Author POV.
Sekarang sudah waktunya untuk beristirahat, Alena dan teman-temannya langsung berjalan menuju kantin.
Mereka terus berjalan melewati koridor, banyak yang menyapa tetapi mereka hanya acuh saja dan tak sedikit yang membicarakan mereka dari belakang.
Itu sudah biasa bagi Alena, ya! Dia sudah muak dengan semua ini dan ingin rasanya mendatangi mereka satu persatu, tapi beruntung nya mereka hari ini karena Alena sedang dalam mood yang baik.
Alena berjalan memasuki kantin dan hendak menyapa pangeran kesayangan itu, tetapi senyuman di wajahnya sirna tergantikan dengan wajah kekecewaan ketika melihat Zean dengan anak baru itu sedang duduk bersama.
Ia menatap anak baru itu dengan mata yang sudah mengeluarkan kilat. Bagaimana bisa dia yang notabene nya adalah anak baru bisa langsung dekat dengan Zean, sedangkan dirinya sendiri sudah bertahun mengejar cinta Zean tetapi harus melihat hal seperti ini.
Alena langsung berjalan menghampiri kedua orang yang sedang duduk bersebelahan itu, dia langsung menggebrak meja mereka sehingga membuat Karina terkejut. Dia langsung mengelus dadanya karena terkejut.
"Ngapain lo! Cuma gw yang boleh duduk bareng Zean!" Gertak Alena menatap Karina tak suka.
Karina yang melihat itu langsung meneguk ludahnya susah payah. Dia langsung mengangkat mangkuknya dan meminta maaf, tetapi Zean menarik tangan nya.
"Zean?! Biarin aja dia pergi, cuma gw yang boleh makan bareng Lo," ucap Alana. Dia pun langsung mendudukkan tubuh nya di kursi yang berhadapan dengan Zean.
"Kar, lo disini aja," ucap Zean singkat, Karina langsung menatap Alena yang sudah menatap nya sinis. "Lo gak perlu takut sama dia."
Karina langsung mendudukkan tubuh nya di kursi dan memakan Mie ayam nya dengan rasa cemas karena sedari tadi Alena terus memperhatikan wajahnya.
"Zean! Kok lo bole -- " belum sempat Alena melanjutkan kata-katanya, Zean sudah memotong pembicaraan nya.
"Terserah gw. Lagian lo siapa?" Ucap Zean menatap sinis kearah Alena. Alena yang mendengar penuturan Zean langsung mengeraskan rahangnya.
"Gw suka sama lo! Lo aja yang susah di dekati!" Ujar Alena kepada Zean, Zean hanya menatap nya datar, itu membuat Alena mendengus kesal.
"Gw gak," jawab nya dengan padat singkat dan jelas membuat Alena memutar bola matanya malas.
"Selalu, selalu aja. Lo tau gak, gw bener bener suka sama lo," jelas Alena menatap Zean yang hanya di balas tatapan datar oleh Zean.
"Oh," jawab Zean. Alena yang mendengar itu hanya berdecak sebal di buatnya, dia sudah biasa menerima penolakan dari Zean seperti ini.
"A -- aku udah siap, aku pergi dulu ya," ucap Karina lalu mengangkat mangkuknya dan pergi meninggalkan Rafa dan Alena berdua.
Zean terus melihat kearah lain sedang kan Alena terus menatap wajahnya. Alena tak mudah menyerah seperti itu, dia harus bisa mendapatkan cinta pertama nya ini.
Zean tersenyum kecil membuat Alena heran, dia langsung melihat arah pandang Zean dan pandangan nya tepat ke arah Karina yang sedang membayar makanan nya tadi.
Alena yang melihat itu langsung menatap nya tak suka, bisa bisanya dia memikat hati seorang Zean hanya dengan cara yang mudah sedangkan dia, dilirik sedikit saja oleh Zean tak pernah.
Semangat Alena langsung menurun, dia tak pernah melihat Zean tersenyum seperti itu sejak dulu. Alena langsung mendengus kesal di buatnya.
"Lo suka dia?" Tanya Alena kepada Zean. Zean yang mendengar penuturan Alena itu langsung menatap nya datar.
"Terus? Lo mau apain dia?" Ucap Zean menatap Alena sinis. Dia langsung berprasangka buruk tentang itu.
"Ck! HOI! ANAK BARU! ZEAN SUKA SAMA LO!" Ucap Alena lalu pergi meninggalkan Zean dengan penuh kekecewaan.
Teman teman Alena langsung menatapnya tak percaya, Alena yang tak akan berhenti sampai Zean menyukai nya, kini sudah menyerah begitu saja, dan dia menyerahkan Zean pada anak baru yang bahkan baru saja masuk tadi pagi.
Asya dan Adel langsung mengejar Alena yang sudah berjalan menjauh dari kantin. Mereka terus mengejar Alena sampai menuju kelas dan terlihat Alena yang memasukkan semua bukunya kedalam tas dengan acak dan langsung pergi melewati mereka begitu saja.
Tetapi langkah Alena terhenti ketika melihat Zean yang bersedekap dada menatap nya di tepi pintu. Tunggu? Apa dia mengejar Alena? Tak mungkin?!
"Pulang aja sana, sekalian pindah, biar gak ada yang ganggu gw lagi," ucap Zean menatap Alena. Alena yang mendengar penuturan Zean itu langsung mengeraskan rahangnya dan pergi begitu saja.
Alena berlari menjauh bahkan pak satpam yang sedang menjaga pagar itu tak bisa mencegah nya karena dia berlari terlalu cepat.
Alena langsung memasuki sebuah taksi yang lewat dan dengan cepat taksi itu langsung berjalan menjauhi kawasan sekolah.
ಠ益ಠ
Alena menuruni taksi dan masuk kedalam sebuah rumah mewah bewarna putih itu. Dia langsung memasuki pintu dan terkejut ketika melihat ibunya sedang duduk di ruang tamu sambil membaca sebuah majalah.
"Bagus, kamu. Sudah bisa bolos rupanya," ucap sang Ibu lalu menatap Alena dengan ekspresi yang sudah ingin marah.
"KAMU PIKIR MAMA NYEKOLAHIN KAMU UNTUK APA! BIAR KAMU PINTAR DAN GAK MALU MALUIN MAMA! SEKARANG KAMU MALAH BOLOS!" Ucap sang Ibu yang sudah sangat marah.
PLAK!
Suara tamparan yang cukup keras terdengar di dalam rumah itu. Alena langsung terjatuh ketika Mama nya menamparnya dengan sangat kuat.
"MASUK KE KAMAR DAN JANGAN KELUAR SAMPE MAKAN MALAM!" Gertak sang Ibu kepada Alena.
Alena yang mendengar itu langsung berjalan menuju kamarnya melewati tangga yang tersedia di rumah nya itu. Alena langsung masuk ke kamar nya dan menutup pintu nya rapat rapat.
"Akh!" Teriak Alena sambil membanting tas nya ke tempat tidur nya. Dia langsung mengacak acak rambut nya frustasi. "Apa gw gak boleh bahagia sekali aja!"
Alena langsung mendudukkan dirinya di sudut kamar nya sambil menangis sedih. Kenapa kehidupan nya harus seperti ini? Apa dia tak bisa bahagia sedikit saja. Dia akan melakukan cara apapun itu untuk mendapatkan kebahagiaan walau hanya untuk sedetik saja.
Papa nya hanya sibuk bekerja dan sangat sering melembur di kantor nya, sedangkan Mama nya selalu membebaninya dengan pelajaran yang menunpuk. Dan sekarang orang yang menjadi cinta pertama nya sedang menyukai orang lain selain dirinya.
"Karina, BITCH! Dasar BITCH!" Teriak Alena sekencang mungkin, dia sangat marah kali ini bahkan baru kali ini dia semarah ini.
Jika saja bunuh diri itu tak sakit dia pasti sudah memilih bunuh diri sedari dulu, dan tak akan ada yang membebani pikiran nya lagi dan dia juga tak perlu memikirkan pelajaran lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS ✓ [END] (GHS GEN 1)
Teen Fiction❝Antagonis bukanlah sifat! antagonis itu hanya ada di Drama, namun apa antagonis tak boleh bahagia?!❞ -Alena Edlyn ❝Antagonis bisa menjadi sifat, karena orang tersebut benar benar seperti Antagonis di dunia nyata❞ -Zeandra Anggara ...