Setelah hampir Satu jam di perjalanan, Cha-Cha dan Arkha sampai di apartemen milik Arkha.
Setelah keluar dari lift mereka berjalan sedikit ke arah timur. Cha-Cha mengikuti Arkhan dari belakang, bak layaknya seorang anak dan bapak, sampai akhirnya Arkhan berhenti disebuah pintu apartemen dan masukan pasword.
"Wahh... Rapi banget dok, ini pasti istri dokter rajin banget ya bersihinnya sampe serapi dan sebersih ini" Cha-Cha berdecak kagum saat Arkhan membuka pintu apartemen, yang memperlihatkan seluruh ruangan yang sangat rapi, bersih dan wangi.
"Saya belum memiliki istri Cha," Jawab Arkhan sambil mendudukkan diri disofa tengah ruangan tersebut.
"Alahhh dasar cowok, nemu cewek cantik dikit ngaku singel padahal udah punya bini" Ujar Cha-Cha sambil berjalan meneliti sudut ruangan.
"Jika benar pun apa untungnya bagi saya"
"Maksud dokter?" Cha-Cha tak paham dengan yang di kata-kan Arkhan.
"Tidak bisakah, kamu tidak menyebut saya dengan embel-embel dokter?"
"Iya Pak--"
"Saya bukan bapak kamu!" Protes Arkhan saat Cha-Cha memanggilnya dengan kata pak
"Ya terus gua harus bilang apa, Om gitu? Lagipun umur dokter ehh' Om maksud saya, beda selisih belasan tahun dengan saya." Tuturnya
"Setua itu wajah tampan saya?" Balasnya dingin.
"Gua gak bilang Om itu tua, gua cuma bilang umur kita beda belasan taun,"
"Stop calling me Om, panggil saya Mas atau kamu keluar dari apartemen saya?!" Ancam Arkhan.
Cha-Cha seketika langsung Spechles ucapan Arkhan, jika ia keluar dari apartemen ini lalu dimana ia akan tinggal?
"I-iya mas," Ucap Cha-Cha gugup.
"Sampai kapan kamu mau berdiam diri disana?" Tanya Arkhan saat melihat Cha-Cha sedari tadi berdiri di sudut ruangan.
"Emm maaf--"
"Kamarmu disebelah kanan, dalam lemari sudah ada baju dan perlengkapannya. Jika ada keperluan-mu yang kurang jangan sungkan untuk meminta pada saya. Saya keluar dulu bentar, di kulkas masih banyak stok makanan jika mau lapar kamu bisa habiskan semuanya." Arkhan berjalan meninggalkan Cha-Cha dalam apartemen itu.
Cha-Cha masih bingung dengan Arkhan, orang yang membantu dan membawanya ke rumah sakit serta rela menampungnya di apartemen pribadi.
"Sepercaya itu dia ke gua?" Tanya Cha-Cha pada diri sendiri.
Cha-Cha lalu masuk ke kamar yang ditunjukkan Arkhan, kamar bernuansa putih gading dan coklat itu cukup minimalis namun memberikan kesan elegan dengan penataan nya yang rapih dan wangi aroma cokelat.
Cha-Cha membuka lemari, yang menampilkan beberapa lapisan dan deretan baju wanita didalamnya bahkan dalaman pun ada disana.
Matanya beralih ke meja rias, disana terdapat beberapa make-up dan skincare yang lengkap, serta beberapa deretan minyak wangi diatas meja tersebut. Sungguh menakjubkan bukan?
"Bukannya dia tadi bilang ke gua kalo dia belum punya istri?, lalu ini semua punya siapa? Kenapa semua barang-barang cewek kumplit dikamar ini?, atau mungkin dia sering sewa cwek gadungan di clubbing? Jangan bilang gua cwe yang kesekian untuk dia cobain. Nggak nggak gua gak mau!" Cha-Cha tak habis pikir siapa lelaki yang sekarang rela menampungnya ini, hingga Cha-Cha terlelap diatas kasur dengan posisi memeluk guling sangat erat.
Nah lohh ko bisa sih Arkhan punya satu kamar yang isinya perlengkapan cwe semua, kumplit pula. Apa yang dipikirkan Cha-Cha itu benar jika Arkhan itu laki-laki hidung belang yang sering membayar wanita clubbing? Atau mungkin ada kesan tersendiri dari Arkhan yang belum Cha-Cha ketahui?
Belum pandai dalam kepenulisan, mencoba untuk menggali keahlian dalam membuat cerita. Mohon kritikan dan suport ya kawan-kawan, tandai kalimat/kata yang kurang dimengerti atau tanda yang kurang tepat.
Udah kasih tanda ⭐ belum?
KAMU SEDANG MEMBACA
Chakra [On Going]
Teen FictionApa jadinya jika kita bertemu dengan orang yang baru kita kenal, lalu orang itu rela memberikan semuanya yang kita butuhkan? Bingung bukan, sama seperti Riska atau biasa disebut Cha-Cha. Ia bertemu dengan seorang dokter yang membawanya kerumah saki...