Tiga hari telah terlewati, Zean sudah di perbolehkan untuk pulang. Semua berjalan normal seperti biasanya, hanya belajar di sekolah dan istirahat saat sudah waktunya.
Asya dan juga Adel sudah kembali ke sekolah juga, mereka memutuskan untuk bersekolah kembali ke SMA Garuda.
Alena sedang menempel poster untuk acara musik yang dilaksanakan tak lama lagi. Ya, dia hanya harus menempelkan nya di mading.
"Alena," panggil seseorang kepada Alena.
Alena menoleh dan menatap orang itu, dia adalah Nata. "Ya, kenapa?" Tanya Alena.
"Ma - maaf, ya, soal hari itu. Gw bener bener ga tau, gw juga terkejut waktu ngeliat Karina ngeluarin gunting dari kantong nya. Maaf," ucap Nata dengan nada canggung.
"Udah lah, gausah di bahas. Lagian gw udah ngelupain tu psycho," jawab Alena acuh. Dia memang belum memaafkan Karina.
"Maaf ya. Coba gw tahan Karina, pasti Zean gak akan kena, maaf," ucap Nata sekali lagi.
"Hmm ... Gw maafin lo," ucap Alena kepada Nata. "Yaudah, ya. Gw pergi dulu."
Alena berjalan melewati Nata. Dia berjalan menuju kantin untuk menemui kedua temannya yang sudah menunggu nya.
Alena berjalan melewati koridor, dan berjalan menuju kantin. Saat sampai di kantin dia melihat kedua temannya sedang berbincang disana.
Alena langsung menghampiri mereka dan bergabung bersama mereka.
"Yang bener, lu? Anak 11 Mia 3 itu? Hamil?!" Ucap Adel dengan suara keras. Alena juga terkejut ketika mendengar nya, ada ada saja memang Asya ini, dia tau dari mana.
"Iya, namanya Queen kalo ga salah. Kasian banget," ucap Asya bercerita kepada Adel.
"Ha? Lo tau dari mana coba? Kok bisa?" Ucap Alena ikut bergabung bersama mereka.
"Gw denger dari temen sekelas nya waktu lewat dari sana. Katanya sih penyebabnya karena di perkaos," ucap Asya kepada mereka.
"Di perkaos sama siapa? Gw kok jadi ngeri ya, ihhh, pokok nya gw mau ikut pencak silat deh," ucap Adel bergidik ngeri.
"Nah, itu gw ga tau. Banyak tanya lo, mending langsung wawancara aja orang nya," ucap Asya kepada Adel.
"Lu mah, kalau gosip nomor satu ya. Tapi kasian juga, gw jadi takut bisa bisanya ada yang ngelecehin dia," ucap Alena bergidik ngeri.
Mereka terus bercerita ria tentang apa saja, dan semua itu bersumber dari Asya yang tau banyak tentang apa saja, terkecuali pelajaran.
Ting!
Suara notifikasi handphone Alena berbunyi, Alena langsung membuka notifikasi itu, yang ternyata adalah pesan dari Reon.
Alena sangat bersemangat di buatnya, sudah lama dia tak di notice oleh Reon, dia sangat khawatir tentang nya.
Reon🐊
Al, nanti sore ketemuan di cafe yang waktu itu ya.
Gw mau ngomong sesuatu, penting.
Siap 45🙋
Alena langsung menutup handphone nya karena Reon hanya me Read pesan nya.
"Siapa?" Tanya Adel kepada Alena.
"Reon," jawab Alena. Mereka kemudian mengangguk dan kembali bercerita.
"Bentar lagi ujian semester dua, gw belum belajar. Al, bantuin kita ya," mohon Asya kepada Alena.
"Iya iya," jawab Alena yang disambut oleh senyuman dari Asya dan Adel.
Saat sedang asik berbincang ria, Zean datang sambil membawa minuman nya dan duduk tepat di sebelah Alena. Alena menaikkan sebelah alisnya.
"Ngapain?" Tanya Alena kepada Zean.
"Mau duduk," jawab nya singkat.
"Lo jadi gak, jadi penyanyi di acara musik?" Tanya Alena kepada Zean. Zean mengangguk dan membuat Alena bersemangat. "Bagus!"
"Zean, lo kan punya teman anak kelas 11 Mia 3, punya informasi gak tentang anak yang hamil itu?" Ucap Asya, memang Asya sangat bersemangat jika menyangkut gosip.
"Gak," jawab Zean singkat.
"Ih, lo mah!" Gerutu Asya.
"Gw gak tau," tegas Zean lagi.
"Iya deh, iya," jawab Asya.
"Kepo banget sih lu," ucap Alena sambil menoyor kepala Asya.
"Ih, suka suka gw dong," ucap Asya menyinyir Alena. "Emang lo bisa nyanyi, Zean?"
Zean hanya mengangguk dan berdehem. Asya hanya mengendikkan bahu nya acuh, sedang kan Adel hanya mendengarkan mereka saja begitu juga dengan Alena.
"Oh, ya. Reon udah kontak gw lagi. Dia ngajak ketemuan nanti sore," ucap Alena menunjukkan layar handphone nya.
Raut wajah Zean seketika berubah. Dia tau alasan mengapa Reon mengajak Alena untuk bertemu, ia merasa kasihan dengan Alena karena sepertinya Reon akan mengatakan sesuatu kepada nya.
"Lo jangan nangis nanti," ucap Zean kepada Alena, Alena hanya mengernyitkan dahinya tak paham. "Pokoknya lo harus nerima kenyataan."
Zean kemudian meninggalkan Alena dan kedua temannya, ia tak paham maksud Zean tadi.
Zean sudah tau alasan Reon menemui Alena, semalam Reon mengatakan nya kepada Zean melalui chat.
Alena harus bisa menerima kenyataan itu nantinya, semoga saja Alena tak memiliki perasaan yang dalam kepada Reon, ia harap.
...
Setelah pulang sekolah, Alena sedang berada di kamarnya, yang ia lakukan hanya rebahan dan bermain handphone. Papa nya belum pulang, ia hanya bersama ART nya di rumah.
Tiba tiba perkataan Zean mengisi kepalanya, apa maksud perkataan nya itu, mengapa ia menyuruh Alena harus menerima kenyataan?
Apa Reon memiliki kekasih? Atau mungkin ia memiliki hal yang lain. Entahlah, Alena tak perlu memikirkan nya sejauh itu, yang terpenting ia harus bertemu dengan Reon.
Alena meregangkan tubuhnya dia kemudian mengambil bantal guling dan memeluk nya, ia sangat lelah tetapi ia harus bangun sebelum sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS ✓ [END] (GHS GEN 1)
Teen Fiction❝Antagonis bukanlah sifat! antagonis itu hanya ada di Drama, namun apa antagonis tak boleh bahagia?!❞ -Alena Edlyn ❝Antagonis bisa menjadi sifat, karena orang tersebut benar benar seperti Antagonis di dunia nyata❞ -Zeandra Anggara ...