Sejak pagi Cha-Cha mengurung diri di kamar, dikelilingi kasur nya berserakan tisu, bungkus makanan ringan, susu dan sisa-sisa makanan yang sempat ia makan.
Untung saja Arkha tidak mampir menemui dirinya hari ini, mungkin ada pasien yang harus dia tangani. Jika Arkha tau kondisi apartemen nya sekarang seperti kapal pecah,mungkin saja dia akan di usir dari sini.
Cklekkkkkk.....
Suara pintu apartemen terbuka, Cha-Cha bisa mendengar itu langsung merasakan takut.
"Astagfirullah kenapa alat masker ini gak disimpan lagi ke tempat nya sih??" Cha-Cha menepuk jidatnya, ia tadi sempat ingin memakai masker namun tidak jadi karena rasa sakit nya datang lagi.
"Ya Tuhan, ini sayuran kenapa berserakan gini, Cha-Cha kamu buat apartemen saya seperti kapal pecah lihat saja kamu" Cha-Cha mendengar bahwa Arkha akan mengancam.
"Duhh, beloon banget sih gua, nyari mati sendiri kalo gini." Cha-Cha berdialog sendiri sambil merasakan sakit di perutnya.
Cklekkk....
"ASTAGFIRULLAHALAZIM, CHA-CHA MAKSUD KAMU APA SAMA SEMUA INI?!! RUANGAN BERANTAKAN KARENA ALAT DAN MASKER MASKERNYA, BANYAK SAYURAN YANG BERSERAKAN DI LANTAI, DAN SEKARANG LIHAT! LIHAT DISEKELILING KAMAR KAMU INI!! YA RABB!!" Arkha menaikan Okta suaranya. Terdengar mengerikan bagi Cha-Cha, ia takut dirinya akan di usir dari sini.
"Sekarang kamu ber--"
"Hikss.. Maaf Mas, Cha-Cha ga ada maksud buat ngerusak apartemen Mas ko" Cha-Cha keluar dari persembunyian nya di dalam selimut. Ia membuka selimut nya sampai dada.
Pertama kali Arkha menatap Cha-Cha dengan tatapan marah, namun Tampak mata yang sembab, hidung yang merah, dan wajah yang pucat.
"Kamu sa--"
"Jangan usir Cha-Cha Mas, Cha-Cha mohon. Nanti kalo udh gak kerasa Cha-Cha yang rapihin ko janji," Ucap Cha-Cha dengan jari telunjuk dan tengah diangkat, seperti bentuk V.
Arkha mengabaikan ucapan Cha-Cha. Ia memegang dahi Cha-Cha, tidak ada rasa panas didahi nya.
"Tidak panas tapi wajah pucat?" Tanya Arkha pada Cha-Cha.
"Anu Mas, Cha-Cha lagi datang bulan" Jelas Cha-Cha.
Arkha hanya mengangguk paham. Ia lantas berjalan keluar dari kamar Cha-Cha,namun
"M-mas" Panggil Cha-Cha
"Hmm?" Jawab Arkha yang berada di ambang pintu.
"Cha-Cha ma-mau minta tolong bo-boleh?"
"Kenapa?"
"Be-beliin Cha-Cha anu Mas-" Sungguh Cha-Cha merasa gugup menyebutkan benda yang ia maksud.
"Apa Cha?"
"Emm, beliin Cha-Cha itu emmm, roti Jepang nya cewe" Cha-Cha meremas selimut yang ia kenakan.
"Berapa?" Tanya Arkha yang berjongkok memungut sampah di bawah kasur Cha-Cha.
"Satu Pak, yang bungkus nya biru tua." Jelas Cha-Cha.
Arkha lalu bangkit lalu meninggalkan Cha-Cha. Sebenarnya Arkha peka dengan apa yang dibutuhkan Cha-Cha saat ini, ia pun tau di apartemen ini lupa menyiapkan pembalut.
Saat diperjalanan otak jahil dalam pikiran nya. Arkha tersenyum smrik ketika melihat apa yang akan ia beli.
____________
Arkha baru saja kembali ke apartemen. Ia mendengar suara gemercik air dikamar mandi kamar Cha-Cha.
Ia meletakan bungkusan di meja samping kasur milik Cha-Cha, dan mengumpatkan barang satunya.
Arkha menatap lega apartemen nya yang kini lumayan rapih tidak seperti tadi awal ia masuk ke sini.
Arkha merebahkan tubuh nya diruang TV yang beralaskan kasur lantai berbulu. Ia menonton tayangan yang ia sukai.
"Nah kan mampus, dewa mulai luluh sama nana!" Arkha menatap serius TV yang akhir-akhir ini disukai oleh para remaja perempuan dan emak-emak.
Saat sedang asik-asiknya menonton, Cha-Cha keluar dengan balutan aduk yang melingkari pinggangnya. Disini Cha-Cha udah pake baju ya bund jangan pada kotor pikirannya.
Arkha menaikan satu alis melihat Cha-Cha keluar dengan mata yang memerah menahan emosi.
"Mas kok beliin Cha-Cha roti bakar sihh!" Saat Cha-Cha keluar kamar mandi ia melihat bungkusan yang dikira pembalut tapi setelah ia buka ternyata itu roti bakar.
"Lah orang kamu yang minta beliin, saya udah nyari kemana-mana roti Jepang itu, tapi gak ada jadi saya berinisiatif beli roti bakar aja, siapa tau rasanya sama." Jelas Arkha dengan mata fokus menatap tayangan televisi tersebut.
"Tapi kan yang dimaksud Cha-Cha itu bukan ini Mas, yang di maksud Cha-Cha itu pembalut bukan roti bakar hikss..." Suara Cha-Cha terdengar bergetar.
Arkha melihat rintikan air mata dipipi Cha-Cha seketika bangkit dari duduknya lalu memberikan bungkusan yang sedari tadi ia sembunyikan.
"Ini yang kamu maksud kan?" Tanya Arkha sambil berjalan mendekati Cha-Cha.
Cha-Cha menerima pemberian Arkha, melihat dan memastikan bahwa yang diberikannya itu benar.
"Udah gak usah nangis lagi, nanti makin jelek eh canda jelek" Arkha menoel dagu Cha-Cha.
"Ihh, Cha-Cha itu cantik. Mas yang jelek!" Cha-Cha kesal dengan ucapan Arkha.
"Iya cantik eh nggak Cantik banget" Goda Arkha dengan alis yang diturun naikan.
Seketika pipi Cha-Cha memerah merasakan hawa panas di sekitar wajahnya.
"Cie blushing ciee" Arkha makin menggoda nya.Cha-Cha lalu berlari ke dalam kamar, dan melihat wajahnya di kaca. Terpampang semburat merah dipipi nya. Ia hanya bisa tersenyum, Arkha yang ia tahu itu sosok pria dingin dan datar. Tapi mengapa sikap ia belakangan ini berubah?
Assalamu'alaikum semua haiii gimana hari minggu nya menyenangkan? Sambil mengisi waktu kosong kalian di hari minggu aku coba buat update lagi nih hehe..
BTW Arkha udah kayak cwe aja ya liatnya sinetron, kalian sadar gak sih sikap Arkha akhir-akhir ini berubah:v
Bikin Cha-Cha blushing pula.
Arkha emang bedaTandai kalimat atau kata yang belum benar
Vote komen bund🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Chakra [On Going]
Fiksi RemajaApa jadinya jika kita bertemu dengan orang yang baru kita kenal, lalu orang itu rela memberikan semuanya yang kita butuhkan? Bingung bukan, sama seperti Riska atau biasa disebut Cha-Cha. Ia bertemu dengan seorang dokter yang membawanya kerumah saki...