Pagi Ini Alena sedang berada di dalam kelas nya sambil membaca buku bukunya karena nanti ulangan fisika sedang berlangsung di kelasnya.Teman temannya menatap nya bingung, biasanya dia membaca buku itu dengan wajah jengah tetapi sekarang dia terlihat sangat fokus menatap bukunya, bahkan tadi pagi saat mereka menyapa Alena dia tak menanggapi sedikit pun.
Adel yang merasa sedikit khawatir kepada Alena langsung menghampiri nya, ada yang aneh dengan nya, lalu dia selalu menutupi pipi sebelah kiri nya dengan dengan rambutnya yang ia gerai.
"Al, lo gak apa apa?" Tanya Adel kepada Alena karena merasa khawatir dengan temannya yang satu ini, Alena tak menjawab bahkan melirik Adel saja tidak.
"Alena, Zean datang tuh," ucap Asya berusaha menarik perhatian Alena yang sedari tadi diam.
Mereka semakin heran melihat nya, biasanya setiap Zean datang gadis ini akan langsung menempel pada Zean, Tetapi kali ini ada yang berubah dari nya.
"Ga jadi pindah Lo," ucap Zean kepada Alena dengan suara datar nya sambil mengeluarkan bukunya tanpa melihat kearah Alena di belakang nya.
Alena tak mengubris kata kata Zean sedikit pun. Toh, buat apa dia peduli, Zean saja tak pernah perduli pada nya, kenapa dia harus pusing pusing.
"Oi! Lo gak jadi pindah," ucap Zean sekali lagi. Tetap saja Alena tak menjawab pertanyaan Zean tadi. "Lo tuli atau bagaimana?"
"Ck! Buat apa lo perduli! Emang ini sekolah lo! Lo yang bangun! Suka suka gw mau pindah apa enggak!" Gertak Alena kepada Zean. Teman temannya menatap Alena tak percaya, baru kali ini dia marah kepada Zean.
"Alena, lo gak kenapa-kenapa kan?" Tanya Asya khawatir, dia hendak menyentuh dahi Alena tetapi tangannya di tepis oleh Alena.
"Jangan. pegang. pegang. gw," ucapnya penuh penekanan. Asya langsung meneguk air ludah nya susah payah ketika mendengar kata-kata Alena.
Asya langsung kembali duduk di kursinya. Dia langsung menatap Adel sambil mengangkat bahunya.
"Gw tau kenapa Alena begini. Itu sumber masalah nya," ucap Adel menatap kearah Karina yang sedang membaca bukunya.
"Oh, jadi dia. Oke kita bakal kasih dia pelajaran," ucap Asya sambil tersenyum smirk menatap Karina.
(^._.^)ノ
Sekarang waktunya istirahat, semua orang langsung berlari menuju kantin karena sudah menghabiskan energi untuk belajar ditambah ulangan fisika yang sangat menguras energi.
Alena, dia sedang berada di toilet wanita, dia sedang membasuh wajahnya sesekali meringis karena merasakan pedih di pipinya.
"Akh! Pedih banget. Kenapa sih susah banget hilangnya," ucap Alena sambil mengelus-elus pipi nya pelan. Dia langsung mematikan kran air dan bergegas keluar toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS ✓ [END] (GHS GEN 1)
Teen Fiction❝Antagonis bukanlah sifat! antagonis itu hanya ada di Drama, namun apa antagonis tak boleh bahagia?!❞ -Alena Edlyn ❝Antagonis bisa menjadi sifat, karena orang tersebut benar benar seperti Antagonis di dunia nyata❞ -Zeandra Anggara ...