nikah?

254 28 1
                                    


"Ya emang lu dulu tuh paling populer banget kan di kampus, mangkanya tuh cewe satu fakultas bahkan fakultas lainnya pada suka banget sama lu. Sampe-sampe Monica ngincer lu sampe segitunya, padahal dipikir pikir masih gantengan gua dari lu," Ucap Revaldo yang duduk di dekat bankar rumah sakit.

"Yaelah lagian gua mah emang bibit unggul, jadi wajar aja kalo banyak yang ngincer gua, tapi gua mah risih jujur sampe sekarang aja masih ngerasa gak nyaman, kalo ada yang ngincer gua sampe segitunya kayak Monica, untung aja Monic ditugasin diluar negeri, jadi bisa bebas haha" Balas Arkha yang terduduk diatas bankar rumah sakit sambil memakan buah jeruk ditangannya.

"Yee lu mah, orang mah kepengen banget jadiin si Monica gebetan, sedangkan dia cantik, bahenol, jangan lupa kha dia anak dari pemilik perusahaan terbesar di Indonesia loh. Lu malah sia-siain yang kayak gitu hadeuh!" Revaldo lalu melipat tangannya didepan dada.

"Yaiya emang orang pada kepengen banget sama Monic, salah satunya lu yakan?" Tebak Arkha. Seketika wajah dan telinga Revaldo merasa panas, menahan rasa malu.

Sudah hampir Tiga jam arkha sadarkan diri, dia sangat terlihat orang seperti biasa, yang selalu ceria, seperti tidak memikirkan atau merasakan rasa sakit yang ia rasakan. Arka bilang "Seorang dokter itu harus sehat, sakit itu bukan berarti lemah tapi sakit itu latihan mental dan daya tahan"

Sebenarnya Arkha ingin sekali menghubungi gadis yang tinggal di apartemen nya. Namun ia merasa tidak enak pada Revaldo yang sedari tadi menemani nya dengan membahas tentang kisahnya saat mereka masih menjadi mahasiswa disalah satu Kampus di kota yang ia tinggali.

Ting...
Tiba-tiba suara notifikasi dari handphone milik Revaldo berbunyi. Revaldo pun langsung membaca isi notifikasi nya lalu memasukan kembali ke dalam kantung celana nya.

"Ar, kayaknya gua ada urusan dulu deh. Lu gak papa kan gua tinggal sendiri?" Revaldo berdiri merapihkan pakaiannya.

"Lah emang kenapa kalo gua sendiri Do?" Tanya Arkha bingung.

"Takut ada suster genit nyulik lu, nanti gua juga yang ribet nyarinya harus kemana" Jawab Revaldo sambil berjalan keluar ruangan.

Cklekkk...
Brak...
"Awshhh..." Ringis seseorang yang Revaldo tubruk didepan pintu ruang rawat Arkha.

"Ah sorry sorry, maaf saya buru-buru!" Lalu Revaldo pergi dengan langkah terburu-buru.

Seseorang yang ditabrak Revaldo itu hanya menatap kepergian Revaldo dengan tatapan bingung, tanpa disadari ada yang memperhatikan nya didalam.

"Ehemm, udah liatin cowok ganteng nya udah?!" Arkha membuat Cha-Cha terkejut, Cha-Cha yang menyadari seseorang yang duduk diatas bankar sana, langsung menatap tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.

Cha-Cha langsung menuju Arkha lalu memeluknya. Sungguh Cha-Cha rindu kehadiran Arkha dihidupnya, setelah beberapa hari menghilang, lalu mendapat kabar bahwa dia tabrakan.

Sama halnya dengan Arkha, ia pun merindukan gadis yang saat ini memeluk dirinya. Arkha bersyukur karena rasa rindunya terbayarkan, tapi dari mana Cha-Cha tau jika dirinya sedang disini?, ntahlah Arkha tidak memikirkan hal itu.

Cukup lama Cha-Cha memeluk Arkha, Arkha pun lalu membalas pelukannya.
Arkha menyadari punggung Cha-Cha bergetar, dan bisa dibilang baju Arkha pun basah. Apakah Cha-Cha menangis?

"Heii, kamu kenapa? Kok nangis?" Arkha melepas pelukan mereka, dan tatapan pertama yang ia lihat mata dan pipi Cha-Cha sudah basah akibat air mata.

Cha-Cha menatap Arkha dengan air mata yang terus mengalir, tak bisa dibendung. Sungguh Cha-Cha sudah berfikir bahwa ia akan kembali kehilangan seseorang lagi dihidupnya, namun ternyata itu salah, Arkha dia masih mau menemani Cha-Cha untuk melanjutkan kehidupannya.

"Hei, udah dong jangan nangis. Kamu gak suka ya saya sadar?, atau kamu masih marah gara-gara saya bentak kamu waktu itu?" Tanya Arkha panik.

"Bu-bukan gitu, Cha-Cha kira Mas Arkha bakal ninggalin Cha-Cha sendirian. Cha-Cha seneng banget liat Mas Arkha sadar, setiap Cha-Cha jaga Mas sama sekali gak ada perubahan. Cha-Cha udah takut hikss--" Ucap Cha-Cha dengan nada tersedu-sedu.

"Stttt.. Dengerin saya, inget saya gak bakal tinggalin kamu sendirian buat lanjutin hidup. Saya janji ke diri saya sendiri bahwa saya akan temani kamu sampai kamu dapat orang yang bisa membuat kamu hidup bahagia paham?" Arkha menghapus air mata Cha-Cha. Cha-Cha menganggukkan kepalanya, lalu tersenyum tipis.

"Udah gak usah nangis, gausah cengeng" Arkha mencubit pipi milik Cha-Cha.

"Sakitlah Mas!!" Protes Cha-Cha saat mendapat cubitan dari Arkha.

"Hehe maaf" Arkha menggaruk tekuk kepalanya.

"Gak, Cha-Cha marah ke Mas!" Cha-Cha melipat tangannya lalu membuang muka.

Arkha sangat gemas dengan tingkah Cha-Cha saat ini, sungguh ia merindukan sifat Cha-Cha yang seperti ini. Hingga ide jahil pun melintas di pikiran Arkha.

"Aduhhh tolong Cha--" Arkha berlaga dengan tangan yang diletakan di kepala disertai ekspresi yang kesakitan.

"Astagfirullah, Mas kenapa?" Cha-Cha terkejut melihat Arkha.

"Cha, sa-sakitt!!" Ucap Arkha lagi, masi dengan ekspresi yang sama.

"Mas, be-bentar Cha-Cha panggil dokter dulu!" Cha-Cha hendak berlari memanggil dokter namun Arkha menahan nya.

"Jangan Cha, saya gak kenapa-napa ko awshhhhhh"

"Tapi Mas kayak yang kesakitan gitu, Cha-Cha panggil dokter dulu ya" Wajah panik Cha-Cha tidak karuan

"Sa-saya lapar Cha, hehehe" Arkha tertawa tanpa merasa bersalah.

"Ihh nyebelin banget si!!" Cha-Cha memukul-mukul lengan Arkha kesal.

"Nyebelin tapi ngangenin kan yakan???" Arkha menaik turunkan alisnya mencoba menggoda Cha-Cha.

Pipi Cha-Cha seketika langsung bersemu merah melihat aksi Arkha.

"Ngga yah jangan ge-er jadi orang. Lagi sakit juga!" Cha-Cha mencubit paha Arkha yang tertutup selimut.

"Awshhh sakit lah, KDRT mulu jadi cewek, ditinggalin baru tau rasa kamu" Protes Arkha sambil mengelus ngelus pahanya.

"Lah kan itu berlaku buat yang udah nikah, buat suami istri doang kita kan cu--"

"Yaudah besok besok kita nikah kalo gitu" Arkha memotong perkataan Cha-Cha. Tanpa mereka sadari dibalik pintu rawat Arkha ada sepasang mata yang melihat mereka berdua, dengan senyuman yang mengembang.

Assalamu'alaikum...
Heyooooo CHAKRA Come back guys 👋
Sebelumnya mohon maaf baru bisa update lagi:( sumpah prakerin kerja dilapangan cape nya tiada tara wk, berangkat pagi pulang mlm parwah gak tuhh..

Okee gimana part yang lumayan panjang ini?
Masih ada yang rela nunggu kelanjutan cerita ini gak?
Yakin gak mau follow akun? Bakal aku fllbck loh asli gak boong 😜

Vote+ komen sangat berarti buat ku😛

Chakra [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang