11. LDK 1

52 37 9
                                    

Setelah keluar dari ruangan OSIS. Fino dan kawan-kawannya mampir ke warung mbak Aul. Mereka melihat Fadly seperti orang gila. Pasalnya dari tadi Fadly senyam-senyum, melirik tangannya lalu tertawa.

Fino sudah jengah dengan kelakuan Fadly yang seperti orang gila. Ia pun mencubit paha Fadly.

"Jangan dicubit, Fino. Sakit. Hahaha," setelah dicubit Fino bukannya sadar, Fadly malah tertawa lebih keras.

"Lo kesurupan apa gila si, Fad?" tanya Arion bingung melihat temannya mirip seperti orang gila.

Fadly pun kembali tertawa lalu menatap wajah Arion. "Gue gila, Yon. GUE GILA! hahaha."

Fino pun mengguncang-guncangkan tubuh Fadly dan membacakan ayat kursi. Selesai membaca ayat kursi, Gavin datang dan duduk disebelah Arion.

"Lo kenapa baca Ayat kursi?" tanya Gavin dan memakan cireng yang ada didepannya.

"Cireng gue!" teriak Arion karena cirengnya dimakan Gavin.

Gavin pun menghiraukan teriakan Arion dan menatap Fadly lama. "Lo seneng karena tangan lo di pegang Alya?"

Fadly melirik Gavin dan berdiri dari tempat duduknya. "Nah, ini nih baru temen gua. Peka."

"Segitu senengnya sampe-sampe kaya orang gila," Sindir Fino.

Fadly menatap Fino. "Ya seneng banget lah! Berarti Alfa kalah sama gue."

"Alfa kenapa?" tanya Arion menatap Fadly serius.

"Udah anak kecil ga boleh tau," jawab Alfa lalu menyumpel mulut Arion dengan cireng.

oOo

Keesokan harinya anak-anak yang akan mengikuti LDK berkumpul di Aula. Dan tak lupa mereka membawa perbekalan yang sudah mereka siapkan.

Panitia berkeliling untuk mengambil perbekalan yang dibawa peserta LDK. Setelah semuanya sudah terkumpul mereka bawa semua perbekalannya ke ruang OSIS.

Setelah semua perbekalan terkumpul. Mereka keluar dari Aula untuk mengikuti upacara pembukaan.

"Aduh cepetan dong pak, Panas ini. Ntar skincare gue luntur," ujar Moza pelan.

Alya yang berada dibelakang Moza maju satu langkah dan berbisik di telinga Moza. "Alay!"

Moza yang dibilang Alay pun mencubit pinggang Alya. "Anjir!"

Alya pun berteriak karena pinggangnya dicubit oleh Moza. Kini, Alya menjadi pusat perhatian karena tadi berteriak.

"Siapa yang tadi teriak?" ujar bapak kepala sekolah.

Memang Alya dan Moza kalo memulai keributan nggak liat tempat ataupun situasi. Tau bapak Yanto terhormat sedang menyampaikan amanat.

"Alya pak," adu Moza. Moza melirik kebelakang dan melihat tatapan tajam Alya.

"Jangan lagi-lagi ya, Alya. Berteriak disaat sedang melaksanakan upacara," ujar pak Yanto menasehati.

"Gue kira lo bakalan dihukum," ujar Moza kecewa.

"Berisik!" tegur kak Dewi.

Setelah mendapatkan bentakan dari Dewi. Alya mundur dan mensejajarkan barisannya.

oOo

Setelah upacara selesai. Mereka kembali kedalam Aula untuk menyimak materi pertama yang akan disampaikan oleh Pak Bowo.

Setelah materi pertama selesai. Waktu yang di tunggu-tunggu pun tiba. Waktu Istirahat. Pasukan Rendy dan pasukan Fino, langsung saja berlari keluar dari Aula untuk pergi ke warung mbak Aul.

"MBAK MI REBUS EMPAT MBAK!!" teriak Alfa kencang.

"MBAK MI REBUS DUA MI GORENGNYA JUGA DUA!! DARI TADI NIH MBAK!!" teriak Fadly tak kalah kencang.

"Apaan dari tadi. Gue duluan yang dateng ke sini," protes Alfa.

"Ngalah aja si, fa. Apa susahnya coba?" ujar Fadly dan mendapatkan cubitan dari Alfa.

"Nyela mulu lu jadi orang. Hidup lo itu meresahkan. Nggak Alya nggak pesenan mi. Nyela mulu," kata Alfa lalu mengambil cireng yang ada didepannya.

"Tapi gue duluan yang dateng!" protes Fadly yang akan mengambil satu mi rebus yang baru saja matang.

Alfa pun menarik tangan Fadly yang sedikit lagi akan menyentuh mangkok mi yang baru jadi. "Enak aja! Gue duluan."

"Nggak gue duluan. Lepasin!" protes Fadly dan berusaha melepaskan kedua tangannya yang dipegangi oleh Alfa.

"Nggak!"

"Lepasin! Itu pesenan gue."

"Nggak itu buat gue."

"Itu buat gue."

"Buat Alya aja. Boleh nggak?" tanya Alya yang tiba-tiba berada di samping Fadly.

"Boleh," jawab mereka kompak.

Alya pun mengambil mangkok yang berisi mi rebus. "Makasih ya," setelah mengambil mangkok yang berisi mi rebus. Alya pun tersenyum lalu meninggalkan mereka dan bergabung bersama teman-temannya.

"Gue meleleh," ujar Alfa lebay.

"Gue apalagi. Dah cair kek es krim," ujar Fadly lebih Alay.

"Senyumannya....
Yang indah bagaikan candu-"

Belum selesai Alfa dan Fadly bernyanyi. Seseorang memotong nyanyiannya dan mengubah liriknya.

"Yang ingin terus kalian lihat walau kaya asu."

"Anjir lo," umpat mereka kompak lalu berbalik secara bersamaan.

Saat berbalik. Betapa kagetnya Alfa dan Fadly melihat wajah Rendy yang menatap mereka tajam.

"Eh. Kakak ipar," kata mereka kompak dan bergantian menyalimi tangan Rendy sambil cengengesan.







-a l f i n o-

AlfinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang