tumben?

1.7K 112 0
                                    

Pagi hari ini Alena sedang berada di ruang makan bersama Papa nya, sebulan sudah berlalu sejak hari itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari ini Alena sedang berada di ruang makan bersama Papa nya, sebulan sudah berlalu sejak hari itu. Papa nya sangat memerhatikan nya sekarang, dan Mama kandung nya atau yang dia sebut bunda nya, sangat sering berkunjung.

Reon, dia juga sudah menyelesaikan UN nya, dan saat acara perpisahan itu, entah kenapa Alena sangat sedih di buatnya.

Alena sedang mengoleskan selai ke Roti panggang nya, setelah mengoleskan selai dia langsung memakannya sesekali melihat handphone nya.

Alena langsung mengunyah Roti nya sambil menatap handphone nya, menunggu suatu pesan dari seseorang, orang itu sudah janji untuk menjemput nya pagi ini, siapa lagi jika bukan Reon.

"kamu udah mau kelas tiga, kan? Abis itu mau nyambung kemana?" Tanya Papa nya kepada Alena.

"Ga, tau juga sih pa. Kek nya UI aja deh pa," jawab Alena kepada Papa nya.

"Ngambil jurusan apa, Al?" Tanya Papa nya lagi kepada Alena.

"Apa, ya. Alena pengen jadi dokter, jurusan kedokteran aja, ya," jawab Alena kepada Papa nya. Papa nya langsung mengangguk paham.

Tak lama kemudian, ART mereka datang untuk menemui Alena yang sedang meneguk segelas susu hangat nya.

"Non, ada yang nungguin, Non," ucap ART itu kepada Alena.

"Siapa bi? Cowok?" Tanya Alena kepada ART itu. ART itu langsung mengangguk.

Alena langsung menenteng tas nya, dia langsung menghampiri Papa nya. "Pa, Alena pergi dulu ya."

"Siapa? Sama siapa?" Tanya Papa Alena kepada Alena yang hendak menyalami Papa nya.

"Teman Alena," jawab Alena kemudian meraih tangan Papa nya dan menyalami nya.

"Sebentar, Papa mau liat orang nya," ucap Papa nya. Papa nya langsung meneguk kopinya dan berjalan menuju ruang tamu bersama Alena.

Mereka berdua langsung berjalan beriringan menuju ruang tamu, Alena dan mengernyitkan dahinya saat melihat orang yang bukan Reon disana. Dia sedikit terkejut di buatnya.

"Zean? Reon mana?" Tanya Alena terkejut. Dia langsung mengecek handphone nya, dan belum ada balasan dari Reon.

"Dia lagi ngurusin surat surat pendaftaran untuk masuk kuliah," jawab Zean. Alena heran, dari mana Zean tau hal itu.

"Lo tau dari mana?" Tanya Alena heran.

Zean langsung menunjukkan layar handphone nya, dan terlihat satu pesan dari nomor yang tidak di ketahui, dan nomor itu adalah nomor Reon.

"Kenapa harus sama lo? Kenapa bukan yang lain aja gitu? Temen temen nya kek, memang kalian ada hubungan apa?" Tanya Alena sambil berkacak pinggang.

"Ya, mana gw tau. Udah cepat, udah mau terlambat," ucap Zean sambil menarik tangan Alena.

Alena langsung terkejut dibuat nya. Sejak kapan anak ini jadi begini? Bukan nya dia benci Alena yang dia bilang Antagonis.

"Eh? ... Pa, Alena pergi dulu," ucap Alena sambil melambai kearah Papa nya.

Alena langsung memasang helm nya dan naik ke motor Zean, padahal dia memiliki mobil, kenapa dia lebih sering memakai motor? Itu bukan urusan nya.

Zean langsung menyalakan motor nya dan berangkat menuju sekolah mereka. Motor melaju melewati jalanan menuju sekolah, udara masih segar karena jam masih menunjukkan pukul setengah delapan pagi.

Jarak antara sekolah dan perumahan Alena tak terlalu jauh, hanya memakan waktu dua puluh menit saja, entah itu jauh atau tidak.

"Pegangan, nanti lo jatuh!" Perintah Zean kepada Alena.

"Udah!" Jawab Alena dengan suara kuat karena jalanan yang begitu bising. Alena langsung memegang besi di belakang jok motor.

Zean melajukan motornya lebih cepat, reflek Alena terkejut dan langsung memeluk erat pinggang Zean sambil berteriak ketakutan.

"AAA! JANGAN NGEBUT!" teriak Alena sambil berteriak kencang.

"Nanti terlambat!" Jawab Zean kepada Alena.

(人*´∀`)。*゚+

Mereka sudah sampai di parkiran sekolah, Zean sudah memarkirkan motornya, banyak mata yang melihat mereka, mungkin mereka heran saat melihat mereka berdua yang tak pernah akur tiba tiba datang bersama.

Alena langsung melepaskan helm nya dan memberikan nya kepada Zean. Zean langsung menerima nya dan menaruhnya di motornya.

"Pagi, Zean, Alena," ucap seseorang. Alena yang tak asing dengan suara itu langsung menatap kearah nya, siapa lagi jika bukan Karina.

"Ah, pagi," jawab Zean kepada Karina. Dia langsung pergi meninggalkan mereka berdua begitu saja.

Alena memicingkan matanya kearah Karina. "Gw dah tau gimana lo sebenarnya, psycho!" Bisik Alena kepada Karina kemudian pergi meninggalkan Karina.

Alena langsung berjalan mengacuhkan orang orang yang sedang membicarakan nya itu. Alena berjalan melewati koridor, Zean sudah berjalan jauh di depan nya.

Dua Minggu lagi mereka akan ujian semester dua untuk kenaikan kelas tiga. Alena harus banyak banyak belajar lagi, oleh karena itu dia berjalan sambil membaca buku yang baru di ambil nya dari tas nya.

Alena berjalan menuju kelasnya, saat sampai di depan kelas nya, Alena langsung berjalan menuju bangku nya dan duduk disana.

Dia masih membaca buku nya, tak lama kemudian datanglah Karina menghampiri nya sambil membawa sebuah Tote bag.

"Nih, dari entah siapa," ucap Karina sambil tersenyum paksa kearah Alena. Alena ingat yang Asya katakan 'jauhi Karina'

"Ambil aja, gw gak mau," ucap Alena sambil mendorong Tote bag itu kembali kepada Karina.

"T - tapi kan, ini untuk lo, gak baik kalo gw yang nerima," ucap Karina dengan wajah memelas. Pintar sekali otaknya itu.

"Gw gak mau KARINA," ucap Alena menekan kata di akhir.

"Itu untuk lo," ucap Karina lagi sambil mendorong Tote bag itu kearah Alena.

"Kalo gw bilang gak mau ya gak mau!" Ucap Alena sambil mendorong Tote bag itu kearah perut Karina sehingga dia terjatuh.

Semua orang yang ada disana menatap Alena, mereka langsung membantu Karina. Banyak bisikan yang di dengar.

Ah, Alena sudah jatuh dalam jebakan nya. Lihat, semua orang kini menatapnya penuh kebencian.

ANTAGONIS ✓ [END] (GHS GEN 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang