Cpt-11

6.9K 523 73
                                    

Gapapa, aku sabar kok.

Author Pov.

5 hari, 5 hari sudah Edgar dan Raina bertengkar. Sudah 5 hari juga Edgar tak berbicara pada Raina walaupun mereka berada di satu ruangan.

Ucapan Edgar sudah melukai hati Raina terlalu dalam, siapa yang tidak sakit hati saat disebut murahan, orang yang paling dicinta lagi yang bilang.

Edgar sudah menyesali perkataanya, dia berulang kali meminta maaf. Tapi Raina tak mau perduli, sampai Edgar prustasi sendiri.

Dan Raina, dia memiliki rencana lain untuk menghukun kucing nakal seperti Edgar. Berdoa saja semoga dia tidak gila.

*****

"Apa ini?" pertanyaan itu terlontar dari bibir seksi Edgar, Raina hanya mengedik tak peduli. Sudah jelas apa maksud dari benda itu.

Sudah tertera disana "Baca, anda gak mungkin gak bisa baca" ucap Raina datar.

Edgar menunduk lagi, bibirnya melengkung sedikit ke bawah "Rain gak sayang Ed lagi.." cicitnya teramat pelan. Raina tidak dengar itu.

"Jadi, saya mohon di izinkan Pak" ujar Raina tenang, kenapa susah sekali mau minta persetujuan dari atasan.

Edgar memandangnya tajam, dia merobek kertas itu dan menggeleng keras. Dia sama sekali tak mau menyetujui surat keramat itu, tak akan pernah.

"Kenapa anda robek? Sangat tidak profesional sekali" cibir Raina. Tak biasanya Raina suka mencibir, dia lebih suka berbicara datar dan dingin, sesekali menggerutu.

Edgar mengepalkan kedua tangannya, matanya panas "Jadi benar..kamu emang mau pisah dari aku?" tanya Edgar dengan suara yang bergetar.

Dadanya sesak, seakan oksigen tak ada lagi yang masuk. Membuat Edgar sedikit sesak napas "Bukankah itu kemauan anda? Anda mana sudi bersama wanita murahan seperti saya" ungkapan sarkas itu menohok hati Edgar.

Dia memelas, memandang penuh permohonan pada Raina. Dia tidak bermaksud, sungguh Edgar sedang emosi dan tak tau apa saja yang meluncur keluar dari mulutnya.

"Aku minta maaf Raina, aku minta maaf. Aku emosi, aku emosi saat menerima kenyataan kamu gak mau hamil anak aku Rain.." lirih Edgar pilu.

Raina mengalihkan tatapannya, dia tak mau luluh hanya dengan melihat tatapan Edgar. Tidak boleh, jangan sampai itu terjadi.

"Bukannya sudah saya bilang, tidak untuk sekarang." ketus Raina. Dia malas berbicara hal tidak berguna bersama Edgar.

"Sudahlah, jika anda tidak setuju, saya juga tidak perduli." Raina sinis sekali, dia benar-benar dendam pada Edgar. "Rain..plis..aku mohon.." lirih Edgar.

Raina tak peduli, dia berjalan menuju pintu keluar, sebelum tangannya mencapai knop pintu, dekapan hangat penuh air mata mencapainya.

Bahu Edgar bergetar, isakan halus terdengar tepat di telinga Raina. "Aku..hiks..maaf..huhuuuuuu..hiks....maaf aku nakal..hiks..maafin aku Rain..huaaaaaaaaaaaaa maafin Edgaaaaaar" tangisan Edgar pun pecah.

Raina masih diam "Edgar cemburu..hiks..Ed gak suka Rain sama cowok lain..hiks..huhuuuuu Rain itu cuma milik Edgar!...hiks.." racaunya sembari mengeratkan pelukannya.

Dia mengeluarkan unek-uneknya, beban pikirannya.

"Ed..hiks..udah cukup Ed ditinggal mommy..hiks..daddy...hiks..abang Riel..udah cukup..hiks..kalau kamu ninggalin aku juga...huhuuuuu...lebih bagus aku bunuh diri aja..hiks.."

Raina tau betapa hancurnya Edgar, diusia yang masih sangat belia, dia harus kehilangan seluruh anggota keluarganya. Hanya Raina penopang Edgar saat ini, apa dia tega meninggalkan Edgar?.

Jawabannya, Ya. Raina tega, itu untuk memberikan Edgar pelajaran, agar mengatur emosi dan menjaga bibirnya dalam berbicara.

"Sudahlah, awas" gumam Raina, dia berusaha melepaskan pelukan Edgar.

Bruk!

"Aku mohon Rain...hiks..jangan tinggalin aku..hiks..Raina..jangan tinggalin aku.." Edgar berlutut di belakang Raina, dia benar-benar berharap Raina memaafkannya dan tidak meninggalkannya.

Tapi, Raina tetaplah Raina. Dia tak berbalik dan tetap membuka pintu ruangan, lalu keluar dari sana.

Edgar menegang, percuma. Kesalahan Edgar terlalu besar sampai Raina enggan memaafkannya "Hiks..RAINA!!..hiks..RAINA MAAFIN AKU RAINAAA!!..huhuu....hiks..jangan tinggalin aku.." Histeri Edgar yang memekakan telinga.

Brak! Brak!

"RAINA..hiks..RAINA AKU MOHON!!"

kaki Edgar terlalu lemas untuk sekedar berdiri, dia menangis sejadi-jadinya, dan sehisteris-histerisnya disana. Raina meninggalkannya.

Raina membencinya.

Edgar kehilangan kepercayaan dan cinta Raina.

Apa Edgar tak berhak bahagia?































Tbc.

Terkadang, pakai sistem vote itu penting. 80 vote 70 komen. Aku tunggu.

My Crybaby CEO 2 [Edgar Damienzee]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang