Waktu terus berlalu. Tak terasa hari sudah sore. Kini para peserta LDK sedang mengantri untuk mandi setelah melakukan kegiatan yang melelahkan seharian.
Berbeda dengan peserta LDK lainnya yang sedang mengantri di toilet untuk mandi. Alya,Arsya dan Kesya malah pergi ke tempat wudhu. Mereka masing-masing membawa sebuah tote bag hitam yang berisi pakaian,sabun cuci muka,sabun mandi,sikat gigi serta pasta gigi.
"Loh,Al. Kok kita kesini?" tanya Arsya yang masih bingung dibawa Alya ke tempat wudhu.
"Iya. Katanya kita mau mandi tanpa ngantri?" tanya Kesya sambil mengeluarkan sikat gigi dari dalam tote bag.
"Iya. Kita mandi disini," Alya menjawab pertanyaan Arsya dan Kesya dengan santai. Berbeda dengan ekspresi mereka yang nampak kaget.
"LO GILA!!" teriak Arsya kaget. Masa iya mereka akan mandi disini dengan kondisi. Ahh sudahlah.
"Masa kita mandi disini," protes Kesya yang berpikiran sama seperti Arsya.
"Kita cuma cuci muka,gosok gigi,cuci tangan sama kaki doang. Nggak perlu buka baju," ujar Alya dan berjalan mendekati salah satu kran air wudhu.
"Terus kita ganti bajunya dimana?" tanya Arsya.
"Masa iya di aula. Kan banyak cowok-cowok," ujar Kesya menaruh kembali sikat giginya kedalam tote bag
"Gue ga ada bilang ganti baju di aula," balas Alya yang baru saja selesai mencuci mukanya.
"Terus kita ganti baju dimana? Tengah lapangan,gitu?" tanya Arsya ngawur.
"Boleh juga," jawab Alya lempeng.
"Astaghfirullah.Alya," ujar Kesya nyebut.
"Kenapa sampe nyebut? Emang gue setan?" tanya Alya sambil mengambil sikat giginya dari dalam kresek.
"Kembarannya," ujar Arsya pelan. Namun Alya masih bisa mendengarnya. Alya pun melirik ke arah Arsya tajam.
"Berarti lo temennya setan dong. Kan gue setan," balas Alya lalu mengambil pasta giginya yang berada di dalam kresek.
"Ye. Lagian gue gak habis thinking sama lo,Al. Gila lo mau ganti baju di tengah lapangan?" tanya Arsya kaget.
"Dah jangan kebanyakan cingcong. Cepetan mandi kilat!" perintah Alya.
"Gantinya dimana dulu?" tanya Arsya sambil merengek.
"Di dalam kelas," jawab Alya.
"Terus kalo ada yang ngintip gimana?" tanya Kesya. Kesya berpikir takut ada yang mengintip. Mending kalo cewek,kalo cowok. Bisa berabe.
"Getok pake sapu," jawab Alya simple.
"Ya kali kalo yang ngintip manusia. Kalo bukan, gimana?" tanya Arsya.
"ARSYA!!" teriak Alya dan kesya barengan. Spontan Arsya menjatuhkan tote bag-nya dan langsung menutup kedua telinganya menggunakan kedua tangannya.
oOo
Saat para cewek sedang mengantri di depan toilet untuk mandi. Berbeda dengan para cowok yang tidak mau membuang-buang waktunya untuk mengantri. Jadi, mereka memutuskan hanya berganti baju lalu menggeledah tas para cewek-cewek dan mengambil minyak wangi, deodorant,body lotion,bedak dan skincare yang tidak mereka ketahui kegunaannya.
"Weh. Mau pake sekinker yang lengkap sama body lotion yang buat kulit kinclong nggak?" tanya Rendy dan menenteng tas milik Alya.
"Ya mau lah," jawab Dylan semangat dan menaruh kembali tas milik Kesya.
"Iya. Biar gue makin ganteng," kata Dylan pede abis.
"Emang ada yang bawa skincare paket lengkap?" tanya Fino.
"Ada lah. Nih," ujar Rendy dan memamerkan tas milik Alya.
"Kayak tas nya bebi Alya,deh. Itu tasnya Alya?" tanya Fadly.
"Babi lebih cocok," sahut Alfa sambil menyemprotkan minyak wangi yang entah milik siapa di bajunya.
"Bentar lagi ada minyak wangi melayang ini," ujar Fadly sambil mengocok-ngocok minyak wangi yang ia ambil dari tas Moza.
"Baperan kayak Rendy," sahut Fino yang dibalas Rendy dengan melemparkan minyak wangi milik Alya.
Fino pun menghindar dan alhasil. Botolnya pecah karena terbuat dari kaca. Tanpa mereka ketahui. Alya,Arsya dan Kesya melihat kejadiannya. Alya pun mendekati botol minyak wanginya yang bernasib tragis.
"MINYAK WANGI GUE!!!" teriak Alya histeris. Pasalnya itu minyak wangi yang dibelikan Mamahnya di Korea minggu lalu.
"ALYA?" ujar mereka kompak sekaligus kaget.
Alya pun memunguti pecahan kaca nya dan melirik tajam ke arah Rendy dan menghampirinya. "RENDY!!" bentaknya.
"Eh. A-apa,A-al?" tanya Rendy gugup. Kalo sudah begini kejadiannya, pasti Alya akan memarahinya habis-habisan ditambah akan ngambek selama satu minggu.
"KAMU TAU KAN ITU MINYAK WANGI DIBELIIN MAMA?" tanya Alya ngegas.
Para cowok-cowok yang semula berada di dekat Rendy jadi mundur. Takut kena sasaran. "Tau. itu yang beli di Korea kan?"
"IYA. DAN LO KENAPA MECAHIN,BODOH?! ITU TUH WANGI BANGET. BISA TAHAN SEHARIAN. KENAPA LO PECAHIN?!!" teriak Alya frustasi.
"Gak sengaja," ujar Rendy pelan namun masih bisa didengar oleh Alya.
"LO BILANG NGGAK SENGAJA?! LO MECAHIN TUH BOTOL. BIKIN GUE FRUSTASI. KALO GUE FRUSTASI,TERUS DEPRESOT LALU MENINGGOY GIMANA?!" tanya Alya lebay dan membuat orang-orang yang berada di dalam aula tertawa.
"NGAPAIN TERTAWA?!" bentak Alya yang membuat mereka langsung kicep.
"Gue nggak mau tau. Pokoknya lo harus ganti. Nggak pake duit. Lo harus beliin minyak wangi merek yang sama yang lo pecahin. Kalo nggak. Gue aduin ke mamah sama nggak mau ngomong sama lo lagi," ancam Alya.
"Ya kali gue harus ke Korea,Al? Lagian minyak wangi yang kaya gitu tuh mahal. Gue nggak ada duit," protes Rendy. Mana mungkin ia meminta uang kepada Mamah dan papah nya. Bukannya dikasih malah diomelin nantinya.
"Udah tau mahal. Terus nggak ada duit. Kenapa dipecahin coba?" tanya Alya. "Nggak mau tau pokoknya. Lo harus beliin minyak wangi merek yang sama kayak yang lo pecahin,Titik."
oOo
-a l f i n o-
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfino
Teen Fiction"Lo cantik," kata Alfa. Seketika Alya dibuat terbang oleh perkataan Alfa. Alya menunduk menyembunyikan pipinya yang sudah merah. "Jangan berharap gue nembak lo, Masih kelas 8 gak boleh pacaran!" sambung Alfa dan Alya pun mendongakkan kepalanya dan k...