senjata makan tuan

187 25 5
                                    

Minggu pagi yang cerah, Chaca memulai aktivitas pagi nya dengan melakukan lari pagi ditaman dekat apartement, setelah itu ia menyiapkan sarapan yang sudah ia buat sebelumnya.

Ia melirik ke arah pintu kamar Arkha yang baru saja terbuka, menampilkan Arkha yang berada di balik pintu itu dengan wajah khas bangun tidur, namun Chaca rasa ada yang beda dari Arkha pagi ini

Arkha menghampiri Chaca yang sedang berdiri menyusun makanan yang ada diatas meja. Lalu Arkha memeluk pinggang ramping Chaca dari belakang dengan wajah yang ditenggelamkan dileher Chaca.

Sungguh Chaca sangat terkejut dengan apa yang Arkha lakukan, Chaca mematung selama tubuhnya di peluk oleh pria itu,detak jantungnya tidak bisa dikendalikan.

Tangan Arkha makin mengeratkan pelukannya, membuat Chaca tersadar. Chaca langsung melepaskan tangan kekar yang memeluknya, namun nihil tangan kekar itu masih setia mengeratkan pelukannya.

"M-mas apa sih lepas!" Pinta Chaca dengan jantung yang masih berpacu cepat.

"Emm.. Biarin gini dulu yah, dingin banget ini" Tolak Arkha lalu membalikan tubuh Chaca yang semula membelakangi nya menjadi menghadap dirinya.

"Jangan gini, ki-kita bu-bukan muhrim Mas. Nanti ada setan yang ngegoda!" Peringat Chaca. Mau bagaimanapun ia masih tau batasan antara laki-laki dan perempuan yang belum Muhrim.

"Kamu ga ngerasain tubuh saya yang panas ini hmm?" Arkha membawa Tangan kanan Chaca ke atas dahi Arkha.

"Ya ampun Mas, kamu panas ko bisa sih? Ayo sini mending Mas itu diem di kamar istirahat!" Chaca menarik Arkha menuju kamar pria tersebut, Arkha hanya tersenyum mendapat perlakuan seperti itu.

"Udah Mas istirahat, Chaca buatin Mas bubur dulu sebentar eh--" Saat hendak meninggalkan Arkha tiba-tiba lengan Chaca ditarik oleh Arkha, menjadikan Chaca terjatuh diatas tubuh Arkha. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan Arkha langsung memeluk tubuh Chaca kembali.

"Jangan kemana-mana, temenin saya aja disini!" Arkha memeluk tubuh Chaca kembali. Ia dapat merasakan detak jantung Chaca yang berpacu cepat didalam sana.

Menatap wajah gadis polos dengan posisi sangat dekat seperti ini membuat ia merasakan sesuatu berbeda di dalamnya. Begitu juga dengan Chaca.

"Gila cakep banget sih ini orang, Justin bieber juga kalah kalo gua bandingin dari jauh mah eh' udah idungnya mancung banget kayak ujung monas, belum lagi kulit wajah nya beuh insecure neneng bang, gak ada yang namanya noda bekas jerawat, bersih terawat banget. Bulu mata udah kayak pake eyelash lentiknya bukan maen, alis udah kayak di sulam beuh tersusun sempurna dah lebat banget, atasnya aja lebat apalagi bawahnya eh'. Bibirnya jangan di lewatin nih pink natural banget  tambah lagi tipis bagian atasnya, no kumis-kumis sekitar bibirnya. Mulus mulus banget!!"

Chaca berdialog sendiri dalam hati, mengamati pemandangan depannya yang tak boleh terlewatkan. Cukup lama Arkha bertahan menahan ekspresi agar tidak tertawa karena gadis didepannya terus menatap wajah nya.

"Ekhemm--" Daheman Arkha membuyarkan lamunan Chaca. Sedangkan gadis itu gelagapan menahan rasa malu.

Chaca segera melepaskan diri dari pelukan Arkha, selain tidak baik dipandang orang ini juga tidak baik untuk kesehatan jantung nya.

Ia meninggalkan Arkha tanpa sepatah katapun. Sungguh ia merasa malu tertangkap basah memandangi wajah yang hampir sempurna itu.


Vote + komen
🦋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chakra [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang