena berjalan menjauh menuju tong sampah yang ada di depan kamar inap Zean, sedangkan Zean tertawa kecil melihat Alena.

Alena langsung berbalik setelah selesai membuang sampah itu ketempat nya. Zean langsung merubah raut wajahnya, saat Alena sudah berbalik.

"Lo ketawain gw, ya! Ngeledek!" Ketus Alena sambil menatap Zean. Zean hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah nya.

Alena tak sengaja menjatuhkan jepit rambut nya, dia kemudian berbalik dan hendak mengambil nya.

Zean terkejut saat melihat rok Alena yang penuh noda darah, sepertinya tamu bulanan nya sedang datang.

"Lo dapet?" Tanya Zean kepada Alena.

"Dapet. Nih jepitan nya," ucap Alena menunjukkan jepitan rambut nya.

"Bukan itu maksud gw. Lo Dapet? Dapet tamu bulanan?" Ucap Zean kepada Alena. Alena yang mendengar nya dan melihat kearah rok nya.

Benar saja, Alena sedang datang bulan. Bodoh ... Bodoh! Ini adalah hal yang memalukan bagi Alena, baru kali ini ia lupa bahwa tamu bulanan nya akan datang.

"Nih, pake celana training gw aja," ucap Zean memberikan celana training nya yang tergeletak di meja samping brankar nya.

"Terus lo?" Ucap Alena tak enakan.

"Kak, Zia bisa bawain yang lain lagi," ucap Zean. Zia adalah nama kakak nya, Kazia Frita Anggara.

"Makasih," ucap Alena meraih celana training itu dari tangan Zean.

Alena langsung bergegas menuju kamar mandi, dia kemudian berhenti lalu berbalik lagi. Zean menaikkan sebelah alisnya menatap Alena.

"Oh, iya. Gw kan belum beli pembalut," ucap Alena sambil memukul jidat nya.

"Itu ada Hoodie, pake aja, buat nutupin noda nya," ucap Zean menunjuk kearah hoodie yang tergantung.

Alena langsung mengambil nya dan memakai nya, ia kemudian pergi keluar dari kamar inap Zean menuju warung untuk membeli pembalut.

Pantas saja dia merasa sedikit tak nyaman, ternyata tamu bulanan nya sudah datang. Berarti banyak larangan yang akan menimpa nya.

...

Alena sudah kembali dari warung, dia kemudian bergegas menuju toilet untuk mengganti rok nya yang sudah terkena noda.

Setelah selesai mengganti nya, Alena langsung keluar dari toilet dan melihat Zean yang sedang mengutak-atik handphone Alena. Alena lupa bahwa dia tak memasang sandi untuk handphone nya.

Alena merampas handphone nya kemudian menatap sinis kearah Zean. "Privasi!" Titahnya sambil mengecek handphone nya.

"Hmm."

"Apaan, ham him hum?" Ucap Alena menatap Zean sinis.

"Gak ada. Tadi gw mau buka aplikasi yang warna orange ada logo huruf w nya, tapi keburu lo ambil," ucap Zean kepada Alena. Alena langsung melotot menatap Zean.

"Lo gak buka kan?! Itu aplikasi paling privat! Ga boleh dibuka!" Perintah Alena. Entah, apa saja yang ada di aplikasi itu.

"Gak. Memang kenapa?" Tanya Zean kepada Alena.

"Ya gak boleh, itu privasi banget," ucap Alena kepada Zean.

"Terserah. Ambilin minum gw," perintah Zean, menunjuk kearah meja yang ada di dekat Alena.

Alena langsung mengambil nya dan memberikan nya kepada Zean. Zean langsung mengambil nya dan meneguknya.

Alena langsung mengambil buah apel yang ada di atas meja kemudian memakannya. Dia tak tau harus berbuat apa sekarang, rasanya sangat bosan

Alena tak ingin pulang, tapi ia juga bosan, Lalu ia harus apa? Apa yang harus dilakukannya. Menonton? Saluran TV hanya itu itu saja. Lalu apa?

Mendengar kan musik? Tapi dia bingung harus memutar lagu apa? Dia hanya tau beberapa lagu, dan itu ia sudah bosan mendengar kan nya.

"Zean, lo kapan bisa pulang?" Tanya Alena kepada Zean yang sedang melamun itu.

"Kata dokter sih bentar lagi, tapi gak tau kapan," jawab Zean kepada Alena. Alena mendengus.

"Oh, ya. Minggu depan ada acara musik lho di sekolah. Penyanyi nya belum di kasih tau, lo bisa nyanyi?" Tanya Alena lagi kepada Zean.

"Entah, terakhir kali gw nyanyi waktu kecil," jawab Zean.

"Coba nyanyi, satu lagu aja," pinta Alena kepada Zean. Zean mengendikkan bahu nya.

"Kalo jelek jangan salah kan gw," ucap Zean. Alena mengangguk, dia kemudian mengacungkan jempol nya.

Mana ada aku cuek
Apalagi gak mikirin kamu
Tiap pagi malam ku s'lalu
Memikirkan kamu
Bukalah pintu hatimu
Agar kau tahu isi hatiku
Semua perjuanganku
Tertuju padamu

Alena takjub ketika mendengar nyanyian Zean untuk pertama kalinya. Zean memiliki bakat tersembunyi

"Bagus! Fiks! Lo harus nyanyi," jawab Alena. Zean hanya memutar bola matanya malas.

"Kalo gw keluar dari rumah sakit," ucap Zean dengan nada datar.

ANTAGONIS ✓ [END] (GHS GEN 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang