Sore yang cukup cerah, Cha-Cha sedang bersiap-siap untuk pergi berlari disekitaran taman dekat apartemen.
Cha-Cha keluar kamar memakai celana training abu-abu, kaos putih, dan sepatu sneakers warna putih. Arkha memperhatikan penampilan Cha-Cha dari ruang TV.
"Mau kemana?" Tanya Arkha pada Cha-Cha yang sedang berjalan menuju dapur
"Dapur ambil botol air" Jawabnnya sambil mencari botol air dilemari.
"Ck, bukan itu maksud saya. Kamu mau kemana pake pakean kayak gitu" Arkha berdecak.
"Oh ini Cha-Cha mau joging, Mas dokter mau ikut?" Tawar Cha-Cha sambil menutup botol di tangannya.
Arkha berdiam mempertimbangkan tawaran Cha-Cha. Tiba-tiba ia berjalan melewati Cha-Cha dengan wajah datar.
Brukk...
Arkha menutup pintu kamar nya kencang. Cha-Cha menatap bingung dengan kelakuan arkha yang berubah-ubah, kadang dia bisa bersikap manis terhadapnya kadang juga dingin melebihi kutub utara.
Cha-Cha berjalan menutup pintu apartemen nya, saat Cha-Cha akan memencet tombol lift untuk turun kebawah tiba-tiba seseorang dari belakang sudah memencet terlebih dahulu.
"Mas?" Cha-Cha terkejut ternyata orang dibelakangnya adalah Arkha, yang sudah rapih menggunakan training hitam dan kaos abu-abu dan sepatu sneakers warna hitam, serta handuk kecil yang disimpan dipundak nya.
"Kenapa saya ditinggalin, kamu yang ngajak kamu yang ninggalin" Protes Arkha sambil melangkah masuk kedalam lift.
"Ya kan Cha-Cha gatau kalo mas mau ikut abisnya Mas tadi ekspresi nya susah ditebak!" Sewot Cha-Cha ia berbalik badan membelakangi Arkha dalam lift dengan tangan yang dilipat depan dada.
_________________
"Mau minum?" Tanya Arkha saat mereka berdua sedang istirahat dibawah pohon besar.
Cha-Cha menganggukkan kepalanya, saat Arkha mencari minum tiba-tiba ada anak kucing berwarna putih menghampiri Cha-Cha.
Melihat hewan menggemaskan itu pun Cha-Cha langsung meraihnya dan memangku diatas kakinya. Ia mengelus tubuh kecil kucing itu, terlihat ada luka di kakinya membuat si kucing itu susah berjalan.
"Ishh siapa sih yang bikin kamu kayak gini pus?" Cha-Cha mengelus kepala kucing tersebut.
"Kasian kamu pasti gak punya siapa-siapa ya, gak punya mama, gak punya sodara, pasti ayah kamu gak mau ngakuin kamu itu anaknya ya? Jahat banget dunia perkucingan,tenang aja ya sekarang kamu punya Cha-Cha kok,kita sekarang keluarga,gak ada lagi yang telantarin kamu gak ada lagi yang jahatin kamu ,karna sekarang kamu bakal tinggal di apartemen Mas dokter" Cha-Cha berdialog sendiri
"Nih minumnya, APAAN TU!!!" Cha-Cha terkejut bukan main saat Arkha teriak didepannya.
"Cha-Cha apa-apaan sih kamu, ngapain pegang kucing itu, jorok banget sih jadi cwek. Pulangin ke tempatnya lagi ca!" Arkha merasa geli ketika melihat anak kucing diatas pangkuan Cha-Cha.
"Apa sih Mas, kasian anak kucing nya ini. Dia gak punya siapa-siapa dia sebatang kara, sama kayak Cha-Cha sekarang mangkanya Cha-Cha pengen dia itu jadi temen Cha-Cha, Mas liat deh tuh kakinya luka. Mas bantuin obatin dong kan Mas dokter tuh pasti tau obatnya apaan" Beo Cha-Cha pada Arkha, sedangkan Arkha hanya menatap Cha-Cha tak percaya, mana bisa seorang Arkha mengobati kucing, dia memang memiliki gelar dokter, tapi bukan dokter hewan.
"Cha, saya bukan dokter hewan, saya mana paham kayak gitu. Udah mendingan simpen ke tempat kamu temuin deh ihh jorok banget!" Ucap Arkha sambil menatap kucing itu geli.
"Gak boleh gitu dong, kasian dia itu sekarang jadi anggota keluarga kita di apartemen. Call me bunda and panggil dia Papa oke?" Cha-Cha berbicara dengan kucing layaknya berbicara pada manusia biasanya. Dan kucing yang sedang ia pegang pun membalas ucapan Cha-Cha dengan kata "meoww"
Arkha terkejut saat mengetahui bahwa Cha-Cha akan membawa kucing itu ke apartemen nya, ia sudah tidak bisa membayangkan bagaimana apartemen nya nanti jika ada seekor anak kucing, yang pasti akan buang kotoran seenaknya, belum lagi bulu yang rontok.
"Jangan lah Cha, kucing juga punya kehidupan sendiri lagi pu--"
"Ciaw ikut sama kita valid no debat!!" Cha-Cha pergi meninggalkan Arkha sendiri yang berdiri memikirkan bagaimana usahanya agar kucing itu tak ikut masuk kedalam kehidupan nya.
___________
"Mas, Cha-Cha kan lagi marah ke Mas, berati Mas dokter harus kabulin kemauan Cha-Cha apapun itu oke?" Celoteh Cha-Cha yang duduk disamping kursi pengemudi, dengan tangan yang tak lepas mengelus tubuh kecil milik kucing putih itu. Tak mau debat Arkha hanya berdehem menyetujui apa yang dipinta gadis disamping nya.
"Sebagai orang tua angkat yang baik, kita harus menyiapkan keperluan baby ciaw, mulai dari makannya, susu, popok, baju, alat bermain, cemilan, kandang, pasir dan yang lain-lain. Tapi sebelum itu kita harus bawa baby ciaw ke rumah sakit hewan dulu kasian ini hmm" Ntah, Arkha sudah tak habis pikir bagaimana bisa jika seorang gadis disampingnya meminta permintaan hanya untuk anak kucing itu. Arkha hanya menggeleng pelan kepalanya.
"Mas gak mau gendong ciaw?" Tanya Cha-Cha, Arkha tersentak saat itu juga.
"Lah Mas kenapa? Ouh jangan jangan Mas dokter takut kucing yaaaa?" Yap Arkha ketahuan, sedaritadi ia menghindari jarak dengan kucing disamping Cha-Cha itu karena ia takut.
Cha-Cha menjahili Arkha dengan mendudukkan ciaw dipangkuan Arkha. Seketika Arkha merasa jantung miliknya berdetak kencang.
"Cha awasin gak jangan sampe bikin saya emosi, lihat saya sedang mengemudi. Kamu mau kenapa-napa?!" Cha-Cha langsung menyengir tak bersalah lalu mengangkat kucing itu kembali ke pangkuannya.
"Payah, Dokter ko takut kucing" Ejek Cha-Cha pada Arkha.
Haiii I'm coming babe...
Wah Cha-Cha udah jadi bunda aja ya hehe... Ayah Arkha ko malah takut sama baby ciaw sih padahal kan gemoy parah ciaw nya><Tandai kata/kalimat yang kurang dimengerti
Vote + komen say😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Chakra [On Going]
Teen FictionApa jadinya jika kita bertemu dengan orang yang baru kita kenal, lalu orang itu rela memberikan semuanya yang kita butuhkan? Bingung bukan, sama seperti Riska atau biasa disebut Cha-Cha. Ia bertemu dengan seorang dokter yang membawanya kerumah saki...