24 (⚠️)

9.4K 623 17
                                    


(TW; blood, violence―violent death, fire, use of firearm, sharp weapon and torture)


(Abaikan typo)

Happy reading💘

――――――――

Jungkook berjalan dengan gelisah mengikuti Seokjin. Terlampau panik ketika melihat Yoongi yang Ia temui di depan kediaman Seokjin dengan wajah lebam juga bahu dibalut dengan perban yang memperlihatkan darah yang merembas jelas. Pikirannya menerawang bagaimana keadaan Taehyung jika Yoongi saja bisa separah itu.

"Tak perlu panik seperti itu Jung, Taehyung bukan orang yang gampang merasakan sakit. Walaupun kakinya patah sekalipun dia pasti akan berkata jika ia tidak apa-apa. Jadi kamu santai aja, oke." Seokjin menenangkan namun tak membuat rasa khawatir Jungkook menghilang walaupun sedikit. Pikirannya malah semakin menerawang bagaimana jika kaki Taehyung benar-benar patah.

Pintu bercat putih didepannya dibuka lebar oleh Seokjin menampilkan sebuah ruangan terang dengan dinding bercat pastel. Jungkook melangkahkan kakinya perlahan untuk masuk, jantungnya berdegup kencang terlampau panik namun juga takut ingin bertemu Taehyung.

"Tae, kau tidur atau tidak?" ucapan Seokjin membuat Jungkook memusatkan pandangan kepada satu sosok yang sedang berbaring dengan tubuh membelakangi keduanya.

"Hei, jika aku panggil jawab jangan diam saja. Adik kurang ajar sepertimu itu mau aku tambah lukanya?"

Taehyung membalikkan tubuhnya untuk menatap sang kakak namun matanya malah terpaku kearah Jungkook yang kini berdiri dengan tubuh sedikit bergetar. Taehyung terburu bangun dari acara berbaringnya tanpa memperdulikan rasa sakit ditubuhnya.

"Jungkook, apa yang kau lakukan disini?"

Pertanyaan Taehyung malah membuat tubuh Jungkook semakin bergetar, bahkan hampir terjatuh jika saja Seokjin tak menahan tubuhnya.

Seokjin mendelikkan matanya kearah Taehyung. "Apa-apaan pertanyaanmu itu? Apakah kau tidak tau jika kekasihmu ini sangat mengkhawatirkanmu!"

Taehyung diam, tak menanggapi Seokjin sama sekali.

"Hhh, memang melelahkan punya adik seperti kamu itu." Seokjin memapah Jungkook untuk duduk dipinggiran kasur yang di isi oleh Taehyung. "Nah, kalian bicaralah berdua. Aku tak akan ikut-ikut. Permisi."

"Tutup pintu dan ketuklah dahulu sebelum masuk, Kim Seokjin!"

Seokjin memutarkan bola matanya lalu meninggalkan ruangan itu dengan senyum manis membuat Jungkook sedikitnya bingung mengapa Kakak dari kekasihnya itu terlihat biasa saja melihat Adiknya terluka lumayan parah.

"Kau, kenapa kau kesini Jungkook-ah?" Taehyung bertanya namun dengan pandangan lurus kedepan, tak menatap Jungkook sama sekali.

Jungkook diam, tak bergeming sama sekali.

Taehyung menolehkan kepalanya, menatap Jungkook yang kini sedang menundukkan kepalanya. "Hei, Jungkookie?"

Masih tak ada jawaban sama sekali membuat Taehyung sedikitnya gemas akan sifat kekasihnya tersebut.

"Jungkook-ah, kamu tahu bukan jika aku tak suka di abaikan?"

Ucapan Taehyung membuat Jungkook dengan cepat mengangkat wajahnya lalu sedikit terkejut karena Taehyung kini sedang menatapnya.

"I-iya―"

"Iya apa hm?"

Jungkook meremas pelan kedua tangannya. "So― sorry, a-aku cuma khawatir sama kamu,  soalnya sudah hampir 2 hari kamu tidak ada kabar."

Fifty Shades Of Mr. Kim [vk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang