15. Jurit malam

34 18 9
                                    

"Betul, gak semua cowok itu pakboy, ada juga yang Babi."
-Alya-

Pukul 2 pagi para peserta LDK dibangunkan untuk menunaikan solat tahajud. Sebelum melaksanakan kegiatan jurit malam.

Brakkk

Galin menggebrak meja yang berada di dalam aula. Seketika, para peserta LDK yang sedang tertidur menjadi terbangun karena kaget.

Mereka hendak marah karena tidurnya diganggu. Namun, saat mengetahui yang menggebrak meja tadi adalah Galin, mereka mengurungkan niatnya. Bisa-bisa di kasih hukuman entar.

"UNTUK PESERTA LDK LAKI-LAKI, PERGI KE TEMPAT WUDHU!!" perintah Galin dengan suara tegasnya.

"Ngapain kak?" tanya Arion yang nyawanya belum sepenuhnya terkumpul.

"Nyuci baju," sahut Fino sambil mencubit pinggang Arion. Tuman soalnya, otaknya kalo loading lama.

"Sakit, oncom! Orang bangun tidur tuh di kasih sarapan. Bukan cubitan," protes Arion memukul paha Fino.

"Mending juga cubitan, bikin melek. Daripada harapan. Belum jam 8 udah laper," balas Fino. Ia tertawa dan memukuli paha Arion. Tapi....

"Fino sama Arion mau saya hukum?" tanya Galin.

"Ya jelas nggak lah kak. Siapa coba orangnya yang mau di hukum?"

"SEKALI LAGI! SELURUH PESERTA LDK KELUAR DARI AULA. PERGI KE TEMPAT WUDHU. LALU, SOLAT TAHAJUD. SAYA HITUNG SAMPAI TIGA. KALO DALAM HITUNGAN KETIGA, MASIH ADA PESERTA LDK COWOK DISINI. SAYA AKAN BERIKAN HUKUMAN. SATU..."

Hitungan pertama dari Galin membuat seluruh peserta LDK cowok berdiri.

"DUA.."

Hitungan ke dua dari Galin membuat mereka terburu-buru keluar dari Aula.

Setelah para peserta LDK laki-laki keluar dari Aula. Kini, Galin berganti menatap para peserta LDK perempuan tajam. Setajam silet.

"UNTUK PEREMPUAN AMBIL MUKENAH. TERUS NYUSUL PESERTA LDK LAKI-LAKI!"

Seluruh peserta LDK perempuan bernafas lega. Ya, karena kakak senior galak tersebut. Tidak memperlakukan mereka seperti peserta LDK laki-laki. Malahan, tuh orang langsung keluar dari Aula.

•°•°•

Semua peserta LDK sudah berada di dalam musholla. Tentu saja, sebagian murid ada yang kembali tertidur di dalam musholla, karena masih mengantuk.

"Si kang Galon, sangat-sangat meresahkan. Padahal gua masih ngantuk. Pengen gue ajak Gelud tuh orang," ujar Fino yang sedang bersandar di dinding. Karena tidak ada yang memberikannya bahu untuk Fino bersandar. Hiks sroott.

"Emang lo berani," tanya Dylan meremehkan. Gelud sama Iky aja kalah. Sok-sokan mau mukul lambennya senior paling galak. Yang ada si Fino udah di gantung di pohon beringin.

"Ya nggak lah! Gelud sama Iky aja gue kalah," jawab Fino terlalu jujur sekaligus bangga. Padahal, dia yang kalah. Sangat-sangat tulil.

"Berisik, dodol! Gua lagi tidur," sembur Rendy, karena Fino dan Dylan mengganggu tidurnya.

"Aduh kakak ipar. Mau Alpa kipasin nggak?" tawar Alfa, kebetulan ia sedang memegangi selembar kertas. Alfa pun mengipasi muka Rendy.

"Mau Jhonson tabrak nggak?" tawar Fadly ikut-ikutan. Namun, bertujuan menggoda Alfa.

"Terus, mau Layla tembak nggak?" Kini yang Fino ikut-ikutan menggoda Alfa.

AlfinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang